Jumlah
penduduk dunia yang bepergian terus meningkat dari tahun ke tahun, baik
dari satu tempat ke tempat lain di negara yang sama, maupun antar negara.
Baik untuk tujuan bisnis atau wisata, maupun gabungan keduanya.
Perkiraan organisasi pariwisata dunia, World
Tourism Organization (WTO), setiap tahun sepanjang 2010–2020 tingkat
ketibaan turis dunia naik rata-rata 3,8%. Catatan WTO, tahun 2011 kedatangan
turis internasional berjumlah 996 juta, sementara tahun 2012 lebih 1,035
miliar. Asia-Pasifik menjadi kawasan yang mengalami pertumbuhan terbesar,
yaitu 6,5%. Sementara Asia Tenggara lebih tinggi, yaitu 8,7%.
Indonesia dituntut lebih jeli melihat dan menangkap
peluang pasar wisata dunia yang positif itu. Apalagi, pariwisata kita masih
berada jauh di bawah negaranegara tetangga di ASEAN. Benar, daya saing
wisata Indonesia meningkat dari 81 tahun 2009 menjadi 74 tahun 2011. Namun,
Singapura berada jauh di atas, di peringkat 16, Malaysia 32, dan Thailand
42.
Perangi
Pengangguran
Pariwisata yang mengandalkan keindahan alam,
seni, sosial, budaya, dan ekonomi, menyentuh begitu banyak sisi kehidupan
masyarakat. Penduduk kota maupun desa, di pantai maupun di gunung, kelompok
masyarakat bawah maupun menengahatas, yang berpendidikan rendah maupun
tinggi, tidak saja melakukan kegiatan wisata. Mereka banyak juga
menggantungkan kehidupan dari sektor pariwisata.
Salah satu ciri umum daerah tujuan wisata di
mana pun di dunia adalah rendahnya angka pengangguran. Di Venesia, kota air
Italia yang setiap tahun dikunjungi 40 juta wisatawan, pengangguran sekitar
5%, sedangkan Italia secara nasional 12,5%. Di Bali, pengangguran sekitar
2,5%, sementara tingkat nasional sekitar 6%. Penduduk miskin Bali juga
tercatat lebih rendah dari tingkat nasional, yaitu sekitar 4,8%. Indonesia
punya potensi besar mengurangi penganggurandengan cara mengembangkan lebih
baik industri pariwisata di berbagai tempat, daerah dan pulau.
Apabila pengangguran berkurang, ekonomi
nasional membaik. Inilah esensi pembangunan pariwisata suatu negara. Dengan
begitu, pariwisata menjadi salah satu resep ampuh memerangi kemiskinan.
Namun, terjadi kekhawatiran karena data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan
adanya peningkatan pengangguran terbuka tahun ini, dari 5,92% pada Februari
menjadi 6,25% pada Agustus. Menyongsong 2014, perlu kita renung-pikir dan
tentu saja kerjakan dengan serius agar pariwisata tidak saja menargetkan
peningkatan jumlah kedatangan wisatawan internasional, juga agar pariwisata
naik peringkat dari segi sumber penerimaan devisa negara. Sekarang
pariwisata berada di peringkat lima, setelah minyak, gas, batu bara, dan
kelapa sawit.
Wisata
Kuliner
Suatu siang akhir minggu lalu, di Bali empat
orang turis asing asal Prancis memasuki sebuah rumah makan padang dekat
Bandar Udara Ngurah Rai, memesan nasi remas dengan porsi jauh lebih besar
dibanding rata-rata orang Indonesia. Setidaknya ada empat jenis lauk di
atas piring mereka. Keduanya makan lahap dengan menggunakan jari tangan
seperti umumnya orang Indonesia.
Suatu malam akhir minggu lalu, juga di Bali,
di sepanjang jalan kecil dekat Pantai Kuta, puluhan wisatawan kulit putih
silih berganti masuk-keluar restoran yang menjual berbagai masakan khas
Indonesia. Menurut pemilik restoran, wisatawan asing senang sekali makanan
Indonesia di restorannya. Itu hanyalah bagian kecil dari pemandangan yang
sering ditemukan di berbagai tempat tujuan wisata Indonesia. Tidak hanya di
Bali.
Di berbagai kota lain tujuan wisata seperti
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Bukittinggi, Medan,
Manado, banyak wisatawan asing mencari makanan Indonesia. Sementara itu di
berbagai negara di dunia terutama di Amerika dan Eropa, banyak orang setempat
mendatangi perwakilan RI, kedutaan besar dan konsulat jenderal untuk
mendapatkan masakan Indonesia.
Pasalnya, perwakilan RI di luar negeri sering
pula berperan sebagai “etalase” kuliner Indonesia, utamanya setiap
penyelenggaraan kegiatan yang menghadirkan pejabat dan masyarakat setempat.
Itulah beberapa potret yang menunjukkan kuliner Indonesia sangat disukai
masyarakat dunia. Tahun 2014, kuliner Indonesia diyakini menjadi salah satu
andalan wisata Indonesia. Apalagi, pemerintah saat ini tengah merampungkan
naskah Instruksi Presiden (Inpres) tentang kuliner yang akan diberlakukan
mulai 2014.
Dengan Inpres, masing-masing instansi
pemerintah di pusat dan daerah dapat melakukan tugas lebih jelas dan
terkoordinasi lebih baik. Optimisme ini cukup beralasan, karena kian banyak
penduduk dunia yang ingin mencicipi makanan setempat di saat mereka
melakukan perjalanan wisata maupun bisnis. Apalagi, kuliner Indonesia
sangat beragam, berasal dari berbagai daerah dan “setiap orang harus
makan”, kata Erik Wolf, CEO World Food Travel, mengomentari pentingnya
wisata kuliner bagi suatu negara.
Tahun
Demokrasi
Pariwisata Indonesia tahun depan akan lebih
vibrant, namun juga penuh pertaruhan, mengingat 2014 adalah tahun pesta
demokrasi Indonesia. Anggota legislatif akan dipilih 9 April, sementara
presiden dan wakil presiden 9 Juli dilanjutkan dengan pelantikan. Indonesia
tentunya akan sangat sibuk di sepanjang tahun itu, sekaligus menjadi negara
yang penting dikunjungi wisatawan maupun para pengamat dan pencinta demokrasi.
Pasalnya, sejarah dan perkembangan demokrasi Indonesia sangat menarik bagi
masyarakat dunia.
Dalam tempo 15 tahun, usia demokrasi yang
sangat muda itu, Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di
dunia. Karena itu, bisa jadi jumlah kedatangan wisatawan asing lebih banyak
dari target pemerintah, 9,5–10 juta orang. Sebaliknya, target itu bisa pula
sulit dicapai apabila pesta demokrasi tidak berjalan lancar dan aman.
Dalam pelaksanaan pemilihan umum di negara
apapun di dunia, faktor keamanan domestik dan stabilitas politik menjadi
sangat penting yang harus dijaga sangat hati-hati mengingat suasana politik
cenderung memanas. Menjaga keamanan dan stabilitas politik, terutama di
saat pemilu, tentu menjadi tugas semua orang. Tidak hanya pemerintah dengan
seluruh perangkatnya. Diperlukan sinergi yang lebih erat di kalangan
pemerintah, swasta, dan masyarakat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar