Bom Atom dan Geopolitik Indonesia
Kusmayanto Kadiman, ANGGOTA APLN
Sumber
: REPUBLIKA, 28 Januari 2012
Kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN mendapat banyak pujian
kalangan internasional. Bukan hal mustahil, Indonesia kemudian menjadi kandidat
kuat sebagai pemegang lakon dalam upaya membujuk Korut meninggalkan ambisi
memperbesar kekuat an senjata nuklirnya. Mengajak Korut untuk memulai kembali
perundingan Six Party Talk yang sempat terhenti karena Korut menarik diri dari
perundingan tersebut. Juga untuk berperan aktif dalam upaya unifikasi Korut dan
Korsel, khususnya pascakepemimpinan Kim Jong-il.
Tenaga atom adalah tenaga yang dihasilkan dari terlepasnya
energi yang tersimpan dalam inti atom akibat peristiwa fisika yang dikenal
sebagai fusi atau fissi. Tenaga atom
yang dihasilkan reaksi berantai begitu besar dan dahsyat dampaknya. Tenaga atom
atau tenaga nuklir masih saja menjadi isu dan perdebatan dalam kancah
tekno-ekonomi versus sosio-politik. Manfaatnya di berbagai sektor penunjang
kehidupan banyak dirasakan. Kesehatan, pertanian, perikanan, pangan, dan energi
adalah sendi-sendi kehidupan yang mendapat dukungan dari tenaga nuklir.
Di sisi lain, bencana bom atom masih menjadi cerita dan
pengalaman traumatik. Kedahsyatan bom atom dikenal pertama kali saat Amerika
Serikat meluluhlantakkan Hiroshima dan Naga saki untuk membungkam perjuangan
Jepang memenangkan Perang Dunia. Fenomena pengeboman ini tidak terlupakan dan
contoh nyata dari pembunuhan massal dan perusakan total.
Bom Atom, Mitos
Asuransi Keamanan
Walau kata nuklir kini lebih populer, namun istilah bom atom
bagi telinga kita terasa lebih bombastis dan menggetar jiwa. Terbayang wujud
cendawan awn nuklir disertai gelombang udara panas dan zat radioaktif yang
menghancurkan semua benda yang dilalui oleh kekuatan pemusnah itu. Belum lagi efek jangka panjang dari
radioaktif yang perlahan tapi akan memakan korban dengan memusnahkan kehidupan
manusia dan biota lainnya. Radioaktif
yang akan menjadi penyebab cacat pada kehidupan bernyawa lebih dari satu
generasi. Menyatakan tidak dan sekaligus menolak bom atom sudah menjadi
kesepakatan dunia.
PBB bersuara lantang dalam menentang bom atom. Dua traktat
yang terkait energi nuklir adalah Non-Proliferation Treaty (NPT), yaitu
perjanjian yang mengatur dan membatasi upaya pengayaan sumber energi nuklir,
seperti uranium dan plutonium dan Comprehensive Nuclear-Test Ban Treaty (CTBT),
yaitu perjanjian pelarangan pengujian bom atom.
Kedua traktat ini telah disepakati oleh banyak negara
anggota PBB. Bahkan, negara-negara yang
mempunyai hulu ledak nuklir dan punya kemampuan pengayaan bahan nuklir juga
ikut dalam traktat ini, misalnya Amerika Serikat, Rusia, dan Cina. Sedangkan
Israel, India, dan Pakistan tidak pernah ikut dalam traktat ini. Korea Utara
semula ikut dalam traktat NPT.
Selain kedua traktat di atas, para pemimpin juga telah
melangkah maju dengan sama-sama membuat pernyataan kawasan bebas senjata
nuklir. Perjanjian Rarotonga dan Bangkok adalah contoh pernyataan kesepakatan
bebas dari senjata nuklir (nuclear weapon free zone). Rarotonga adalah
pernyataan kawasan bebas senjata nuklir di Pasifik Selatan. Sedangkan kesepakatan Bangkok adalah kesepakatan
bebas senjata nuklir di kawasan ASEAN. Banyak negara lain, baik sendiri mau pun
bersama, membuat komitmen bebas senjata nuklir.
Selain politikus yang aktif sebagai eksekutif dan
legislatif, banyak juga praktisi dan politikus yang berhimpun dan menyatukan
kekuatan untuk menjadikan bumi ini bebas dari keberadaan dan an caman bom atom.
Di Amerika Serikat ada The Debate on Getting To Zero yang dikumandangkan The
Gang of Four, yaitu Schulz, Kissinger, Perry, dan Nunn. Di Ero pa muncul European
Nuclear Weapon Disarmament, sedangkan di belahan bumi selatan telah di bentuk
Asia-Pacific Leadership Nuclear Weapon Disarmament and Non-Proliferation.
Namun, masih saja banyak negara yang terus mengembangkan,
melakukan pengayaan materi radioaktif, memproduksi, dan menyiagakan bom atom.
Ribuan jumlahnya dan sebaran pe nempatan nya dirahasiakan, seperti dilaporkan
dalam bu ku Eliminating the Nuclear Threat, Evans-Kawaguchi, 2009. Mengapa ini terjadi? Ada mitos yang mengatakan bahwa
memiliki bom atom itu layaknya memiliki asuransi keamanan dari ancaman serangan
lawan.
Seorang pengamat perang dengan sinis berujar, Irak dan Afghanistan
tidak akan pernah digempur Amerika Serikat jika mereka memiliki bom atom.
Pemilik bom atom adalah Amerika Serikat, Rusia, Israel, Cina, Pakistan, India,
dan Korea Utara. Cina sebagai pengembang dan pemilik bom atom semakin berjaya
dan kini mulai dipandang sejajar kekuatannya dengan Amerika. Inisiatif Amerika
membangun kekuatan di belahan bumi selatan diduga sebagai upaya siaga dan
penyeimbang kekuatan Cina.
Mari simak pernyataan-pernya taan cerdas Mahmoud Ahmadinejad,
presiden Iran, saat menghadapi perdebatan seputar tudingan upaya Iran
mengembangkan dan memiliki bom atom. Penggalan kalimat yang masih terngiang
adalah, “Jika bom atom itu buruk, mengapa kalian memilikinya? Dan, jika itu
baik, mengapa kami tidak boleh menguasainya?”
Indonesia Anti
Senjata Nuklir
Konsisten dan patuh terhadap NPT dan CTBT adalah kesungguhan kita dalam semangat memanfaatkan
tenaga nuklir hanya untuk tujuan damai.
Dalam traktat CTBT, Indonesia berada sebagai negara penggagas. Sudah ada
intensi Indonesia melakukan ratifikasi CTBT seperti diucapkan oleh Eksekutif
maupun Legislatif.
Indonesia
tidak terperangkap dalam mitos asuransi keamanan itu. Intensi melakukan
ratifikasi traktat CTBT adalah buktinya.
Setelah ratifikasi CTBT, maka akan pupus kecurigaan dunia pada
Indonesia. Segelintir anlis menilai, kita memiliki potensi memproduksi bom
atom. Indonesia berada di urutan ke-13
dalam daftar negara terbaik dalam pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir
versi International Atomic Energy.
Berbekal
traktat NPT dan CTBT, kebijakan antisenjata nubika (nuklir, biologi, dan
kimia), politik bebas aktif, dan jejak rekam dalam kancah ASEAN serta internasional
memosisikan Indonesia sebagai kandidat pemimpin dalam gerakan pelucutan serta
sekaligus penciptaan kawasan bebas nuklir. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar