Manusia
dan Sistem Sama Penting
Sayidiman Suryohadiprojo ; Mantan Gubernur Lemhannas
|
KOMPAS,
03 Februari 2014
KITA telah memasuki tahun 2014
yang bakal penuh tantangan, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Pada tingkat nasional akan ada
pemilu legislatif dan presiden- wakil presiden yang akan berpengaruh besar
bagi Indonesia ke depan. Pada tingkat internasional, dinamika politik dan
ekonomi di seluruh dunia berdampak tidak sederhana bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sangat penting
bangsa Indonesia hidup dengan sistem yang tepat dan digerakkan oleh manusia
yang tepat pula. Kita memerlukan sistem yang tepat agar dapat menentukan
pilihan-pilihan sesuai dengan keperluan bangsa dan agar keputusan itu dapat
berjalan tepat pula.
Selama kita menentukan dasar
negara adalah Pancasila, maka sistem yang harus ada dan berkembang di
Indonesia adalah berbagai ketentuan dan aturan hidup yang berdasarkan
nilai-nilai Pancasila. Adalah satu kebenaran yang tak dapat ditolak bahwa
Pancasila memang menjadi Dasar Negara RI sebagaimana sudah ditetapkan
oleh para pendiri negara tahun 1945.
Kehidupan bangsa Indonesia
memerlukan Pancasila sebagai dasar negara untuk dapat hidup bahagia, damai,
dan sejahtera dalam negara yang merdeka dan berdaulat. Tepat sekali kalau
Bung Karno, bapak bangsa Indonesia, menggali Pancasila dari akar-akar
kehidupan bangsa.
Dalam kenyataannya, keadaan negara
dan bangsa Indonesia sekarang masih jauh dari Pancasila. Oleh sebab itu,
perlu sekali ada koreksi atas kehidupan negara dan bangsa agar secepat
mungkin dapat ditegakkan sistem yang berlandaskan Pancasila.
Perlu koreksi
Koreksi yang perlu diadakan tidak
sedikit dan menyangkut berbagai aspek kehidupan bangsa. Yang paling mendasar
adalah koreksi terhadap konstitusi yang sekalipun masih bernama UUD
1945 telah diamandemen empat kali pada era reformasi sehingga isinya sudah
jauh berubah.
Memang ada pihak-pihak di luar
negeri dengan dukungan pihak-pihak Indonesia yang mengusahakan agar Indonesia
meninggalkan Pancasila. Mereka berhasil melakukannya mulai dari amandemen.
Maka, koreksi paling mendasar adalah kaji ulang UUD agar benar-benar menjadi
konstitusi negara Pancasila.
Dalam kaji ulang itu
terutama perlu ditinjau kembali posisi lembaga tinggi negara, seperti
kembalinya MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan segala
konsekuensinya, seperti menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Selain itu, sistem Pancasila juga
perlu mengandung aturan dan ketentuan yang membuat rakyat Indonesia
sejahtera. Tidak hanya golongan kecil yang maju dan sejahtera, tetapi juga
meliputi seluruh rakyat Indonesia. Ini untuk mengoreksi kondisi sekarang yang
dikuasai sikap neoliberalisme sehingga terjadi kesenjangan parah, ditunjukkan
oleh faktor Gini lebih dari 40 persen. Ini keadaan yang sudah jauh sekali
dari tujuan kemerdekaan.
Koreksi lain yang penting adalah
dalam sistem politik agar terwujud demokrasi sesuai Pancasila sehingga sesuai
dengan kepentingan rakyat banyak. Saat ini yang ada adalah politik uang dan
sarat korupsi.
Agar terjamin masa depan bangsa
yang baik harus dijalankan pendidikan bermutu yang menjangkau seluruh
masyarakat. Pendidikan akan menghasilkan manusia Indonesia yang cakap
memanfaatkan segala potensi bangsa untuk kesejahteraan.
Namun, membangun sistem yang tepat
hanya dapat dilakukan manusia yang memahami kekurangan dan mau serta bisa
melakukan koreksi. Orang-orang yang berpidato dengan suara besar saja tidak
akan menimbulkan perubahan yang diperlukan.
Maka, tahun menjadi 2014 begitu
penting karena akan memilih anggota legislatif dan pemilihan eksekutif. Baik
Presiden RI maupun anggota DPR menjadi penentu dimulainya kaji ulang
konstitusi serta bagaimana jalannya kaji ulang itu.
Demikian pula perbaikan kesejahteraan
rakyat hanya mungkin kalau anggota DPR dan presiden berniat serta bertekad
kuat melakukannya.
Dalam hal ini, semua yang amat
menentukan adalah Presiden RI yang menjalankan kepemimpinan nasional. Ia pula
yang menentukan posisi dan gerak Indonesia dalam dunia internasional.
Dapatkah ia menempuh politik luar negeri bebas aktif yang secara efektif
menempatkan Indonesia di posisi yang tepat saat persaingan China dan Amerika
Serikat makin tajam? Indonesia bisa terbawa-bawa karena lokasinya strategis dan
potensi kekayaan alamnya sangat memengaruhi kepentingan China dan AS.
Maka, sistem amat penting dalam
kehidupan dan masa depan bangsa kita. Akan tetapi, tak kalah penting adalah
manusia yang menciptakan sistem, demikian pula yang menggerakkan sistem
agar bermanfaat.
Namun, ada faktor-faktor yang tak
disediakan oleh sistem dan amat bergantung kepada manusia, yaitu
niat-tekad-semangat sebagai penentu kejuangan.
Sebagai contoh, tidak ada
Pancasila tanpa Bung Karno. Namun, sayangnya, Bung Karno kurang cocok
kepribadiannya untuk memperjuangkan Pancasila sampai menjadi sistem
dalam living reality di Indonesia. Maka, yang kita perlukan adalah
pemimpin bangsa yang kuat niat-tekad-semangat untuk mewujudkannya.
Pemimpin berani
Pemimpin yang baik adalah yang berani
mengambil keputusan berdampak kemajuan, seperti melakukan investasi
dalam transportasi massal secara luas, membiayai pendidikan dari tingkat
taman kanak-kanak hingga pendidikan tinggi, membangun perindustrian
yang menjadikan bahan mentah Indonesia produk berharga dengan nilai tambah
tinggi, meningkatkan pertanian sehingga Indonesia menjadi pengekspor dan
bukan pengimpor beras, kedelai, dan produk pertanian lainnya, serta
menjadikan laut sumber kesejahteraan bagi mayoritas bangsa.
Namun, kita juga memerlukan
manusia-manusia lain yang sanggup berkiprah di bidangya dan menghasilkan
kemajuan yang penting bagi bangsa. Sekarang kita bangga ada Emirsyah Satar
yang menjadikan Garuda Indonesia dipercaya, Rismaharini sebagai wali
kota yang membangun taman-taman indah di Surabaya dan membuat rakyatnya lebih
bahagia. Tentu kita ingin prestasi mereka makin meningkat dan mendorong yang
lain untuk lebih berprestasi.
Dengan manusia dan sistem yang
sesuai Pancasila, Indonesia akan menjadikan rakyatnya maju, sejahtera lahir
batin, dan sanggup berperan aktif dalam kesejahteraan umat manusia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar