Mengaji
lewat YouTube
Komaruddin Hidayat ; Guru Besar Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
|
KORAN
SINDO, 19 Januari 2018
SAYA sangat berterima kasih kepada pencipta
YouTube, semoga kreasinya jadi amal saleh di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena
YouTube sangat membantu dan mempermudah saya mengaji, mengikuti berbagai
diskusi dan ceramah ilmiah yang sangat berkualitas secara gratis.
Kita tinggal pilih topik dan penceramah,
dalam bidang apa pun, termasuk agama, termasuk agama Islam. Dengan mudah dan
murah kita bisa berkenalan dengan para pemikir Indonesia dan dunia.
Di antara topik ceramah dan diskusi yang
selalu saya ikuti adalah studi perbandingan agama dan filsafat yang
disampaikan sarjana Barat atau sarjana muslim yang tinggal di Barat. Misalnya
saja dialog antara pendeta Kristen dan intelektual muslim seputar pertanyaan:
apakah Bibel dan Alquran firman Tuhan?
Masing-masing berusaha menyampaikan
argumennya secara ilmiah tanpa nada marah dan mengafirkan yang lain. Mereka
berdiskusi sesuai dengan topik dan substansi yang telah disepakati. Silakan
pendengar mengambil simpulan sendiri.
Yang juga sangat mengasyikkan adalah mengikuti
ceramah ilmuwan Barat yang masuk Islam. Cukup banyak YouTube menyajikan ini.
Sering kali saya dibuat terhenyak
mendengarkan cara pandang mereka terhadap Islam, sebuah cara pandang baru dan
lain yang tidak biasa saya dengarkan dalam ceramah di Indonesia. Misalnya
saja pengalaman Jeffry Lang masuk Islam. Bagaimana perkenalan pertama dengan
Alquran dan apa yang membuatnya terpikat pada kitab suci ini sehingga
akhirnya masuk Islam.
Ada juga sarjana ahli sejarah Bibel yang
akhirnya memeluk Islam setelah melakukan kajian kritis-kompararif dua kitab
suci tersebut. Dan masih banyak YouTube menyajikan kisah orang Barat
berkonversi ke Islam.
Namun menarik juga mengikuti paparan kritis
terhadap Islam. Dalam YouTube, Islam kerap dikritik dengan berbagai argumen
rasional, hal yang tidak terbayang bisa terjadi di Indonesia.
Jika hal ini terjadi di Indonesia, pasti
pelakunya segera divonis sebagai menghina Islam dan sejenisnya. Jadi berbagai
pikiran keislaman yang di sini sudah dianggap liberal dan itu disampaikan
oleh orang Islam sendiri sesungguhnya pemikiran itu masih sangat jauh dari
liberal jika kita sering mengikuti perdebatan agama di YouTube. Semua itu
merupakan kuliah gratis bagi mereka yang ingin berdakwah di kalangan
masyarakat intelektual yang terbiasa berpikir kritis dan liberal.
Kuliah agama di YouTube sangat membantu
mereka yang tidak sempat membaca buku dan tidak sempat datang ke forum
pengajian. Dengan modal handphone dan langganan wifi, kita bisa belajar di
mana saja, kapan saja, daripada bergosip di medsos.
Beragam pendakwah dan ulama di Indonesia
juga bisa diikuti, sejak dari penceramah yang lucu sampai yang nadanya keras.
Berbagai ulama dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda menambah
wawasan keislaman kita.
Janganlah terikat hanya pada satu ustaz dan
satu kelompok pengajian. Dengarkan semuanya untuk memperluas wawasan agar
kita tidak berpandangan sempit. Islam itu luas, jangan dipersempit.
Sepandai-pandai seorang ulama, dia tetap dibatasi oleh bidang kajiannya yang
juga terbatas. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar