Minggu, 27 Mei 2012

Eksternalitas dari Ekonomi Lingkungan


Eksternalitas dari Ekonomi Lingkungan
Wuryanti Kuntjoro ; Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas Islam Sultan Agung
SUMBER :  SUARA MERDEKA, 26 Mei 2012



KEHADIRAN eksternalitas merupakan gejala penting dalam kehidupan modern. Efeknya bisa kita lihat di mana-mana, semisal pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah, polusi udara, banjir, longsor, dan semburan lumpur Lapindo Sidoarjo Jatim. Juga kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, asap rokok bagi perokok pasif, dan semuanya itu baru sedikit contoh, yang menjadi perhatian utama teori ekonomi lingkungan, kaitannya dengan  sistem akuntansi Islam, khususnya akuntansi sosial ekonomi (ASE).

Eksternalitas muncul bila tindakan seseorang atau sekelompok orang menjadi beban atau memberi manfaat bagi pihak kedua atau ketiga. Dengan kata lain eksternalitas bisa diartikan biaya atau manfaat yang timbul dari kegiatan atau transaksi tertentu yang dibebankan atau diberikan ke berbagai pihak, yang tak terlibat dalam transaksi atau kegiatan itu (Karl E Case & Ray C Fair).

Kadang eksternalitas disebut sebagai efek limpahan atau efek ketetanggaan. Keputusan yang tidak efisien muncul ketika pengambil keputusan tidak mempertimbangkan biaya dan manfaat sosial (social and benefit cost). Padahal sebagai umat Tuhan, kita harus selalu bersahabat dengan alam dan lingkungan sebagai karunia Allah SWT.

Contoh lain efek eksternalitas adalah ketika mengemudikan mobil menuju pusat kota pada jam-jam sibuk, saya berarti ikut menambah kemacetan di jalan yang saya lewati dan menimbulkan biaya bagi pihak lain, dalam bentuk hilangnya waktu orang lain karena terjebak kemacetan dan efeknya bagi kesehatan akibat dari emisi gas buang mobil saya.

Melihat fakta itu kini kita bisa melihat betapa makin tertekannya kehidupan sosial, baik di tingkat internasional, maupun nasional, maupun lokal. Kesadaran masyarakat perlunya menjaga  kelestarian lingkungan demi kehidupan mereka kemudian menjadi pendorong munculnya akuntansi sosial ekonomi (ASE).  

Menekan Ekses

Fungsi ASE adalah memberi informasi social report sejauh mana unit organisasi, negara, atau dunia memberi kontribusi positif atau negatif terhadap kualitas hidup manusia/ masyarakat. Sistem akuntansi ini mengidentifikasi, menilai, dan mengukur aspek penting kegiatan sosial ekonomi perusahaan dan negara dalam memelihara kualitas hidup masyarakat  sesuai tujuan yang ditetapkan. (Haniffa, 2002).  

Dalam kacamata Islam pengungkapan aspek sosial melalui laporan keuangan bukan hanya berdimensi dunia untuk investor melainkan juga berdimensi akhirat, bahkan harus memperhatikan tanggung jawabnya kepada komunitas, sosial, makhluk alam lainnya, dan Allah SWT.

Ada jalinan antara ASE dan akuntasi syariah mengingat akuntansi Islam juga ikut menjelaskan cara bijak untuk mengalokasikan sumber kekayaan secara adil sesuai dengan syariah, bukan hanya mencatat transaksi perusahaan.

Penegakan syariat bukan hanya untuk aspek ritual melainkan semua bidang, termasuk jenis produk, kegiatan perusahaan, sistem penggajian atau cuti, keadilan dalam sistem remunerasi dan promosi, transakasi perusahaan dan sebagainya.  Jadi, akuntansi dan bidang lain itu merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Dalam konteks ini, akuntansi Islam harus mampu menyesuaikan diri untuk kepentingan strategi dan taktik mengingat akuntansi Islam sudah dapat menerima ASE, bahkan harus mendorong dan menerapkannya, dan bila memungkinkan mengadopsinya sebagai bagian dari sistem pelaporan akuntansi Islam.

Dengan demikian, berbagai efek negatif atau ekses yang harus ditanggung masyarakat, ke depan bisa ditekan seminimal mungkin, atau bahkan dicegah. Hal itu mendasarkan pada adanya kewajiban bagi organisasi dan perusahaan untuk memberi informasi yang mencakup aspek sosial, etika, keadilan lingkungan, bahkan kebutuhan lain sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT, termasuk dimensi keakhiratan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar