Berdoa
Kepada Tuhan
Budi Darma ; Sastrawan;
Guru Besar Emeritus Unesa
|
KOMPAS,
07 Januari 2016
Pada awalnya
Tuhan menciptakan tiga makhluk, yaitu manusia, terbuat dari tanah; malaikat,
terbuat dari cahaya; dan iblis, terbuat dari api. Kendati terbuat dari tanah dan kotor, Tuhan
menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya. Karena
itulah, ketika Tuhan menitahkan malaikat untuk menyembah manusia, malaikat
melaksanakannya dengan baik. Namun, karena merasa dibuat dari api dan merasa
derajatnya jauh lebih tinggi daripada manusia, titah Tuhan untuk menyembah
manusia ditolak oleh iblis dengan sikap congkak.
Karena menolak perintah Tuhan,
jadilah iblis sebagai makhluk yang kerjanya hanya menyeret manusia untuk
menjadi pengikutnya, yaitu makhluk yang ingkar Tuhan. Manusia dijerumuskan
untuk berbuat dosa agar nanti dapat menemani iblis pada hari kiamat. Makin
banyak manusia berbuat dosa, makin senanglah iblis karena anak buahnya dalam
kehidupan sesudah mati akan makin banyak. Karena itu, iblis dapat memperbudak
manusia yang bergelimang dosa untuk selamanya di neraka yang paling dalam.
Salah satu contoh monumental
mengenai kehebatan iblis dalam menggoda manusia tampak dalam cerita rakyat Doctor
Faustus. Pada awalnya Dr Faustus, manusia yang sangat pandai,
merasa tidak puas dengan kepandaian yang sudah dimilikinya. Dia ingin
memiliki ilmu yang memungkinkan dia bisa melihat masa lampau jauh ke
belakang, masa depan jauh ke depan, dan memungkinkan dia untuk melihat surga
serta neraka.
Karena ambisinya ini, datanglah
iblis bernama Lucifer untuk menjerumuskannya. Iblis bersedia untuk memenuhi
semua keinginannya dengan jalan menjadikan dirinya sebagai budak Dr Faustus
untuk waktu tertentu dan, sesudah waktu itu lewat, Dr Faustus akan dijadikan
budak oleh iblis untuk selamanya. Karena ambisinya sangat besar, Dr Faustus
pun menerima tawaran itu dengan menorehkan tanda tangan dengan darahnya
dalam sebuah surat kontrak.
Begitu dia bisa melakukan
segalanya dengan pertolongan iblis, keinginannya yang awalnya hanyalah
kepandaian mendadak berubah menjadi perilaku tamak. Sebagai misal, setiap
malam dia harus ditemani oleh perempuan yang paling cantik di seluruh alam
semesta, Helen namanya. Karena ketamakannya, Dr Faustus tidak sadar bahwa
yang menjadi Helen itu tidak lain adalah iblis itu sendiri, yang dengan mudah
menyamar menjadi Helen.
Inilah salah satu kehebatan
iblis dalam menggoda manusia, yakni iblis bisa melakukan apa pun, bukan dalam
alam nyata yang konkret, melainkan dalam alam yang tampaknya konkret, tetapi
sebetulnya hanya khayalan. Dari sini tampak pula bahwa sekali terjerat oleh
iblis, sukar bagi manusia untuk melepaskan diri dari kekuatan iblis.
Salah satu jalan bagi manusia
untuk melepaskan diri dari cengkeraman iblis adalah berdoa, tentu saja berdoa
kepada Tuhan, bukan kepada iblis. Akan tetapi, karena iblis sangat pandai,
pada waktu manusia berdoa kepada Tuhan, iblis mampu menyelewengkan doa kepada
Tuhan ini menjadi doa kepada iblis.
Manusia yang berdoa kepada
Tuhan, tetapi sebetulnya kepada iblis pada hakikatnya adalah manusia yang
percaya Tuhan. Beda, misalnya, dengan para filsuf eksistensialis abad ke-20
yang ateistik. Eksistensialisme ateistik dipicu berbagai hal, khususnya pada
waktu Perang Dunia II.
Manusia berkali-kali berdoa kepada
Tuhan agar perang segera berakhir, tetapi kenyataannya justru perang makin
berkobar, Hitler makin berkuasa, dan kesengsaraan makin merajalela. Manusia
berpikir, seandainya Tuhan ada, pasti Tuhan akan mengabulkan doa-doa itu.
Namun, karena kekuatan dan kebiadaban Hitler makin menjadi-jadi, mereka
menganggap bahwa pada hakikatnya Tuhan tidak ada. Kalau Tuhan tidak ada,
siapakah yang bertanggung jawab untuk menghentikan perang? Tidak lain adalah
manusia sendiri. Manusia bertindak dan bertanggung jawab atas tindakannya
sendiri.
Konon, beberapa orang penting
di negara ini berdoa terlebih dahulu sebelum menghadiri sebuah sidang
penting. Sidang ini penting sebab dari sidang inilah rakyat akan tahu
mengenai kebenaran yang sesungguhnya.
Ternyata, dengan berbagai
alasan, keinginan rakyat untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada sidang
itu tidak bisa terpenuhi. Mengapa? Karena sidang ini hanyalah untuk
orang-orang penting, yang sebelum memasuki ruang sidang, konon kabarnya,
berdoa terlebih dahulu. Mudah-mudahan doa kepada Tuhan itu tidak
diselewengkan oleh siapa pun menjadi doa bukan kepada Tuhan. Dan, marilah
kita berdoa kepada Tuhan agar negara kita dibebaskan dari keserakahan dan
kebohongan orang-orang tertentu. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar