Jaga
Keseimbangan Kepentingan Nasional
Rene L Pattiradjawane ; Wartawan Senior Kompas
|
KOMPAS,
06 Januari 2016
Masyarakat Ekonomi
ASEAN tahun ini menjadi kenyataan baru bagi model kerja sama kawasan yang
terintegrasi. Berbeda dengan kesepakatan sejenis, seperti Uni Eropa, MEA yang
diundur pelaksanaannya selama setahun ini memiliki beberapa perbedaan
strategis yang diharapkan mampu mendorong dinamika kerja sama ekonomi,
perdagangan, dan keuangan di kawasan Asia Tenggara.
Keanekaragaman MEA
memang menjadi unik ketika gabungan entitas ekonomi ASEAN menjadi yang
ketujuh terkuat dunia dengan nilai produk domestik bruto mencapai sekitar 2,5
triliun dollar AS. Dengan dimulainya MEA, ASEAN diharapkan menjadi entitas
ekonomi lima besar dunia setelah AS, Tiongkok, Jepang, dan Jerman.
Perjanjian MEA
mengisyaratkan, perbatasan nasional sekarang dan pada masa mendatang memiliki
arti ekonomi yang signifikan. Kawasan-kawasan di dalam ASEAN yang sebelumnya
sangat tergantung pemerintahan pusat masing-masing dalam menata pertumbuhan
ekonomi, sekarang memiliki peluang untuk menyatu dalam pasar ekonomi dan
perdagangan yang sangat luas serta bisa memiliki inisiatif-inisiatif baru
yang mampu mendorong dinamika pertumbuhan kawasan.
Perlu diingat, MEA
hadir sebagai jawaban atas semakin kuatnya Tiongkok dan India, terutama
setelah 2017 kedua negara besar Asia ini akan tumbuh sangat signifikan
dibandingkan dengan rata-rata dunia. MEA menjadi semakin penting karena
dengan kesatuan kekuatan ekonomi, perdagangan, dan keuangan, kawasan Asia
Tenggara memiliki peluang berhadapan dengan Tiongkok dan India sebagai
entitas regional ketimbang setiap negara ASEAN bergerak sendiri.
Ada beberapa faktor
yang menjadi dasar mengantisipasi pertumbuhan MEA. Pertama, sudah ada kecenderungan
perekonomian Tiongkok berdampak pada berbagai pertumbuhan yang terjadi di
kawasan-kawasan pertumbuhan dunia. Faktor penurunan atau kenaikan dalam
perekonomian Tiongkok segera berdampak terhadap ekonomi di banyak negara
dunia.
Anjloknya pasar saham
Tiongkok di bursa Shanghai dan Shenzhen, awal pekan ini, tidak terkait dengan
fundamental perekonomian RRT, ekonomi global, ataupun peristiwa geopolitik
lain. Sebab, pada dasarnya, pasar saham Tiongkok memang tidak pernah
diperdagangkan atas alasan tersebut, tetapi lebih pada kondisi ekonomi
Tiongkok sendiri.
Anjloknya bursa saham
Shanghai dan Shenzhen sekarang ini mencerminkan kondisi nyata ekonomi dalam
negerinya ataupun fluktuasi mata uang renminbi yang menghadapi penyesuaian
devaluasi ketika menjadi salah satu mata uang baru yang diperdagangkan secara
global. Interdependensi ekonomi Tiongkok sudah sangat melekat dengan ekonomi
global sehingga berbagai gejolak akan segera memengaruhi situasi ekonomi,
perdagangan, dan keuangan global.
Kedua, dasar penting
dalam MEA sebagai entitas ekonomi dan perdagangan sangat terkait erat dengan
keseluruhan gagasan tentang masyarakat ASEAN secara menyeluruh, ditopang oleh
pilar politik-keamanan dan pilar sosial-budaya. Artinya, MEA akan menjadi
kulminasi baru dalam memperhitungkan kesetimbangan kepentingan nasional
ketika setiap negara ASEAN menyesuaikan perimbangan menyeluruh terkait dengan
kepentingan nasional masing-masing.
Kesetimbangan dinamis
mempertahankan penyesuaian atas kepentingan nasional, mengisyaratkan semakin
luas dan mendalamnya praktik-praktik diplomasi ekonomi, diplomasi
perdagangan, dan diplomasi keuangan. Aktivitas diplomasi ini tak hanya
digunakan untuk menjaga keseimbangan kepentingan nasional antar-ASEAN, tetapi
juga ketika berhadapan dengan negara besar, seperti Tiongkok, India, AS, dan
Jepang. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar