Pesantren
Amerika- 3
Imam Shamsi Ali ; Presiden Nusantara
Foundation
|
REPUBLIKA,
26 Januari
2018
Berlokasi
di sebuah kota kecil yang indah, dikelilingi oleh bukit-bukit dan danau yang
cantik, pondok pesantren Nur Inka Nusantara Madani akan menjadi atraksi turis
(tourist attraction) tersendiri.
Berbeda dengan kota New York misalnya, di mana penduduknya sangat didominasi
oleh imigran. Kota Moodus masih menampilkan wajah perkampungan Amerika masa
lalu.
Oleh
karenanya, di masa depan pesantren ini boleh jadi akan menjadi atraksi turis
tersendiri, baik lokal maupun global. Para pelancong dari luar negeri,
termasuk Indonesia, dapat menjadikan pesantren sebagai salah satu destinasi
kunjungan. Demikian pula bagi warga lokal (Amerika) tentu pesantren ini akan
menjadi daya tarik tersendiri.
Oleh
karenanya, pada bagian lalu, disebutkan rencana mendirikan gedung-gedung
pesantren yang bercirikan Nusantara. Tentu menggambarkan keramahan, termasuk
ramah lingkungan, dengan bentuk khas kedaerahan di Nusantara.
Tujuan
ini minimal untuk dua hal: pertama, untuk mengenalkan Indonesia yang memang
memerlukan usaha yang lebih proaktif. Kedua, untuk mengenalkan jika Indonesia
itu identik dengan Islam yang diimpikan oleh dunia. Yaitu Islam yang
tersenyum, merangkul dan kerjasama. Ini sekaligus menjawab stigma yang
berkembang di barat jika Islam itu adalah agama orang-orang Arab (semata).
Pendanaan
dan izin
Tidak
disangkal bahwa dalam proses ini ada dua tantangan terbesar yang dihadapi;
pendanaan dan perizinan. Sejak saya terpikir mendirikan pesantren di Amerika
saya berniat untuk melakukan penggalangan dana terbesar dari Indonesia. Ada
teman-teman bertanya, kenapa Indonesia?
Jawabannya
adalah karena saya ingin dunia melihat bahwa Indonesia itu adalah negara yang
mampu, termasuk berada di garda terdepan dalam mengembangkan dakwah Islam
yang sesungguhnya. Saya ingin menjadikan pesantren ini menjadi bagian dari
catatan sejarah bangsa ini.
Berbicara
tentang pendanaan ini sudah pasti cukup pelik dan besar. Pelik karena orang
selalu melihat Amerika sebagai negara kaya dan maju. Sehingga, ketika
penggalangan dana dilakukan dari Indonesia untuk sebuah proyek di Amerika ada
yang bertanya apa tidak terbalik?
Jawabannya
tidak. Di Amerika agama tidak diurus oleh negara. Oleh karenanya, proyek
keagamaan seperti pesantren ini, tidak ada sangkut pautnya dengan kemajuan
negara Amerika. Semua urusan agama, Islam khususnya, diurus oleh komunitas
Muslim sendiri. Sementara komunitas Muslim relatif baru dan masing-masing
punya proyek di lokalitasnya.
Itulah
sebabnya proyek pesantren ini saya kembalikan kepada bangsa Indonesia. Tentu
karena saya merasa ini bukan proyek saya, tapi proyek bangsa Indonesia secara
menyeluruh. Insya Allah jika bangsa ini melihatnya sebagai proyek
kebanggannya maka sangatlah mudah untuk menyelesaikannya.
Alhamdulillah
sejak mulai digulirkan rencana ini, bangsa Indonesia, dari kalangan rakyat
kecil hingga ke tingkatan pemerintahan menyambutnya dengan penuh antusias.
Tinggal kita buktikan bahwa di mana ada kemauan di situ ada jalannya.
Jumlah
dana yang diperlukan memang tidak kecil. Selain karena memang ukurannya
Amerika, juga rencana pembangunan pondok ini boleh dikata cukup ambisius.
Jumlah persisnya akan disampaikan setelah pembuatan “master plan”
diselesaikan oleh arsitektur yang membantu dalam perencanaan.
Sementara
masalah perizinan tentu kita telah mengukur dengan ragam pertimbangan. Kuasa
hukum (lawyer) kami telah memulai prosesnya, dari pendaftaran entitas yayasan
di negara bagian Connecticut, mempelajari kode pembangunan, hingga
persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam membuka sebuah yayasan
pendidikan di Connecticut.
Sekali
lagi, Amerika adalah negara yang menjadikan hukum sebagai acuan dalam segala
hal. Dan secara hukum dan konstitusi, beragama termasuk pendirian institusi
keagamaan, dijamin oleh konstitusi. Tantangannya memang adalah ada pada
kesiapan kita memenuhi semua yang dituntut dalam proses pembangunannya. Dan
untuk maksud tersebut arsitektur dan lawyer akan melakukan koordinasi secara
dekat.
Renovasi
gedung yang ada
Sebagaimana
pernah disampaikan bahwa di lokasi ini sudah ada beberapa gedung yang masih
layak pakai. Hanya saja memerlukan pembersihan dan renovasi karena pernah
dipakai sebagai peternakan ayam. Dan karenanya, memerlukan kerja-kerja besar
untuk renovasi, yang boleh jadi memerlukan biaya yang signifikan.
Harapannya,
jika proses renovasi berjalan lancar, di lokasi ini pada bulan Juli-Agustus
mendatang sudah ada kegiatan yang dilakukan. Barangkali dimulai semacam
Summer boarding school selama liburan musim panas.
Untuk
empat bulan ke depan ada beberapa hal yang akan dilakukan: Pertama,
membersihkan lokasi yang sudah tidak terpakai sejak tahun 2012 lalu.
Kedua,
renovasi atau perbaikan tiga gedung, sebuah rumah (asrama), sebuah gedung
sekolah (kelas-kelas), dan sebuah gedung untuk shalat berjamaah (hall).
Ketiga,
perbaikan fasilitas olah raga. Sebuah lapangan bola, lapangan basket, dan
sebuah kolam renang. Keempat, perbaikan daerah parkiran. Kelima, menata
jalan-jalan yang ada di dalam lokasi.
Untuk
lima rencana kerja di atas tentu memerlukan juga izin dan pendanaan. Izin
akan mulai diproses bulan Februari ini. Sementara pendanaan terus akan
digulirkan hingga Allah menentukan semuanya. Untuk itu kami doa dan dukungan
semua pihak!
Lalu
bagaimana dengan rencana pembangunan jangka panjang? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar