Mohamed
Salah Inspirasi Timur-Tengah
Zuhairi Misrawi ; Intelektual
Muda Nahdlatul Ulama;
Analis Pemikiran dan Politik
Timur-Tengah di The Middle East Institute
|
DETIKNEWS,
22 Februari
2018
Di Mesir, barangkali juga
di seantero Timur-Tengah, Mohamed Salah bomber Liverpool paling trengginas
saat ini dengan torehan 30 gol menjadi buah bibir. Ia tidak hanya menjadi
pesepakbola kesohor sejagat raya, tapi juga menjadi inspirasi di tengah
keterpurukan ekonomi dan politik di Mesir dan Timur-Tengah.
Mohamed Salah adalah oase
harapan di tengah kekecewaan dan kemarahan karena transisi demokrasi
mengalami kemunduran, bahkan kegagalan. Hampir di setiap pertokoan dan
rumah-rumah memasang gambar sosok Salah. Mungkin di benak kaum muda milenial
dan orangtua mereka sudah putus harapan pada politik. Mereka ingin
anak-anaknya di kemudian hari menjadi bintang olahraga yang mendunia seperti
Mohamed Salah.
Media-media mainstream dan
terkemuka di Timur-Tengah, seperti al-Jazeera, al-Sharq al-Awsath, al-Hayat,
al-Quds al-'Araby, al-Ahram, al-Mashr al-Youm hampir tidak pernah absen
memuji kepiawaian Mohamed Salah dalam menguasai lini depan lapangan hijau,
hingga mencetak gol-gol indah.
Media-media Arab mengutip
nyanyian Liverpuldian saat Liverpool mengganyang Basel 5-0 di Liga Champion,
"Salah, jika hal itu baik bagi kamu, maka baik juga bagi saya. Jika
mencetak banyak gol lagi, maka saya akan menjadi muslim juga."
Mohamed Salah menjelma
sebagai duta Timur-Tengah, bahkan duta Islam di Barat. Di tengah kuatnya
kebencian terhadap Timur-Tengah dan Islam yang terus menguat (islamophobia),
Salah bisa memperbaiki citra yang selama ini dikenal sebagai teroris. Apalagi
Liverpuldian selama ini dikenal sebagai fans sepakbola yang fanatik. Mereka
menikmati kelincahan Salah di lapangan hijau, dan mereka juga menerima Salah
yang berlatar belakang Muslim. Bahkan, sumbangsih Salah di Liverpool yang
sangat mengagumkan musim ini bisa membuat mereka kepincut pada Islam, agama
yang dipeluk Mohamed Salah.
Ya, Mohamed Salah memang
dikenal sebagai muslim yang taat. Ia sosok orang Mesir yang lahir dan besar
di perkampungan sederhana, Nagrig di wilayah bagian barat Mesir yang dikenal
dengan Gharbiya. Salah meraih prestasi menjulang seperti sekarang ini
tidaklah mudah. Ia harus melalui lika-liku kehidupan yang penuh perjuangan
dan optimisme.
Kebiasaan Mohamed Salah
yang tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang adalah mengkhatamkan
al-Quran. Sebelum bertanding ia terlihat membaca al-Quran. Salah juga selalu
datang ke masjid untuk melaksanakan salat. Karenanya, para Liverpuldian jika
ingin berjumpa Salah dan mengabadikan foto dengan Salah cukup datang ke
masjid. Jika pulang kampung, Salah tidak pernah absen menunaikan salat di
masjid.
Mohamed Salah tidak lupa
tanah kelahirannya dengan membantu orang-orang miskin, rumah sakit, sekolah,
dan teman-temannya di masa kecil dulu. Bahkan, ia masih bermain bola bersama
teman-temannya.
Di musim liburan, Salah
selalu memilih untuk mudik ke kampungnya di Nagrig daripada bersenang-senang
seperti para pemain bintang lainnya menghabiskan miliaran. Salah seperti
orang Mesir lainnya yang hanya ingin selalu pulang kampung, karena berada di
negeri orang adalah azab. Dalam pepatah Mesir disebut, al-ghurba 'adzabun.
Keterasingan adalah penderitaan. Liburan jeda musim ia gunakan untuk mudik ke
kampung halamannya di Mesir.
Intinya, akhlak Mohamed
Salah, baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan seiring dan seirama. Ia
selalu menampilkan keindahan dalam mengolah bola dengan keindahan perangai
yang membuat decak kagum setiap orang yang mengenalnya.
Maka dari itu, orang-orang
Mesir menyebut Mohamed Salah, "Ia sosok yang seperti kami. Ia dulu
berjuang melewati kesulitan, tapi ia konsisten dan berhasil." Artinya,
ia merepresentasikan kegigihan orang kampung di Mesir yang tidak menyerah
pada keadaan yang serba sulit dan melarat. Ia berlatih serius, hingga
akhirnya meraih mimpinya untuk bermain sepakbola di klub prestisius dan liga
yang paling keras di dunia.
Mohamed Salah memulai
kariernya di klub yang terbilang medioker di Mesir, El Mokawloon el-Arab,
bukan klub besar seperti al-Ahly dan Zamalek. Lalu, ia mencoba keberuntungan
bermain di Basel, Swiss, hingga akhirnya setelah menjadi pemain terbaik dalam
Liga Swiss ia dilirik oleh klub-klub besar Eropa, seperti AS Roma,
Fiorentina, Chelsea, dan terakhir berlabuh di Liverpool.
Salah juga pernah mewakili
Mesir dalam Piala Dunia FIFA U-20 pada 2011 dan Olimpiade 2012. Pada 2012, ia
menjadi pemain muda terbaik Afrika. Pada 2017, Salah jadi sosok penting
karena berhasil membawa kembali Mesir ke putaran final Piala Dunia 2018 di
Rusia. Penalti ke gawang Ghana menjadi pesta besar yang dirayakan di setiap
sudut kota. Akhirnya mereka bisa menonton punggawa tim nasional Fir'aun
bertanding di Rusia setelah absen lama sekali.
Maka dari itu, pada 2017
lalu, Mohamed Salah dinobatkan sebagai pemain terbaik Afrika. Ia adalah sosok
pemain Mesir kedua setelah Mahmood Khatib yang mendapat gelar yang sama pada
1983. Mahmood Khatib juga legenda Mesir karena mengantarkan tim nasional
Mesir ke Piala Dunia pada 1990. Tapi bedanya, Khatib tidak pernah bermain di
Liga Eropa.
Mohamed Salah adalah sosok
yang komplit. Ia layak dijadikan sebagai inspirasi di Mesir dan Timur-Tengah.
Ia pun kini disejajarkan dengan Ummi Kultsum (penyanyi) dan Naguib Mahfudz
(sastrawan). Sosok-sosok ini telah menjadi legenda Mesir yang mendunia
melalui karya-karyanya.
Mohamed Salah akan terus
menjadi perbincangan dan inspirasi, karena ia sekarang sebenarnya masih baru
memulai kariernya di Liverpool. Ia belum berada di puncak, masih dalam tangga
menuju puncak prestasi. Jika ia berhasil membawa Liverpool sebagai juara Liga
Champion, maka ia akan menjadi pemain terbaik dunia. Itu akan menjadi sejarah
baru bagi Salah.
Kabarnya Real Madrid
berminat untuk meminang Salah. Itu artinya, Salah akan jadi
"khalifah" Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Selama ini orang
bertanya-tanya siapakah "khalifah" kedua pemain terbaik dunia
tersebut. Misteri itu pelan-pelan terjawab, karena Salah sepertinya akan
menjadi khalifah bagi CR7 dan Messi. Ya, orang-orang Arab menyebut Salah
sebagai "Messi-nya Arab". ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar