Rabu, 18 Desember 2013

Tokoh Tahun Ini

Tokoh Tahun Ini
Tom Saptaatmaja  ;    Alumnus Seminari St Vincent de Paul
TEMPO.CO,  18 Desember 2013

  

Majalah Time, Rabu, 11 Desember 2013, akhirnya memilih Paus Fransiskus sebagai Tokoh Tahun Ini (Person of the Year) dengan alasan, selama sembilan bulan berkuasa, pemimpin Gereja Katolik sedunia itu menjadi suara baru hati nurani.

Menurut Editor Pelaksana Time, Nancy Gibbs, "Paus Fransiskus mendekatkan institusi kepausan kepada masyarakat. Paus selalu menjadi pusat perbincangan mengenai kaya dan miskin, keadilan, transparansi, modernitas, globalisasi, peran perempuan, hakikat pernikahan, hingga nafsu kekuasaan." (AFP, 11/12)

Merespons pemilihan tersebut, juru bicara Vatikan, Romo Federico Lombardi, dalam pernyataan mengatakan, "Bapa Suci tidak ingin menjadi terkenal atau mendapat penghargaan. Tapi, jika pilihan Person of the Year bisa memperluas penyebaran pesan Injil, pesan cinta Tuhan bagi seluruh umatnya, dia pasti akan bahagia." (Tempo.co, 12/12)

Tentu terpilihnya Paus ini bermakna banyak. Pertama, pulihnya citra Gereja Katolik dalam percaturan global sejak terkuaknya skandal pedofilia yang mengguncang gereja, khususnya di Amerika Serikat.

Maklum, para pelaku skandal itu adalah pastor atau uskup. Ada yang menyebut skandal ini sebagai guncangan terbesar kedua setelah gerakan reformasi yang dilancarkan Martin Luther pada abad ke-15.

Kedua, terpilihnya Paus sebagai tokoh tahun ini kembali menunjukkan betapa paus dan negara kecil Vatikan, secara geolopolitik, masih memiliki posisi signifikan dalam percaturan global dewasa ini. Memang, peran strategis paus dan Vatikan secara geopolitis ini sudah mulai mengemuka ke publik sejak kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II, paus pertama yang berasal dari Polandia, sebuah negeri yang ketika itu masih berpaham komunis dan menjadi sekutu Uni Soviet. Tumbangnya komunis di negara-negara Eropa Timur, termasuk Uni Soviet, konon tak lepas dari peran mendiang Paus Yohanes Paulus II. Sejak saat itu, peran paus dan Takhta Suci sungguh diperhitungkan. Tapi peran ini kembali meredup akibat skandal pedofilia di AS.

Dan, dalam percaturan global, di tengah kesenjangan ekonomi karena 20 persen populasi di dunia dan kebanyakan di Barat menguasai sekitar 80 persen kekayaan di dunia ini, Paus terus menyuarakan keadilan sosial dan pemihakan kepada kaum miskin.

Apalagi, sejak terpilih, paus yang bernama asli Jorge Mario Borgoglio ini memilih nama Fransiskus, orang suci dari abad XIII, simbol kemiskinan dam kerendah-hatian. Maklum, Paus Fransiskus sejak dulu juga bergaya hidup sederhana. Ia tak mau tinggal di istana kepausan dan berpesan agar semua uskup atau pastor tidak memuja kekayaan.

Paus bukan hanya pandai berwacana soal keadilan sosial dan pemihakan kepada kaum miskin. Pada awal Desember ini, merebak kabar bahwa, pada malam hari, Paus kerap keluar dari kediamannya dan menemui para gelandangan di Kota Roma. Paus juga pernah memeluk seorang pria yang wajahnya ditutupi tumor. Pertemuan Paus dengan lelaki itu terjadi di Vatikan, 6 November lalu. Gambar Paus dengan pria penuh tumor itu kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menggetarkan banyak hati.

Semoga penghargaan dari Time ini akan mendorong siapa pun untuk makin peduli terhadap yang miskin. Dengan demikian, ajaran mulia agama tidak akan menggantung di langit, melainkan membumi dan berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar