Majalah Time, Rabu, 11 Desember 2013, akhirnya memilih
Paus Fransiskus sebagai Tokoh Tahun Ini (Person of the Year) dengan alasan,
selama sembilan bulan berkuasa, pemimpin Gereja Katolik sedunia itu menjadi
suara baru hati nurani.
Menurut
Editor Pelaksana Time, Nancy Gibbs, "Paus
Fransiskus mendekatkan institusi kepausan kepada masyarakat. Paus selalu
menjadi pusat perbincangan mengenai kaya dan miskin, keadilan,
transparansi, modernitas, globalisasi, peran perempuan, hakikat pernikahan,
hingga nafsu kekuasaan." (AFP, 11/12)
Merespons
pemilihan tersebut, juru bicara Vatikan, Romo Federico Lombardi, dalam
pernyataan mengatakan, "Bapa
Suci tidak ingin menjadi terkenal atau mendapat penghargaan. Tapi, jika
pilihan Person of the Year bisa memperluas penyebaran pesan Injil, pesan
cinta Tuhan bagi seluruh umatnya, dia pasti akan bahagia."
(Tempo.co, 12/12)
Tentu
terpilihnya Paus ini bermakna banyak. Pertama, pulihnya citra Gereja Katolik
dalam percaturan global sejak terkuaknya skandal pedofilia yang mengguncang
gereja, khususnya di Amerika Serikat.
Maklum,
para pelaku skandal itu adalah pastor atau uskup. Ada yang menyebut skandal
ini sebagai guncangan terbesar kedua setelah gerakan reformasi yang
dilancarkan Martin Luther pada abad ke-15.
Kedua,
terpilihnya Paus sebagai tokoh tahun ini kembali menunjukkan betapa paus
dan negara kecil Vatikan, secara geolopolitik, masih memiliki posisi
signifikan dalam percaturan global dewasa ini. Memang, peran strategis paus
dan Vatikan secara geopolitis ini sudah mulai mengemuka ke publik sejak
kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II, paus pertama yang berasal dari
Polandia, sebuah negeri yang ketika itu masih berpaham komunis dan menjadi
sekutu Uni Soviet. Tumbangnya komunis di negara-negara Eropa Timur,
termasuk Uni Soviet, konon tak lepas dari peran mendiang Paus Yohanes
Paulus II. Sejak saat itu, peran paus dan Takhta Suci sungguh
diperhitungkan. Tapi peran ini kembali meredup akibat skandal pedofilia di
AS.
Dan,
dalam percaturan global, di tengah kesenjangan ekonomi karena 20 persen
populasi di dunia dan kebanyakan di Barat menguasai sekitar 80 persen
kekayaan di dunia ini, Paus terus menyuarakan keadilan sosial dan pemihakan
kepada kaum miskin.
Apalagi,
sejak terpilih, paus yang bernama asli Jorge Mario Borgoglio ini memilih
nama Fransiskus, orang suci dari abad XIII, simbol kemiskinan dam
kerendah-hatian. Maklum, Paus Fransiskus sejak dulu juga bergaya hidup
sederhana. Ia tak mau tinggal di istana kepausan dan berpesan agar semua
uskup atau pastor tidak memuja kekayaan.
Paus
bukan hanya pandai berwacana soal keadilan sosial dan pemihakan kepada kaum
miskin. Pada awal Desember ini, merebak kabar bahwa, pada malam hari, Paus
kerap keluar dari kediamannya dan menemui para gelandangan di Kota Roma.
Paus juga pernah memeluk seorang pria yang wajahnya ditutupi tumor.
Pertemuan Paus dengan lelaki itu terjadi di Vatikan, 6 November lalu.
Gambar Paus dengan pria penuh tumor itu kemudian menyebar ke seluruh dunia
dan menggetarkan banyak hati.
Semoga
penghargaan dari Time ini akan mendorong siapa pun untuk makin peduli
terhadap yang miskin. Dengan demikian, ajaran mulia agama tidak akan
menggantung di langit, melainkan membumi dan berarti. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar