Peringatan
hari AIDS sedunia yang setiap tahun diperingati pada 1 Desember, namun di
tahun ini hari AIDS tersebut berubah menjadi Pekan Kondom Nasional (PKN)
yang berlangsung tanggal 1 s/d 7 Desember 2013. Seharusnya peringatan
hari-hari besar sedunia yang diperingati setiap setahun sekali, diadakan
dalam bentuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Seperti halnya hari AIDS sedunia,
sebaiknya digelar dengan melakukan seminar atau workshop untuk penderita AIDS maupun
masyarakat awam, agar mengetahui cara menghindari penyakit yang mematikan
tersebut, serta melakukan evaluasi terhadap capaian-capian apa saja yang
telah dicapai secara positif.
Namun pada hari AIDS tahun ini ada sebuah
program yang cukup menghebohkan di kalangan masyarakat, yakni
membagi-bagikan kondom kepada masyarakat umum dalam rangka Pekan Kondom
Nasional (PKN). Alhasil, masalah tersebut menimbulkan kesalahpahaman
di kalangan masyarakat, seolah-olah pembagian kondom secara cuma-cuma yang
berujung “dilegalkannya” seks bebas di negeri ini.
Seharusnya peringatan hari AIDS tersebut
diisi juga dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama yang
berdekatan dengan tempat-tempat lokalisasi, hotel, pelabuhan, namun media
yang digunakan tergantung dari efektivitas dari komunikasi publik tersebut.
Di mana inti sosialisasi tersebut adalah memberitahukan bahwa apakah AIDS
bisa disembuhkan atau tidak? Apakah ada jenis-jenis yang saat ini dapat
dilakukan untuk menyembuhkan AIDS? Kemudian langkah apa saja untuk mencegah
penyebaran AIDS dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan pembagian kondom gratis
dalam pekan kondom nasional, yang dibagikan menggunakan bis yang
berada di sekitar kampus, menjadikan masyarakat berpersepsi
seolah-olah mempersilakan orang terutama para remaja untuk berhubungan seks
di luar nikah. Hal inilah penyebab timbulnya kontroversi di masyarakat,
terutama di kalangan pemuka agama, pemuka adat, guru dan lain sebagainya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH
Amidhan mengatakan pihaknya tidak setuju dengan penyelenggaraan Pekan Kondom
Nasional, karena pekan tersebut dinilai hanya membawa kepentingan
industri kondom, bukan untuk menyampaikan kegunaan kondom sebagai alat
konstrasepsi. Hal ini bisa disalahgunakan, dengan menjadikan seks bebas di
kalangan remaja.
Seharusnya kegiatan tersebut digalakkan dengan edukasi
reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat, dari pada melakukan
kampanye pembagian kondom. Senada dengan KH Amidhan, Ustad Yusuf Mansur
melalui twitternya juga menyatakan tidak setuju dengan kampanye pembagian
kondom.
Sebelum berlangsungnya acara hari ADIS
sedunia ini Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, sebenarnya sudah mengingatkan
perusahaan/distributor untuk tidak membagi-bagikan kondom di tempat-tempat
umum seperti pasar, kampus atau sekolahan, tapi yang perlu dibagikan berupa
leaflet dan brosur. Sebaiknya untuk pembagian kondom hanya dilakukan di
daerah yang berisiko tinggi seperti hotel, pelabuhan, dan tempat-tempat
pelacuran atau lokalisasi.
Namun seruan dari Menkes dilanggar, maka
akibat yang ditimbulkan adalah salah persepsi. Oleh sebab itu Menkes bisa
memberikan sanksi terhadap perusahaan/distributor tersebut, terhadap
masalah tersebut. Dengan kejadian ini maka Panitia Penyelenggara PKN
akhirnya memutuskan untuk membatalkan kegiatan sosialisasi pemakaian kondom
melalui Pekan Kondom Nasional 2013.
Dengan terjadi mis-interpretasi dan
mis-informasi terkait dengan kampanye kondom serta banyaknya tekanan dan
kritik dari masyarakat, hal ini menggambarkan bahwa strategi yang dipilih
panitia acara kurang tepat. Protes dari masyarakat menunjukkan bahwa masih
banyak masyarakat yang belum paham soal kondom, hal ini yang mestinya
digarap. Dalam pelaksanaan pekan kondom tersebut selain melakukan
sosialisasi besar-besaran masalah kondom, juga perlu dilakukan tes HIV/AIDS
gratis kepada masyarakat umum.
Pemberian sesuatu yang aneh secara gratis
bisa menimbulkan keingintahuan bagi penerima terutama kaum muda, apalagi
yang diberikan tersebut adalah kondom, sehingga masyarakat yang menerima
bisa tergoda untuk mencobanya melakukan hubungan seksual yang tidak terikat
pernikahan. Awalnya mereka tersebut takut melakukan hubungan seksual di
luar nikah karena bisa terkena virus HIV/AIDS, namun dengan adanya
pemberian kondom tersebut, malah timbul keinginan untuk mencoba kondom
tersebut.
Kejadian di hari AIDS sedunia yang ikut
dimeriahkan di Indonesia setiap tahun, namun tahun ini sudah berobah
menjadi Pekan Kondom Nasional yang akhirnya menimbulkan kontroversi
dikalangan masyarakat. Pada dasarnya peringatan hari AIDS sedunia perlu
kita dukung dalam rangka memperkecil jumlah penderita HIV/AIDS, namun tahun
ini cara memperingati tersebut kurang bagus mengemasnya, dimana akhirnya
menimbulkan masalah sehingga acara tersebut terpaksa dihentikan.
Seandainya dalam acara tersebut dilakukan
dengan seminar/diskusi atau workshop untuk penderita penyakit
yang mematikan ini, di dalam acara tersebut dilakukan pembagian kondom
secara gratis itu tidak jadi masalah, karena tidak diumbar didepan umum.
Seminar atau workshop tersebut tidak hanya diberikan kepada penderita
penyakit HIV/AIDS, namun diperuntukkan juga terhadap masyarakat yang ikut
merawat atau yang berdampingan setiap hari dengan penderita penyakit
tersebut, hal inilah yang seharusnya ditampilkan, setelah ini berjalan baru
kemudian disusulkan dengan dagangan atau bisnis yang akan di promosikan.
Pekan Kondom Nasional yang bertujuan
awalnya adalah untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS, namun masalahnya
berobah menjadi sosialisasi seks pra nikah kepada masyarakat umum, kejadian
tersebut di atas bisa disikapi tergantung bagaimana kita memandangnya,
karena kalau mau dicari-cari permasalahannya tetap akan selalu timbul,
walaupun langkah yang ditempuh oleh panitia acara hari AIDS tersebut sudah
sedemikian bagus.
Selain itu ada kesan, bahwa pemberian
kondom gratis tersebut terhadap masyarakat terutama kaum muda seakan-akan
mempersilakan masyarakat yang mendapatkan kondom gratis tersebut untuk
melakukan hubungan seks bebas, padahal pesannya, menghimbau masyarakat
untuk secara bersama-sama memerangi penyakit HIV/AIDS, bukan ajakan
melakukan hubungan seks bebas.
Dalam rangka memperingati hari AIDS tahun
depan diharapkan hal ini tidak terulang lagi dan kepada pihak pemerintah
diharapkan mengemas acara tahunan ini dengan baik dan bermanfaat. Selain
itu kepada Menkes dalam mengeluarkan himbauan atau seruan jangan
menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat, ada seruan yang perlu
dikeluarkan oleh menteri ada yang hanya sebatas Dirjen atau setingkat
direktur, agar jangan lagi masyarakat berprasangka yang negatif terhadap
Menkes. Seperti yang ada pada surat PB-PII kalimat yang pernah disampaikan
Menkes, “Jika iman
tidak kuat dan beresiko melakukan seks bebas maka agar tidak terjadi
penyebaran HIV AIDS maka pakailah kondom”. Artinya kalimat
tersebut membolehkan seseorang melakukan seks bebas. Kalimat yang
dilontarkan oleh seorang menteri sebaiknya dalam menyampaikan kepada
masyarakat perlu dilakukan pertimbangan agar jangan menjadi beban masalah
terhadap lembaga yang dia pimpin. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar