Rabu, 11 Januari 2012

Reinkarnasi Mobil Nasional

Reinkarnasi Mobil Nasional
Bambang Setiaji, REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Sumber : SINDO, 11 Januari 2012



Mobil nasional yang pernah populer menjelang krisis ekonomi 1997 tiba-tiba bereinkarnasi di Kota Solo,ketika Wali Kota Solo bertekad menjadikan mobil Kiat Esemka buatan anakanak SMK bersama bengkel karoseri Sukiat menjadi mobil dinas pejabat-pejabat Balai Kota Solo.

Wali Kota Solo menuai keuntungan politik dengan menjadikan dirinya ikon pasar tradisional dan kini menjadi ikon pengembangan mobil rakyat, sekaligus ikon industri tinggi nasional. Setelah dipopulerkan oleh media cetak dan elektronik dengan harga kurang dari setengah di kelasnya, pesanan mobil Kiat Esemka terus mengalir sampai ratusan buah,tentu saja melampaui kapasitas produksinya.

Kebijakan untuk memproduksi mobil nasional pernah populer pada 1996, menjelang krisis ekonomi, ketika Presiden menunjuk PT Timor yang menggandeng perusahaan mobil Korea,KIA ,untuk melaksanakan produksi mobil nasional. Harga Timor pada waktu itu sekitar 50% dari harga mobil di kelasnya, karena Timor memperoleh keringanan bea masuk komponen. Kebijakan memberi keringanan bea masuk tersebut bertujuan memacu alih teknologi industri mobil di mana KIA berjanji akan memberikan yang diinginkan Indonesia.

Alih teknologi dari mobil-mobil yang dirakit di Indonesia ternyata berjalan lambat. Indonesia cenderung hanya dijadikan sebagai pasar daripada sebagai mitra produsen. Seiring dengan kebijakan mobil nasional adalah industri pesawat terbang yang telah berkembang lebih dulu dengan memberi kesempatan Habibie mengembangkan ide-idenya melakukan lompatan teknologi. Apakah hanya rumor atau kenyataan, kemudian Indonesia diserang melalui pasar keuangan. Data menunjukkan bahwa sebelum krisis keuangan terjadi lonjakan masuk valuta asing sampai empat kali lipat, dana itu diinvestasikan di sektor pasar modal yang bersifat jangka pendek.

Uang masuk yang bersifat jangka pendek tanpa sadar dibelanjakan kembali ke negara asal untuk membeli komponen impor dan untuk membiayai sektor riil yang berjangka panjang, misalnya sektor properti. Setahun kemudian, bertepatan dengan kegaduhan politik, dana jangka pendek tersebut ditarik hampir secara bersamaan.Kebutuhan valuta asing menjadi tidak terpenuhi dan mendorong harga valuta asing meningkat sampai enam kali lipat dalam waktu singkat dan kemudian turun pada posisi sempat kali lipat.Rencanarencana bisnis menjadi berantakan, perusahaan tidak dapat membayar angsuran, dan akhirnya perbankan mengalami masalah besar.

Gagasan mobil nasional kandas,bahkan industri dirgantara yang sedang merencanakan produksi pesawat jet dengan kapasitas menengah juga kandas. IPTN melakukan PHK tenaga-tenaga ahli yang sudah dibiayai dengan sangat mahal kemudian tersebar di berbagai negara hingga kini.

Indonesia Terbuai

Hampir satu setengah dasawarsa sejak krisis, rencana pengembangan industri berteknologi tinggi menghilang. Indonesia terbuai semakin jauh dari kemajuan sisi produksi dan hanya menjadi negara pasar yang mengimpor barang industri dari menjual bahan-bahan dasar seperti berbagai bahan tambang,minyak dan gas, kayu,garmen,dan mengekspor TKW yang penuh derita.

Pemerintah yang tidak pernah bisa mayoritas dengan sistem kepartaian yang begitu banyak,sibuk dengan kegaduhan politik.Pemerintah menjadi kehilangan fungsi kepemimpinan. Wali Kota Solo dengan jeli menangkap kekosongan dan peluang kemajuan ini dengan memelopori penggunaan mobil produksi anak-anak SMK. Produk-produk ini sebenarnya tidak terlepas dari impian mobil nasional pada 1990-an. Mesin mobil Timor dipilih oleh direktur pengembangan SMK dan didistribusikan kepada beberapa SMK dalam keadaan belum dirakit.

Anak-anak kemudian berlatih merakit mesin, dan merangkai dengan berbagai bagian lain.Produksi mobil bukan hanya di SMK di Solo, tetapi juga SMK yang lain. Asosiasi SMK ini kalau dikumpulkan dan disupervisi kualitasnya pada standar tertentu, akan terbentuk suatu industri mobil yang melibatkan industri-industri komponen yang dikerjakan oleh banyak daerah. Hal ini benarbenar nasional yang membedakannya dari mobil nasional yang pertama.

Kemauan Politik

Embrio industri mobil nasional yang sekarang sungguh berbeda dengan rencana mobil nasional pertama yang diserahkan secara penuh ke satu perusahaan. Industri mobil sekarang perpaduan aspirasi bawah dan atas, dimotori oleh direktur pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan semula bertujuan pembelajaran.Para siswa SMK ternyata sangat antusias dan telah menghasilkan berbagai jenis mobil. Masalah yang menghadang tentu tidak ringan bagi mobil nasional ini.

Masalah-masalah yang dihadapi antara lain belum terdapatnya payung hukum lembaga pendidikan yang menghasilkan produk yang tergolong barang mewah.Masalah kelayakan, masalah perizinan, dan masalah perpajakan. Semua ini memerlukan tekad politik seluruh komponen bangsa seperti para politisi Senayan dan berbagai kementerian terkait, sehingga syarat pertama mobil nasional harus murah sehingga diminati masyarakat, menjadi mobil rakyat, dan dengan demikian bisa memberi kesempatan berkembang kepada industri tersebut.

Dukungan media yang besar terlihat bisa menjadi penekan departemen yang mungkin akan menghambat mobil nasional dan tentu saja harus diwaspadai industri yang ada yang akan mengganjal sebagaimana mobil nasional yang pertama. Politik anggaran juga bisa dilakukan dengan sangat bermakna bagi perkembangan industri berteknologi tinggi.

Misalnya, alihalih menghambat,pemerintah dapat memperluas terobosan Wali Kota Solo dengan menetapkan mobil nasional yang diproduksi di banyak tempat menjadi mobil wajib dibeli oleh semua departemen,pusat dan daerah yang menggunakan uang negara.Industri tinggi lain juga dapat memperoleh perlakuan serupa seperti industri informasi, komputer, dan telekomunikasi (ICT) yang merupakan pintu gerbang menuju negara dengan industri modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar