Jumat, 07 November 2014

Warisan Karakter SBY

Warisan Karakter SBY

Edhie Baskoro Yudhoyono  ;  Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI 2014-2019
SINAR HARAPAN, 22 Oktober 2014
                                                
                                                                                                                       


Bangsa Indonesia telah melewati detik-detik bersejarah dengan dilantiknya Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2014. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menjadi catatan sejarah tersendiri dalam dinamika politik Indonesia. SBY menjadi satu-satunya presiden yang bisa menyelesaikan pemerintahannya secara penuh selama dua periode berturut-turut. Lalu, apa yang membuat SBY bisa bertahan dan apakah warisan kepemimpinan SBY?

Artikel ini akan membahas karakter dan warisan SBY dari segi idiosinkresi. Arti idioisinkresi adalah gabungan antara karakter, sifat, dan sikap yang tercermin dalam perilaku. Ini memengaruhi keputusan-keputus­an yang diambil.

SBY dikenal sebagai pribadi yang santun dan berhati-hati, sebuah sikap yang menjadi paradoks dalam alam demokrasi bebas, seperti di Indonesia sekarang. Pada masa demokrasi liberal dengan hiruk-pikuknya dinamika elite politik serta kebebasan pers, masyarakat menjadi jenuh dengan politik. Intrik, manuver, bahkan fitnah menjadi makanan yang disuguhkan ke masyarakat setiap hari.

Di tengah iklim seperti ini, seorang pemimpin yang bisa berbicara dengan santun dan menyejukkan sangat dirindukan masyarakat. Sosok SBY yang sangat jarang berkonfrontasi di depan publik, sabar, dan berhati-hati menjadi sosok pemimpin yang langka.

Kita bisa menyaksikan betapa selama sepuluh tahun SBY tidak pernah sepi kritik, kecaman, bahkan hujatan. Meski dalam beberapa kesempatan mengeluh, SBY sangat menghargai kebebasan media maupun kritik dan respons negatif terhadapnya. Sepanjang kepemimpinannya, tidak ada media yang diberedel. Media bahkan dihargai sebagai penyeimbang yang memberikan kontribusi pemerintahannya.

SBY membuka diri terhadap elite politik yang mengecam dan mengkritiknya. Bagi mereka yang sudah melanggar batas, seperti fitnah, SBY menggunakan jalur hukum untuk meresponsnya. Langkah bijak ini menunjukkan penghormatan terhadap proses demokrasi dan hukum, dengan tidak mempergunakan jalur kekuasa­an. Jalur hukum juga dipakai untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa semua warga berkeduduk­an sama di depan hukum.

Bagi masyarakat di kota-kota besar, mungkin hiruk-pikuk politik dengan segenap intriknya merupakan hal biasa. Tetapi di akar rumput, figur elite politik seperti SBY yang santun dan berhati-hati inilah yang diidamkan masyarakat. Tidak mengherankan jika SBY bisa kembali terpilih oleh rakyat pada Pemilu 2009, dengan perolehan suara yang fenomenal.

Aspek kepribadian lain yang disukai masyarakat dari SBY adalah keinginannya mencari solusi dan harmoni dari elite partai politik (parpol). Beliau sadar pentingnya menjalin komunikasi dan harmoni di antara elite partai baik di eksekutif maupun legislatif.
Ada Setgab, pertemuan rutin antara pemimpin lembaga tinggi negara, juga berwarnanya Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid I dan II merupakan kebijakan strategis SBY dalam mencari harmoni. Masih terekam dalam ingatan publik bagaimana strategi SBY menjadikan Taufik Kiemas sebagai Ketua MPR, meskipun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengambil sikap sebagai oposisi. Keputusan ini diambil agar SBY bisa menjaga hubungan baik dengan PDIP, begitu juga menjaga keseimbangan politik.

Memang tantangannya tidak mudah di tengah banyaknya konflik kepentingan politik. Tetapi, upaya sungguh-sungguh ini juga disaksikan dengan baik oleh seluruh rakyat.

Karakter terakhir yang dicatat masyarakat, SBY terkenal sebagai pemimpin yang berpikir positif, optimistis, dan visioner. SBY paham beda antara pemimpi dan pemimpin. SBY mempunyai program yang jelas, visi yang jauh, dan kemampuan menjalankan program-programnya.

Saat orang masih berdebat menyangsikan kemampuan TNI dalam menjaga wilayah NKRI, SBY secara signifikan menambah anggaran alutsista dan memodernisasikan alutsista. Kebijakan ini semakin menambah kepercayaan diri TNI dalam menjaga keutuhan NKRI. Kesejahteraan prajurit pun menjadi prioritas dengan kenaikan renumerasi serta pembangunan fasilitas perumahan. Kekuatan militer Indonesia bahkan sekarang semakin disegani negara lain. Ini sebuah modal berharga dalam menjaga NKRI.

Dalam kasus infrastruktur, SBY yang paham sekali pentingnya infrastruktur meluncurkan program percepatan pembangunan MP3EI dan MP3KI. Program yang diluncurkan tiga tahun terakhir ini telah banyak menghasilkan infrastruktur penting, seperti jalan Tol Mandara Bali, Jembatan Kelok Sembilan, Bandara Internasional Lombok, Bandara Kualanamu, Bandara Sepinggan, dan proyek-proyek strategis lainnya di seluruh Indonesia. Dasar pemikiran SBY, dengan percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur strategis, ekonomi dapat terus bergerak dan tumbuh sehinggas dapat terus mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Saat yang lainnya juga masih berdebat tentang perlunya langkah riil mengurangi kemiskinan dan pengangguran, SBY sudah melakukan aksi nyata dengan hasil-hasilnya yang fenomenal. Bahkan visi MP3EI melampaui pemerintahan SBY sendiri, yaitu sampai dengan 2025, agar semua kesinambungan bisa terjaga.

Terlepas dari faktor idiosinkresi yang telah diuraikan, tentu saja sebagai manusia SBY juga mempunyai kekurangan. Sikap berhati-hatinya sering dikonotasikan lambat. Sikap bijaknya sering dikritik sebagai berpihak. Sikap mencari solusi bersamanya sering dikatakan sebagai takut mengambil sikap.

Memang setiap karakter bisa juga bersisi dua dan sering dinilai salah. Terlepas dari semua itu, tiga karakter SBY tersebut tidak dapat dimungkiri telah mewarnai dinamika politik di Indonesia dan menjadikannya sebagai salah satu role mode dan teladan. Katanya, pemimpin besar akan dirindukan saat dia pergi. Mari lepas purnatugas SBY dan Bu Ani dengan hormat, hormat akan sebuah tokoh bangsa yang telah mendedikasikan pengabdiannya yang tulus bagi kebesaran bangsa dan negara ini, Indonesia. Selamat Jalan Pak SBY!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar