Minggu, 27 Mei 2012

Berbagi kepada Tiga Generasi

Berbagi kepada Tiga Generasi
Haryono Suyono ; Ketua Umum Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI)
SUMBER :  SUARA KARYA, 26 Mei 2012


Tujuh ratus ranting PWRI Jawa Tengah yang dipimpin Goernito dengan ribuan anggota aktif, lansia muda usia di bawah 70 tahun, lansia dewasa usia di bawah 80 tahun, dan lansia paripurna di atas usia 80 tahun, siap berkiprah kembali dalam pembangunan.

Anggota PWRI itu terdiri dari pensiunan gubernur, bupati, wali kota, camat, anggota DPR dan DPRD yang berasal dari pegawai negeri, lurah sampai pegawai biasa, termasuk PLKB dan petugas lapangan pegawai negeri lainnya. Lewat program Peduli Harmoni, mereka siap berjuang mendampingi dan membantu pemberdayaan tiga generasi, yakni generasi anak-anak dan balita, generasi muda dan sesama generasi lanjut usia.

Pernyataan itu disampaikan dalam acara simposium PWRI yang digelar menjelang Hari Lanjut Usia Nasional di Studio TVRI Jateng, Semarang, minggu lalu. Sebagai mantan Menko Kesra, saya diplot sebagai pembicara bersama mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz dan mantan Rektor Undip Eko Budihardjo dalam simposium yang dipandu oleh mantan Bupati Jepara Hendro Martojo.

Temanya mengetengahkan peran PWRI dan ribuan anggotanya dalam menyukseskan pembangunan berkeadilan melalui upaya pengentasan kemiskinan berbasis keluarga. Selain menyegarkan kembali hidup bergotong royong, keluarga-keluarga mampu didorong memberikan dukungan kepada keluarga-keluarga miskin sebagai saudara angkat sesama pensiunan pegawai negeri.

Tekad itu tercetus karena banyak keluarga anggota PWRI di Jateng, yang tanpa instruksi dari pengurus pusat, berhasil membentuk pos-pos pemberdayaan keluarga (posdaya) di desa-desa atau di kampung masing-masing. Banyak di antara keluarga pensiunan anggota PWRI, yang anggota keluarganya sudah mentas, merasa prihatin melihat keluarga di sekitarnya masih miskin dan memerlukan bantuan.

Di antara mereka bahkan sepakat mengangkat keluarga miskin di sekitarnya dengan memberikan bantuan yang bervariasi. Ada yang secara bergiliran menjamin bantuan bahan pokok agar kalau keluarga miskin itu bekerja, hasilnya tidak habis untuk konsumsi. Ada yang sepakat mengambil anak-anak keluarga miskin dan menanggung biaya sekolah mereka sebagai persiapan memotong rantai kemiskinan dan memberikan harapan hari tua keluarganya. Ada pula yang memberikan dukungan kepada keluarga miskin yang masih muda untuk mengikuti kursus keterampilan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sebagai usaha memutus rantai kemiskinan.

Para anggota merasa mendapat angin sejuk, karena PWRI secara resmi mencanangkan gerakan pembangunan berkeadilan sebagai wujud pengabdian yang ikhlas. Khususnya, dalam mengisi masa pensiun mereka dengan mendampingi rakyat banyak yang sedang berjuang memotong rantai kemiskinan, mendidik anak cucu, mengembangkan budaya hidup sehat, membangun entrepreneur sederhana dan memelihara lingkungan agar memberikan manfaat bagi perbaikan gizi serta kelestarian alam semesta.

Dengan arahan itu, para anggota PWRI Jateng bertekad dalam waktu singkat di setiap ranting, yang jumlahnya ada 700 buah, segera dikembangkan posdaya sebagai model agar anggota lainnya dapat mencontoh dan membangun posdaya bersama masyarakat di lingkungan masing-masing. Pembangunan posdaya itu sekaligus akan mewujudkan cita-cita PWRI untuk membuka cakrawala baru bahwa menjadi penduduk lansia bukan akhir segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar