Kamis, 13 November 2014

Membangun Poros Batik

Membangun Poros Batik

Ribut Lupiyanto  ;  Alumnus Universitas Gadjah Mada, Warga Yogyakarta
SUARA MERDEKA, 12 November 2014
                                                
                                                                                                                       


Yogyakarta baru-baru ini dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC). Penobatan berlangsung pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang Provinsi Zhejiang Tiongkok. (SM, 18/10/14). Penghargaan diserahkan Presiden WCC, Wang Shan kepada GKR Pembayun selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) DIY.

Yogyakarta bersaing dengan enam kota di enam negara Asia Pasifik. Sebelumnya, tim penilai WCC telah meninjau sentra batik tulis di Dusun Giriloyo Imogiri Kabupaten Bantul DIY (24/08). Kunjungan ini dilakukan untuk melihat seluruh rangkaian proses pembuatan batik tulis sebagai bahan penilaian.

Pengakuan batik dalam kategori Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) diberikan pada 2 Oktober 2009. Pemerintah melalui Keppres Nomor 33 Tahun 2009 selanjutnya mencanang kan Hari Batik Nasional tiap tanggal 2 Oktober .

Penghargaan dari WCC mengukuhkan pusat kerajinan batik di Indonesia terpusat di Yogyakarta. Potensi batik Nusantara yang sangat kaya akan membuka peluang kehadiran multiplier effect dari posisi Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Selama ini dalam khazanah batik Jawa terkenal sebagai sentranya selain Yogya adalah Surakarta dan Pekalongan. Kedekatan geografis dan kultural membuka potensi besar yang dapat dioptimalkan yaitu pembentukan poros batik dunia dari tiga daerah tersebut.

Pengembangan poros batik batik untuk go international penting segera dilakukan guna meningkatkan daya saing global melalui budaya dan pariwisata. Eksistensi batik dari waktu ke waktu makin kuat sebagai bagian dari budaya bangsa. Tercatat dari 2008 ñ 2013 ekspor batik dapat ditingkatkan dari 32 juta dolar AS menjadi 300 juta dolar AS (Kementerian Perindustrian; 2014).

Hal ini menjadi peluang bagi batik untuk semakin meningkatkan daya saing global melalui budaya dan pariwisata. Pelantikan Kabinet Kerja Jokowi- JK telah memperlihatkan fenomena sejarah baru yaitu penggunaan busana batik bagi para menteri. Hal ini diharapkan dapat menjadi simbol komitmen pemerintah baru terhadap pengembangan batik.

Namun eksistensi dan daya saing global batik membutuhkan dukungan berbagai pihak dan sektor. Pertama; pemerintah pusat penting memfasilitasi Pemprov DIY dan Jawa Tengah untuk melakukan kerja sama pengembangan poros batik. Selama ini relasi informal sudah dilakukan para perajin dan pelaku pasar. Yogyakarta dapat menjadi koordinator bagi Surakarta dan Pekalongan dalam membangun poros batik dunia.

Dukungan Dana

Kedua; dukungan finansial berupa alokasi dana pengembangan batik. Pemerintah pusat dapat memanfaatkan sebagian alokasi dana pendidikan untuk tujuan riset dan bimbingan terhadap perajin batik.

Pemerintah bersama pemerintah daerah dapat mengoptimalkan APBN dan APBD guna melestarikan batik tradisional. Ketiga’; dukungan fasilitasi, baik dalam hal peralatan, promosi, jaringan, dan kegiatan internasional. Konsistensi penggunaan batik dalam tiap kegiatan di Yogyakata penting dilakukan pemerintah. Pemerintah bahkan dapat mengeluarkan kewajiban tiap kegiatan di DIY wajib mendayagunakan batik.

Sektor swasta dapat digandeng dan dijadikan sasaran kebijakan. Keempat; dukungan keterpaduan program. Misal pengembangan batik penting diintegrasikan dengan pengolahan limbah. Usaha batik jangan sampai menimbulkan limbah yang mengganggu. Hal ini akan mendukung iklim penjualan dan terkait kenyamanan sebagai tujuan wisata. Kelima; dukungan kebijakan khususnya dalam melindungi batik tradisional. Akhir-akhir ini banyak berkembang batik printing hingga batik impor.

Pemerintah dan legislatif perlu memberikan perlindungan kebijakan tapi aman dalam hal aturan main perdagangan internasional. Realisasi poros batik dunia Yogyakarta- Surakarta-Pekalongan merupakan modal besar mengantarkan Indonesia sebagai destinasi utama pariwisata dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar