100
Hari Anies-Sandi, Berapa Nilai Rapornya?
Hersubeno Arief ; Jurnalis Senior
|
REPUBLIKA,
24 Januari
2018
Pasangan Anies-Sandi genap 100 hari
memimpin Jakarta. Bagaimana nilai rapor kinerjanya. Apakah merah, biru, merah
semua, atau biru semua?
Mengambil analogi anak sekolah, atau
mungkin lebih tepatnya anak kuliahan, Anies-Sandi bagi sebagian dosen dan
mahasiswa lainnya adalah unwanted student. Mahasiswa yang tidak diinginkan. Tentu sangat menarik untuk mengevaluasi
nilainya.
Sejak awal mereka sudah dipersepsikan tidak
bakal mampu menjadi "mahasiswa" yang baik, dan bisa menyelesaikan
kuliahnya selama lima tahun. Apalagi janji yang mereka buat, terkesan sangat
muluk.
Mulai dari penghentian proyek reklamasi,
Rumah DP nol rupiah, menata PKL, dan berbagai janji muluk lainnya. Tongkrongan keduanya tidak meyakinkan bisa
merealisasikan semua janji itu.
Melihat penampilannya, keduanya dipastikan
bakal drop out di tengah jalan. Tidak
bakal perform. Maklumlah DKI Jakarta sebelumnya punya jagoan top.
Hebat dalam segalanya, bernama Ahok.
Makanya tidak perlu kaget sejak awal
Anies-Sandi di-bully habis. Mau bikin apapun pasti salah. Apalagi kalau tidak
bikin apa-apa. Bener gak bener, pokoknya harus gak bener. Itulah nasib
keduanya.
Hiruk pikuk sosial media, framing media
mainstream, pernyataan sejumlah pengamat dan lembaga survei, kian membuat
pasangan ini dipandang sebelah mata.
DKI Jakarta ini kota yang sangat keras,
bahkan ada yang menyebutnya lebih kejam dari ibu tiri. Figur yang memimpin juga harus keras. Harus berani
bentak sana, bentak sini. Gertak sana, gertak sini.
Kalau perlu gebrak meja dan broadcast di
Youtube. Biar semua orang tahu. Dengan begitu semua orang yang selama ini sok
jagoan jadi mengkeret. Gubernur kok dilawan?
Orang kampus, akademisi model Anies tidak
mungkin bisa memimpin Jakarta. Apalagi cuma modal senyum. Itu semua framing,
bully-an. Mereka ingin membentuk persepsi publik bahwa keputusan mayoritas
Jakarta memilih Anies-Sandi adalah kecelakaan sejarah. Warga Jakarta bakal
menyesal seumur hidup karena keputusannya itu.
Melebihi
harapan
Bagaimana sekarang faktanya? Mahasiswa yang
tidak diinginkan ini ternyata tahan banting juga. Mereka menghadapi bully-an dengan
senyum dikulum. Terus bekerja dalam diam. Hasilnya? Anda bisa nilai sendiri.
Mereka sudah menyelesaikan berbagai
"mata kuliah," padahal belum sampai satu semester. Bukan hanya
"mata kuliah" wajib yang mereka bereskan. Mereka juga menyelesaikan
beberapa "mata kuliah" tambahan dengan baik, super baik malah.
Hari pertama Anies-Sandi bikin kaget banyak
orang. Mereka menutup Hotel Alexis yang oleh Ahok disebut sebagai surga
dunia. Alexis tidak termasuk dalam daftar 23 janji kampanye, tapi termasuk
yang paling banyak mendapat sorotan.
Ahok yang jagoan saja tidak berani
menutupnya. Maklum banyak kepentingan yang bermain di belakangnya. Tapi tanpa
banyak bicara, izinnya tidak diperpanjang.
Tanpa ampun Alexis tutup. Untuk "mata kuliah" tambahan ini
nilai mereka A+.
Reklamasi Pantai Utara. Banyak pengamat dan
media menilai janji ini tidak mungkin dipenuhi. Proyek ini secara kasat mata
di-back up penuh oleh pemerintah pusat dan melibatkan para pengembang kelas
jumbo.
Presiden Jokowi sampai harus menurunkan Menko
Maritim Luhut Panjaitan untuk mengawal proyek raksasa tersebut. Namun tidak
menunggu 100 hari, Reklamasi Pantai Utara Jakarta dihentikan.
"Mata kuliah" proyek Reklamasi
ini punya bobot satuan kredit semester (SKS) paling tinggi, dengan dosen
super kiler. Anies-Sandi ternyata bisa lolos. Nilainya outstanding. A+ tidak
cukup. Yang layak kalau ada nilainya AAA+.
Rumah Dp nol rupiah. Bobot janji
kampanyenya sedikit di bawah penghentian Reklamasi. Banyak pengamat menilai
Anies-Sandi sedang mengigau ketika menggagas proyek ini. Sangat tidak masuk
akal. Keduanya hanya PHP (pemberi harapan palsu).
Lagi-lagi Anies-Sandi bisa membuktikan
janjinya. Proyek rumah DP nol rupiah saat ini sedang dibangun di kawasan
Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Proyek kedua segera menyusul. Nilai untuk DP nol rupiah juga sangat tinggi AA+.
Total dari 23 janji kampanye, media
menyebut Anies-Sandi, sudah menunaikan 10 janji, hanya dalam waktu kurang
dari 100 hari. Masih ada 13 janji lain yang belum ditunaikan keduanya. Publik
akan mengawasi dengan cermat, apakah Anies-Sandi dapat memenuhi janjinya.
Melihat cara kerja keduanya, cepat dan
konsistennya mereka dalam memenuhi janji, tidak mengherankan mereka akan
lulus dengan nilai yang luar biasa biru. Kalau mau adil silakan bandingkan
nilai kinerjanya dengan apa yang sudah dikerjakan Jokowi, Ahok, dan Djarot
dalam periode yang sama. Siapa yang hanya obral janji, dan siapa yang memberi
bukti? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar