Sport-Industry
Firmanzah ; Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
|
KORAN
SINDO, 17 November 2014
Olahraga dan industri sering dianggap sebagai dua bidang terpisah.
Namun di banyak negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan
Kanada, olahraga merupakan salah satu penyumbang penting perekonomian
nasional mereka.
Dengan semakin terkelola secara baik, industri olahraga dapat membuka
lapangan kerja baru, menjamin kesejahteraan mereka yang terlibat di dalamnya,
dan memberikan efek pengganda yang sangat besar pada industri
lainsepertiperhotelan, transportasi, event organizer, peralatan olahraga dan
broadcasting .
Di banyak negara, penataan industri olahraga mulai dari hulu sampai
hilir ditopang oleh pengelola klub yang profesional serta aspek rekreasional
event olahraga telah menjadikan olahraga sebagai industri yang sangat penting
bagi perekonomian suatu negara. Misalnya di Amerika Serikat (AS), industri
olahraga menempati peringkat ke-11 dari sisi output ke produk domestik bruto
(PDB) mereka setelah industri konvensional seperti real estat, ritel,
kesehatan, konstruksi, komunikasi, dan perbankan.
Tidak kurang dari USD152 miliar output industri olahraga dan
merepresentasikan tidak kurang dari 2% PDB AS. Price Water House (PWC) juga
menunjukkan tren pertumbuhan industri olahraga global yang diukur dari
penjualan tiket, merchandising, sponsorship, dan hak media tumbuh rata-rata
3,7% dari tahun 2011- 2015. Di China, pada 2009 nilai industri olahraga telah
mencapai USD300 miliar. Di AS, pada 2008, kapitalisasi industri ini mencapai
lebih dari USD441 miliar atau 2 kali nilai industri automotif dan 7 kali
nilai industri film di negara itu.
Sejumlah event olahraga bertaraf internasional juga menjadi episentrum
aktivitas ekonomi industri olahraga. Misalnya penyelenggaraan US Open
mendapatkan pemasukan tidak kurang dari USD220 juta, Formula 1 memiliki total
pendapatan tidak kurang dari Rp4,7 triliun, Piala Dunia (FIFA World Cup) 2014
mendatangkan total revenue USD4 miliar, dan Liga Champion Eropa 2014
mendapatkan total pendapatan tidak kurang dari 1,34 miliar euro.
Pada setiap event olahraga hampir semua industri mendapatkan efek
pengganda. Industri seperti perhotelan, transportasi, perbankan, pariwisata,
peralatan olahraga, broadcasting, event-organizer, jasa keamanan, restoran,
merchandising, dan jasa agen atlet ikut berkembang serta menopang tumbuh berkembangnya
industri olahraga sekaligus. Pengalaman di negara maju, untuk mengembangkan
industri olahraga dibutuhkan semangat total football dari banyak kalangan.
Sejumlah pihak seperti pemerintah, pengelola klub olahraga, atlet,
asosiasi, media, produsen alat olahraga hingga penonton/suporter harus
berbenah. Profesionalisme, pembinaan penonton/suporter, peningkatan prasarana
dan sarana olahraga, konsistensi kompetisi, peningkatan kualitas pengelola
klub dan pengelola kompetisi olahraga merupakan faktor-faktor yang perlu
terus ditingkatkan.
Bagi Indonesia, pengelolaan olahraga nasional sebagai salah satu
industri dan mesin pertumbuhan ekonomi menjadi kebutuhan yang perlu untuk
segera diwujudkan. Hal ini terlebih ketika Indonesia sedang mendorong
sumber-sumber pertumbuhan baru (nonsumber daya alam) yang memiliki nilai
tambah tinggi. Pengelolaan olahraga nasional tidak lagi sekadar
penyelenggaraan kegiatan penyehatan jasmani, catatan-catatan prestasi baik
regional maupun global, tetapi telah menjadi salah satu sumber bagi
akselerasi perekonomian.
Seperti telah dijelaskan di bagian awal tulisan ini, bahkan olahraga di
negara-negara maju telah bertransformasi menjadi industri modern yang sejajar
dengan industri-industri konvensional lainnya. Ambil contoh klub-klub sepak
bola di Inggris atau Spanyol yang dikelola dengan sangat profesional, bahkan
sebagian telah listing di pasar modal. Atau misalnya event kejuaraan tenis
dunia yang meraup untung dan memberi efek pengganda bagi industriindustri
pendukung lainnya dan masih banyak lagi.
Untuk itu, pemerintah perlu memberi perhatian lebih besar bagi
pembangunan industri olahraga di Tanah Air sebagai salah satu sumber
pertumbuhan baru. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga perlu
segera memetakan potensi-potensi olahraga nasional agar dapat dikonversi
menjadi industri olahraga yang memberi efek pengganda yang besar bagi
perekonomian. Peta perencanaan pembangunan olahraga nasional memang perlu
dilakukan secara komprehensif dan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Misalnya membenahi sistem kompetisi, menata lembaga-lembaga yang selama
ini ditugaskan untuk melakukan fungsi pembinaan, mendorong kerja sama dengan
industri (media, manufaktur, pariwisata, transportasi, dan sebagainya),
memberdayakan otoritas keolahragaan seperti KONI, KOI, serta organisasi induk
di tiap cabang olahraga dan sebagainya.
Selain itu capacity-building berupa pelatihan dan pembinaan pengelola
klub dan kompetisi menjadi lebih modern serta profesional perlu terus
dilakukan. Sistem pembenahan dan pemberdayaan suporter untuk lebih tertib
sehingga menonton pertandingan olahraga lebih fun dan rekreasional juga perlu
terus ditingkatkan. Kedua, pembangunan industri olahraga nasional bisa
dipadukan dengan kepariwisataan.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin bagi penyelenggaraan event
kejuaraan dapat didesain dengan konsep pariwisata sekaligus program pemasaran
destinasi wisata-wisata di seluruh Tanah Air. Misalnya penyelenggaraan
kejuaraan olah raga air se-ASEAN yang dipusatkan di Lombok dan Manado, pacuan kuda di
Sumatera Barat, dan seterusnya. Dengan memadukan penyelenggaraan event
olahraga dengan kegiatan-kegiatan pariwisata, ini akan menambah daya dorong
bagi pertumbuhan ekonomi nasional di samping sebagai ajang promosi Nusantara.
Pemerintah daerah juga memiliki peran yang strategis untuk mengambil
inisiatif melakukan event olahraga, baik yang bertaraf nasional maupun
internasional. Ketiga, menata kembali sistem pembinaan olahragawan dengan
melakukan klusterisasi dariolahragawan yunior, amatir hingga profesional.
Upaya ini diharapkan dapat menggairahkan kembali olahragawan sebagai
salah satu profesi yang memiliki masa depan cerah. Hal ini juga sebagai
respons dari pembelajaran kita selama 30 tahun terakhir, yaitu banyak
olahragawan nasional yang telah mencatatkan prestasi dunia tetapi di masa
tuanya dihadapkan pada persoalan ekonomi dan kesejahteraan. Atlet nasional
hanya akan lebih sejahtera apabila ditopang industri kompetisi olahraga yang
menguntungkan.
Dalam hal ini mendorong industrialisasi olahraga berarti meningkatkan
kesejahteraan para atlet nasional. Yang terakhir, mendorong industri
peralatan olahraga sebagai industri penopang utama dalam membangun industri
olahraga nasional. Industri alatalat olahraga nasional merupakan sektor yang cukup
potensial di tengah semakin bergairahnya sektor olahraga di dunia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama-sama dengan Kementerian
Perindustrian dan kementerian terkait lainnya dapat berkoordinasi untuk
mendorong pertumbuhan industri peralatan olahraga nasional. Sebagai ajang
promosinya dapat didesain event-event pameran peralatan olahraga baik yang
bersifat lokal, regional maupun global.
Dengan berbagai upaya ini, kita berharap sektor keolahragaan dapat
menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional serta mendorong
akselerasi pembangunan dan kesejahteraan sekaligus. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar