Bahaya
Cicciolina di DPR
Ardi
Winangun ; Penggiat Komunitas Penulis Lapak Isu
|
OKEZONENEWS,
20 Februari 2014
Dibanding dengan Italia, Rusia, dan negara Eropa lainnya, Indonesia
termasuk tertinggal dalam masalah pencalonan bintang foto seksi atau sejenis
menjadi anggota parlemen. Di negara-negara itu, bintang seksi bahkan bintang
film porno yang nyaleg rupanya dicoblos oleh pemilih sehingga bisa menjadi
wakil rakyat.
Di Indonesia, upaya untuk menjaring bintang seksi agar menjadi caleg sudah dirintis sejak lama, apalagi di masa reformasi, dan dilakukan oleh banyak partai termasuk partai yang berhaluan Islam. Dari sekian rintisan itu, boleh dikatakan ada seorang bintang film dan foto model yang sudah berhasil menjadi anggota DPR. Bintang film dan foto model itu pada film-filmnya terdahulu berani mempertontonkan pahanya yang mulus dan seksi. Pada tahun 2009 ada partai politik yang juga mencalegkan seorang yang sering menonjolkan keseksian dan kemontokan tubuhnya, contoh Tessa Mariska dari Partai Gerindra, namun dia gagal menembus Senayan. Saat ini ada 3 perempuan yang biasa tampil seksi di kamera atau tempat pertunjukkan menjadi caleg. Mereka adalah Angel Lelga dari PPP, Camelia Panduwinata Lubis atau yang lebih akrab dipanggil Camel Petir dari PKPI, dan Destiara Talita juga dari PKPI. Mereka dipilih oleh partai itu bisa jadi karena popularitasnya yang ada sehingga dirasa bisa mendulang suara sehingga terpilih menjadi anggota DPR. Dengan terpilihnya mereka pastinya jumlah kursi yang diraih partai itu di DPR semakin banyak. Bisa pula mereka dipilih karena perempuan sehingga partai memilih mereka untuk memenuhi kuota yang ditentukan bahwa jumlah partai politik harus mengusung 30 persen kaum hawa sebagai caleg. Bisa pula gabungan keduanya, mereka popular dan untuk memenuhi kuota perempuan. Nah mereka terpilih atau tidak tergantung dari keseriusan dalam berkampanye. Realita yang menunjukkan bahwa masyarakat tidak membutuhkan misi dan visi, hanya membutuhkan hal-hal yang sifatnya konkret dan pragmatis, tentu hal demikian memudahkan bagi caleg untuk berkampanye. Jadi ketika jawaban-jawaban Angel Lelga dirasa kurang mantap dalam sebuah acara talkshow di sebuah stasiun televisi, itu tidak masalah, dan acara-acara talkshow pastinya tidak ditonton oleh masyarakat awam. Masyarakat awam lebih suka menonton sinetron atau acara yang goyang-goyang joss, gitu deh. Bila para bintang foto seksi itu mampu membangun simpati dan empati serta didukung dana yang jumlahnya miliaran, tidak menutup kemungkinan mereka bisa mendapat kursi. Menjadi pertanyaan, setelah terpilih lalu mengapa? Untuk menjadi anggota DPR tentu dibutuhkan keahlian sebab sebagai wakil rakyat dan wakil lembaga negara yang harus berhadapan dengan lembaga negara lainnya maka dibutuhkan kemampuan dalam bersikap dan bertindak. Menjadi caleg yang tidak ada syarat yang rumit membuat semua orang bisa menjadi caleg. Masalahnya muncul ketika mereka sudah duduk di DPR. Bisakah mereka membuat undang-undang, mengerti mengelola anggaran, dan bisa mengawasi jalannya pemerintahan? Bila tidak mampu berakibat pada rendahnya legislasi dan pengawasan kepada pemerintah menjadi lemah. Check and balances antarlembaga negara tak terjadi. Syukur kalau pemerintahnya baik, rakyat akan sejahtera namun bila kondisi sebaliknya maka rakyat akan menderita dan akan muncul pertanyaan apa tugas wakil rakyat? Banyak caleg dari kalangan artis yang telah duduk di DPR namun keberadaanya dipertanyakan. Kalau tidak ada suaranya, mereka ada yang mundur, ada pula yang terjerat karena tindak korupsi. Jadi bila ketiga foto model seksi itu terpilihnya maka hal demikian akan semakin meneguhkan citra para artis yang duduk di DPR, yakni tak banyak berbuat. Apa yang bisa diperbuat oleh mereka? Dengan tidak mengurangi rasa hormat, paling-paling mereka hanya datang, duduk, dan diam. Syukur bila mereka melakukan hal yang demikian jadi tidak menimbulkan kegaduhan dan kehebohan. Menjadi masalah bila mereka melakukan ‘kebiasaan-kebiasaan lama.’ Lihat saja cerita anggota parlemen Italia, Cicciolina. Dia awalnya adalah bintang film porno. Meski sudah menjadi anggota senat, kebiasaan lamanya tidak hilang, pakaiannya masih seronok dan tetap menjadi model majalah Playboy. Banyak kata-kata cabul yang dilontarkan oleh Cicciolina meski sudah menjadi anggota parlemen Italia, seperti, buah dadaku tak melukai siapa pun, sementara peperangan Bin Ladin mengakibatkan ribuan orang jadi korban. Tak hanya itu, ketika akan terjadi Perang Teluk I, tahun 1990, dia mengajukan diri untuk berhubungan seks dengan Presiden Iraq Sadam Hussein dengan syarat Sadam menarik pasukannya dari Kuwait. Tawaran itu diulang ketika Perang Teluk II, tahun 2002, terjadi lagi. Nah apa yang yang dilakukan oleh Cicciolina itu bisa saja terjadi di DPR. Mengubah kebiasaan adalah sesuatu yang sulit dan perlu waktu yang lama sehingga para foto model seksi yang jadi caleg kita ragukan bisa berubah. Meski Wakil Ketua Umum PPP Hajrul Azwar mengatakan Angel Lelga sudah taubat nasuha sehingga partai berlambang rumah Allah itu menerimanya, itu bukan sebuah jaminan. Saya tidak menuduh mereka, namun suatu saat dengan alasan melakukan lobby-lobby politik ada tindakan-tindakan seperti yang dilakukan Cicciolina. Entah berkata cabul atau menawarkan hubungan khusus agar dalam voting suara mendukung atau menolak sesuatu. Bisa pula memberikan hubungan khusus asal sebuah undang-undang disahkan. Bisa saja tawaran itu di permukaan ditolak bahkan dihujat, namun secara diam-diam disetujui. Ini bukan mengandai-andai terbukti banyak anggota DPR yang melakukan tindakan asusila, baik secara sadar atau memang meminta hal yang demikian. Jadi sebaiknya partai politik mengusung caleg yang memiliki integritas. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar