Fenomena
Mata Uang "Samar" yang Selalu Gaduh
Putra Wanda ; Mahasiswa Ph.D Jurusan Computer Science and
Technology, HRBUST, China; Pengurus
Pusat PPI Tiongkok
|
DETIKNEWS,
21 Februari
2018
Pernahkah Anda mendengar
tentang teknologi Blockchain dan mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum
dkk atau yang sering disebut sebagai cryptocurrency? Tahukah Anda bahwa total
pasar mata uang kripto (cryptocurrency) sempat mencapai nilai $600 miliar
lalu jatuh hampir setengahnya? Tentu masyarakat mileal yang gemar dengan
dunia investasi dan keuangan sedikit banyaknya tahu tentang gaduhnya
cryptocurrency yang saya sebutkan di atas.
Data perdagangan
cryptocurrency makin hari makin mengundang rasa penasaran. Mengapa teknologi
yang masih terbilang bayi ini mampu menarik perhatian masyarakat milenial
dalam waktu yang sangat singkat? Saya coba akan uraikan satu per satu,
sembari mengamati perdagangan cryptocurrency yang katanya hanya mimpi atau bahkan
ilusi. Benarkah cryptocurrency hanya ilusi belaka atau sekedar mainan bagi
para investor kelas kakap?
Pada saat artikel ini saya
tulis, nilai pasar cryptocurrency yang merupakan gabungan dari Bitcoin,
Bitcoin Cash, Ethereum dkk sudah mencapai $603.3 M. Nilai ini naik dua kali
lipat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi tidak sampai satu bulan
nilainya turun hampir setengahnya. Sungguh sebuah fluktuasi yang sangat
signifikan. Nilai pasar cryptocurrency ini mengalami lonjakan besar sejak dua
tahun terakhir, begitu juga dengan semakin banyaknya digital currency yang
muncul akhir-akhir ini. Selain mata uang Bitcoin yang sudah dikenal di
kalangan netizen, ada mata uang lain seperti Bitcoin Cash, Ethereum, Dash,
Riplle dll.
Jika kita runut ke belakang,
Bitcoin yang dibuat dengan konsep teknologi Blockchain ini semakin popular di
kalangan milenial. Kenapa penggunaan Bitcoin ini sangat pesat hari ini
tentunya tidak lepas dari sifatnya yang tanpa perantara (peer to peer),
terdesentralisasi, dan transaparan. Sehingga peran seperti bank, pemerintah,
dan lembaga pihak ketiga tidak diperlukan lagi. Teknologi Bitcoin ini bisa
digunakan untuk pertukaran data misalnya transaksi keuangan secara langsung,
di mana saja, kapan saja, gratis, dan menjangkau seluruh dunia. Menarik
bukan?
Merespons tinggi minat
investor untuk "bermain" di dunia cryptocurrency ini, baru-baru ini
pemerintah di Amerika membangun sebuah bursa Bitcoin Berjangka (Bitcoin
Futures) di Chicago Board Option Exchange (CBOE). CBOE menjadi satu-satunya
lokasi trading berjangka untuk Bitcoin, dan karena tingginya transaksi pada
awal pembukaan, situs CBOE sempat mengalami masalah. Ini merupakan debut
pertama Bitcoin bursa berjangka sejak dipromosikan beberapa tahun lalu.
Beberapa waktu yang lalu
nilai 1 Bitcoin sudah mencapai $20,000, tetapi setelah itu mengalami
fluktuasi yang sangat cepat dan terjun bebas ke ke angka $9.000 per 1
Bitcoin. Dalam realitasnya menurut saya di saat money supply tetap, setiap
mata uang digital ini saling berpengaruh. Oleh karena itu, investasi di pasar
cryptocurrency menjadi investasi paling 'gaduh' sedunia. Bagaimana tidak,
dalam 24 jam harganya bisa naik atau turun hampir 20%, investor tidak
disarankan melalukan investasi hanya di satu mata uang digital karna harganya
yang sangat fluktuatif.
Sangat
Berharga
Setelah sukses memprediksi
nilai Bitcoin sebelumnya, Standpoint Research kembali meramalkan bahwa nilai
Bitcoin akan melonjak sampai 500% tahun depan, dan akan menjadi mata uang
paling berharga di dunia. Sebenarnya, tidak mengherankan kala mata uang
digital ini melonjak 100%, 300% atau bahkan 500% dalam waktu beberapa bulan,
toh karakter dasarnya memang sangat volatil dan sangat terdesentraslisasi.
Meskipun saat ini nilai Bitcoin terjun bebas, potensi kembali menguatnya mata
uang digital ini masih ada.
Di tengah pro dan konta
para investor dan ahli keuangan serta ketatnya pengawasan pemerintah
akhir-akhir ini, toh mata uang digital ini tetap bisa hidup dengan
"caranya" sendiri. Investor sekelas Warrant Buffet bahkan pernah
menyebut Bitcoin hanya sebuah impian belaka, sementara lembaga keuangan
sekelas JPMorgan Chase melalui CEO Jamie Dimon pernah menyebut Bitcoin adalah
sebuah fraud. Tapi, realitasnya, itu tidak mengurangi minat investor untuk
memiliki aset digital tersebut.
Pemerintah Indonesia
sendiri sudah mengeluarkan larangan penggunaan mata uang Bitcoin ini,
sementara teknologi Blockchain di belakangnya dirangkul. Memang sedikit aneh,
namun itulah realitasnya saat ini. Di lain pihak, sekelompok ekonom Eropa
menyebut Bitcoin bukan sebuah ancaman bagi sektor finansial karena porsi
transaksinya sangat kecil dibandingkan dengan pasar keuangan yang sudah ada.
Sebuah survei yang
dilakukan oleh U.K-based Center for Macroeconomics dengan responden 100
ekonom dari berbagai Universitas di Eropa menyebutkan, 50 responden menjawab
mata uang digital bukanlah sebuah ancaman (threat) bagi stabilitas sistem
keuangan, sementara 25 responden lainnya menjawab 'strongly not a threat'.
Pernyataan ini juga selaras dengan suara petinggi Financial Stability
Oversight Board (FSOC) di US yang mengatakan, mata uang digital ini bukanlah
sebuah ancaman sistem keuangan konvensional.
Meskipun nilai investasi
di mata uang digital masih risiko investasi yang besar, realitasnya banyak
yang mengatakan Bitcoin adalah Emas 2.0 karena nilainya yang sangat tinggi,
kemudahan transaksi, dan bisa digunakan di mana saja. Pernyataan itu saya
kira ada benarnya. Bitcoin selain dijadikan sebagai mata uang digital untuk
transaksi internet, juga bisa digunakan sebagai aset digital yang sewaktu-waktu
bisa ditransaksikan. Sebut saja di Venezuela dan Argentina, Bitcoin sangat
penting untuk melindungi aset individu di tengah terjangan badai inflasi yang
melanda negara kawasan Amerika Latin tersebut. Tetapi saya tentu tidak
menyarankan semua dana Anda diletakkan di aset digital ini.
Respons
Industri dan Pemerintah
Jika di berbagai negara
masih wait and see terhadap penggunaan mata uang digital ini, sebuah
perusahaan di Jepang GMO Internet mulai menawarkan pembayaran gaji para
karyawannya menggunakan Bitcoin. Pihak perusahaan menyatakan bahwa karyawan
bisa memilih opsi pembayaran gaji apakah melalui Bitcoin atau Cash Money.
Jika melirik ke industri
khususnya yang berbasis internet, beberapa penjual (merchant) sudah
menawarkan Bitcoin sebagai alat pembayaran, sebut saja overstock(dot)com,
retail yang menjual barang-barang secara online, dan Expedia, agen travel
besar yang mulai kepincut Bitcoin. Bahkan Wordpress sudah mulai menggunakan
Bitcoin untuk transaksi layanan yang diberikan. Saya prediksikan tahun 2018
akan semakin banyak merchants yang menggunakan Bitcoin dalam proses
bisnisnya.
Jika penerapan Blockchain
dalam bidang keuangan yang kita sebuat Bitcoin itu masih 'diblokir' di
beberapa negara, teknologi jelmaan Blockchain lain justru mulai digunakan di
berbagai sektor seperti pemerintahan dan industri. Di Estonia teknologi
Blockchain akan diterapkan untuk pemilihan umum. Di Delaware, US Blockchain
digunakan untuk membantu operasional korporasi. Swedia akan menggunakan
Blockchain untuk manajemen properti kawasan. Bahkan Dubai akan menggunakan
Blockchain untuk menjalankan seluruh operasional pemerintahannya pada 2020.
Sementara, Indonesia hingga saat ini masih dalam posisi wait and see dalam
penerapan teknologi baru ini.
Terus
Berlanjut
Perubahan industri akibat
teknologi Blockchain ini akan semakin terasa di 2018, khususnya industri
keuangan dan perbankan. Masifnya penggunaan mata uang digital ini akan
membuat lembaga keuangan diprediksi mengalami disrupsi jika tidak bisa
melakukan inovasi dalam layanannya. Tidak percaya? Lihatlah data berapa
jumlah perbankan yang mulai mengurangi jumlah kepemilikan aset fisik,
pemotongan karyawan hingga investasi di mata uang digital.
Dunia cryptocurrency tahun
depan akan semakin fluktuatif dan dinamis. Bitcoin diprediksi akan menjadi
investasi Emas (Gold 2.0), yang mana akan banyak digunakan untuk penyimpanan
aset selain sebagai mata uang digital yang dipakai untuk transaksi internet.
Analis perbankan Clif High mengatakan, nilai Bitcoin akan menjadi tiga kali
lipat pada 2018 meskipun akan mengalami depresi cukup dalam sebelum kembali
melonjak naik. Singkatnya, 'kegaduhan' mata uang digital ini akan masih terus
berlanjut di tahun depan dan membawa dampak yang lebih besar dibanding tahun
sebelumnya.
Seiring dengan semakin
tinggi fenomena adopsi mata uang 'samar' ini di berbagai kawasan, besar
kemungkinan mata uang 'samar' ini akan banyak digunakan untuk transaksi
bisnis tanpa batas wilayah dan waktu. So, kita tunggu saja bagaimana fenomena
ini akan mengubah model bisnis dan industri konvensional yang sudah berakar
kuat sebelumnya. ●
|
ayo bergabung dengan Bolavita banyak bonus2 paling menarik
BalasHapusdan tanpa ribet syarat cuma depo dan langsung di berikan
Proses depo wd secepat kilat buktikan sendiri ^^ agen sabung ayam
info lebih lanjut:
WA: +628122222995