Menyongsong
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Ryan
Kiryanto ; Pengamat Ekonomi
|
SUARA
KARYA, 26 Februari 2014
Indonesia dengan potensi
247 juta penduduk merupakan pangsa pasar paling besar di ASEAN. Untuk itu,
upaya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan sistem pemerintahan (government system) menjadi kunci untuk
menghadapi persaingan global, termasuk dalam menghadapi implementasi
kesepakatan perdagangan bebas di lingkungan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Economy Community) atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2016.
Menyongsong pasar bebas
ASEAN, bonus demografi Indonesia yang besar harus diiringi dengan tingkat
pendidikan yang baik. Apalagi, selama ini jumlah lulusan S-1, S-2, dan S-3 di
dalam negeri masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Jadi, sektor
pendidikan harus memperoleh perhatian untuk menyiapkan SDM yang andal,
tangguh, dan kapabel.
Di sisi ekspor, kondisinya
masih memprihatinkan karena 62 persen produk ekspor Indonesia berupa barang
primer atau bahan mentah dan hanya 38 persen barang sekunder bernilai tambah.
Ke depan, pemerintah harus berupaya memperbaiki komposisi menjadi 50:50 untuk
barang primer dan sekunder produk ekspor nasional.
Investasi langsung dalam
tiga tahun terakhir yang naik 25-30 persen per tahun menjadi kabar baik bagi
pemerataan distribusi modal. Secara khusus, kenaikan investasi sebesar 46
persen tahun 2012 di luar Pulau Jawa juga menjadi modal pemerataan agar bisa
bersaing secara kolektif.
Pelaku usaha menyadari,
pemberlakuan MEA akan meletakkan ekonomi Indonesia dalam dua sisi. Di sisi
pertama, terkait kekhawatiran usaha kecil dan menengah (UKM) bertahan di
pasar dalam negeri. Namun, di sisi lain, peluang yang lebih besar terbuka
bagi produk Indonesia untuk menguasai pasar ASEAN.
Jika pengusaha Indonesia
mampu memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi, maka MEA
menawarkan peluang berharga untuk menjadikan ekonomi Indonesia berjaya. Di
sinilah diperlukan strategi jitu terkait dengan market positioning, branding, market penetration strategy, dan customer focus strategy.
Prospek usaha kerajinan
terbuka--sebagai ikon produk ekonomi kreatif--makin terbuka, apalagi saat ini
makin banyak masyarakat yang menghargai produk-produk kreatif. Setelah
menghasilkan produk kreatif, pelaku usaha juga harus mengatur manajemen yang
baik.
Dalam rangka
mengintegrasikan ekonomi dan keuangan ASEAN dalam koridor MEA 2015, aliran
modal merupakan salah satu pilar yang secara bertahap diliberalisasi untuk
mendukung kebebasan arus pergerakan barang, jasa, investasi, tenaga terdidik,
dan modal. Di sinilah menariknya mencermati kesiapan Indonesia menyongsong
MEA 2015.
Meski pelaksanaan MEA masih
sekitar dua tahun lagi, waktu yang tersedia itu hendaknya dioptimalkan oleh
produsen nasional, baik skala besar, menengah maupun kecil, untuk menyiapkan
diri.
MEA 2015 bertujuan mencapai
integrasi ekonomi dengan menciptakan kestabilan, kemakmuran, dan daya saing
yang tinggi di kawasan ASEAN melalui pembangunan ekonomi yang merata,
pengurangan kemiskinan serta ketimpangan sosial ekonomi. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar