WAWANCARA
Kami Harus Menerima...
Aburizal Bakrie ; Ketua
Umum Partai Golkar
|
KOMPAS, 29 Januari
2016
Musyawarah Nasional
Luar Biasa Partai Golkar yang direncanakan digelar April atau Mei ini,
akhirnya akan diselenggarakan oleh kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009.
Langkah ini terjadi setelah pemerintah memutuskan menghidupkan kepengurusan
yang sebenarnya sudah berakhir pada 2015 itu ketimbang mengesahkan
kepengurusan hasil Munas Bali 2014.
Aburizal Bakrie yang
adalah Ketua Umum Golkar hasil Munas Riau dan juga Munas Bali menyatakan
menerima putusan pemerintah tersebut.
Berikut petikan
wawancara dengan Aburizal yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/1).
Anda kecewa dengan keputusan pemerintah itu?
Tidak boleh kecewa
dengan hidup. Apa yang terjadi, terjadilah. Kita lihat ke depan. Kalau cuma
Golkar, tidak ada artinya. Waktu 1998, saya pernah bangkrut, lebih miskin
dari pengemis. Pernah saya terlihat susah dan sedih? Tidak, biasa saja. Orang
mau menjelek-jelekkan saya, biarkan saja.
Anda melihat pengesahan DPP hasil Munas Riau ini sebagai
strategi pemerintah?
Dalam perjanjian saya
dengan Pak Jusuf Kalla, kalau Mahkamah Agung sudah memutuskan Munas Bali,
Munas Bali yang selenggarakan munas luar biasa. Namun, kalau belum, Munas
Riau yang selenggarakan munas luar biasa.
Jadi, itu pemikiran
mereka (pemerintah). Tidak jadi masalah mereka mau munas luar biasa, mereka
mau mengganti Aburizal Bakrie, tidak apa-apa, ganti saja. (hening sejenak) Hidup itu jangan
dipersulit.
Terkait munas luar biasa, sempat ada penolakan dari DPD tingkat
provinsi saat rapimnas. Apa yang saat itu terjadi?
Mereka tanyakan, apa
jaminannya kalau Golkar membuat munas khusus yang diakui. Saya bilang, jika
berhadapan lagi dengan kekuatan politik dan kekuasaan, kita tidak akan
menang. Kita harus mengikuti arus, tetapi tidak boleh hanyut. Kekuatan kita
kalah dengan pemerintah.
Mengikuti arus, tapi tidak boleh hanyut. Maksudnya?
Kita perjuangkan terus
proses hukum. Kita tahu pemerintah mau, makanya kita bersama pemerintah.
Sesudah itu kita lawan lagi kekuasaan politik yang begitu kuat. Coba lihat
sekarang, tiba-tiba pemerintah memutuskan apa? Riau, kan. Riau itu sudah
mati. Yang masih hidup adalah Bali. Tetapi, kita harus terima saja. Kita mana
kuat?
Lawan
Menurut Aburizal,
Ketua Umum Golkar versi Munas Jakarta Agung Laksono bukanlah lawan Golkar.
Lawan Golkar, menurut dia, adalah orang yang di belakang Agung.
Siapa yang ada di belakang Pak Agung?
Saya tidak tahu. Anda
lebih tahu. Ha-ha-ha.
Anda punya catatan khusus terkait orang yang Anda sebut ada di
belakang Pak Agung itu?
Tidak tahu siapa,
ya.... Prinsip saya begini, orang yang menggenggam, tidak selamanya dia bisa
menggenggam. Suatu waktu, dia mesti buka juga.
Deklarasi Golkar di rapimnas untuk mendukung pemerintah, apakah
masih bisa berubah di munas luar biasa?
Keputusan munas hanya
bisa dianulir oleh keputusan munas berikutnya. Keputusan yang lama
menyatakan, kita di luar pemerintahan. (Deklarasi dukungan) itu secara
teoretis bisa berubah. Namun, kalau mau (bicara) realistis, tak akan berubah.
Merapat ke pemerintah berarti masuk di kabinet?
Saya tak menyatakan
bergabung dengan pemerintah seperti Partai Amanat Nasional. Saya mendukung
dan bersama pemerintah memikirkan masalah negara ini. Kalau bergabung, mesti
jadi menteri. Kami tidak peduli.
Namun, sudah ada tawaran kursi menteri dari Presiden?
Baru saja saya bertemu
dengan Presiden. Tidak pernah ada tawaran dari beliau dan permintaan dari
saya.
Meski tidak akan maju jadi calon ketua umum di munas luar biasa,
apakah Anda ingin tetap menduduki jabatan di Golkar?
Itu tergantung
keputusan pengurus yang ada. Tentu kalau pengurus berikutnya meminta saya
sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, saya akan terima.
Rencana politik selanjutnya?
Wis tuo (sudah tua). Sudah, tenang saja, cari hidup enak. Pengalaman
saya ada banyak, jadi menteri koordinator dua kali, pernah ke Puncak, Papua.
Saya punya pengetahuan. Saya bisa memberi nasihat. Sumbangkan pemikiran.
Jangan cuma rebut-rebutan kursi. Itu yang mau saya kontribusikan. Saya mau
jadi penasihat. Bukan di Golkar saja, saya mau jadi penasihat di negara ini,
bagi yang membutuhkan.
Dalam perjalanan politik Anda selama ini, apa pencapaian
tertinggi Anda?
Pencapaian tertinggi
saya adalah berhasil memimpin Golkar, berhasil membuat Indonesia 2045 (cetak
biru pembangunan yang disusun Golkar). Berikutnya, pengalaman saya ada di
organisasi. Ketua umum Kadin, Hipmi dan lainnya. Kebanggaan saya adalah
berhasil menjadi ketua umum itu dan membesarkan partai. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar