Jumat, 13 Desember 2013

Kampanye Pendidikan Lalu Lintas

Kampanye Pendidikan Lalu Lintas
Muhammad Takdir Ilahi  ;   Staf Riset The Mukti Ali Institute Yogyakarta; Alamat: Gg. Ori 02. No. 6-F Papringan, Depok, Sleman, Yogyakarta
OKEZONENEWS,  12 Desember 2013
  


Kecelakaan maut yang menewaskan enam orang dan puluhan luka-luka di Bintaro, sungguh menyimpan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Kereta listrik menabrak truk BBM dengan laju kecepatan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kobaran api yang sangat dahsyat. Jika benar truk BBM menerobos tanpa mematuhi aturan lalu lintas, maka sungguh tindakan itu merupakan kecerobohan luar biasa yang mencerminkan ketidaksiplinan sopir truk ketika hendak melintasi area perlintasan kereta api.

Mendengar berita tabrakan maut di Bintaro, saya sungguh prihatin dan cukup emosional dengan kejadian yang memakan banyak korban. Lagi-lagi, kedisplinan dalam melintasi area perlintasan kereta api menjadi taruhan yang sangat memilukan dan menimbulkan luka mendalam bagi keluarga korban, baik dari korban masinis maupun penumpang kereta api sendiri.

Dugaan sementara penyebab terjadinya kecelakaan maut di Bintaro adalah karena truk BBM menerobos perlintasan kareta api meskipun rambu-rambu sudah dibunyikan. Truk melaju dengan kecepatan cukup tinggi tanpa mempedulikan rambu-rambu lintas sehingga bukan saja membahayakan nyawa sendiri dan orang lain, melainkan juga melanggar batas-batas kecepatan yang harus ditaati dalam berlalu lintas, apalagi melewati perlintasan kereta api. 

Human Error

Saya menyoroti tabrakan maut itu disebabkan karena faktor human error, yang menjadi faktor cukup dominan di antara faktor-faktor yang lain. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas, ternyata masih rendah bila kita mencermati kejadian tabrakan itu, karena sopir truk tetap memutuskan melintasi lintasan kereta api meskipun sudah ada rambu-rambu untuk berhenti.

Bila kita melanggar peraturan dalam berlalu lintas, termasuk mengemudi dengan kecepatan tinggi dan menerobos lintasan kereta api tanpa mempertimbangkan keselamatan diri dan orang lain, maka kita akan dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran, apalagi sampai menewaskan orang tak bersalah. Banyaknya angka korban tewas akibat tabrakan maut di Bintaro, membuat kita semakin khawatir dengan efek kecelakaan yang sering terjadi belakangan ini.

Semakin meningkatnya jumlah angka kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun, seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita akan pentingnya taat berlalu lintas. Belajar dari kecelakaan maut yang menewaskan enam orang dan puluhan luka-luka, sebenarnya ada beberapa faktor yang harus diperhatikan setiap pengemudi ketika mengendalikan kendaraannya.

Faktor yang paling menentukan adalah setiap pengemudi tidak boleh acuh-acuh terhadap aturan atau rambu-rambu lalu lintas yang sudah ditetapkan, apalagi melewati perlintasan kereta api. Ketidaksiplinan dalam mengemudi menjadi taruhan betapa mahalnya harga sebuah kecorobohan yang membuat nyawa orang melayang dan hal ini menjadi perilaku buruk yang sering terjadi akibat kehilangan konsentrasi dalam mengemudi. 

Setiap pengemudi yang tidak memperhatikan faktor-faktor keselamatan di atas, harus mendapatkan peringatan dan hukuman yang setimpal, apalagi sampai menelan korban jiwa. Tidak heran bila pengemudi ugal-ugalan pantas disebut sebagai “teroris” baru di jalanan yang merenggut nyawa orang tak berdosa dengan sengaja maupun tidak. 

Sebagai teroris jalanan, pengemudi yang sering melanggar rambu-rambu lalu lintas pantas mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatannya. Bagi sebagian orang, perlintasan kereta api seolah menjadi sindrom yang menakutkan bagi siapa saja yang menyeberang. 

Selain itu, pengemudi yang melanggar lalu lintas seringkali mengabaikan keselamatan orang lain. Tanpa sadar, ketika kita berlalu lintas, kita lebih takut kepada polisi daripada taat berlalu lintas demi keselamatan itu sendiri. Akibatnya, kita mengabaikan setiap peraturan berkendaraan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Edukasi Lalu Lintas

Perilaku buruk pengemudi kendaraan belakang ini, sungguh sangat ironis dan memprihatinkan. Rupanya, kesadaraan menaati peraturan lalu lintas, masih harus ditingkatkan ke arah yang lebih masif melalui sosialisasi dan pendidikan. Tidak heran bila kampanye tertib lalu lintas perlu digiatkan secara intens, karena kegiatan ini sangat penting bagi keselamatan kita ketika berkendaraan, apalagi melewati perlintasan kereta api.

Hal yang cukup memprihatikan kita semua adalah fakta bahwa sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor kesalahan manusia (human error). Berdasarkan hal tersebut, dipandang perlu mengajarkan kecakapan dalam hal keselamatan di jalan pada sia saja sebagai bekal bagi mereka mengenai pengetahuan sikap, etika, dan perilaku berlalu lintas yang santun, aman, nyaman, tertib dan selamat, baik bagi dirinya maupun orang lain.

Bekal pengetahuan tentang tertib lalu lintas, sangat berpengaruh pada perilaku setiap orang yang hendak melewati perlintasan kereta api. Edukasi semacam ini sangat penting dalam menekan angka kecelakaan dan nyawa kita tidak hilang dengan sia-sia. Jika edukasi lalu lintas terus digalakkan, bukan tidak mungkin faktor human error bisa ditekan dengan sendirinya.

Hemat saya, lalu lintas dilihat dalam konteks pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan kesadaran tertib lalu lintas, sehingga setiap orang  mampu mengendalikan atau mengurangi timbulnya kecelakaan lalu lintas. Jadi, pendidikan lalu lintas dapat diartikan dengan melakukan serangkaian usaha secara terprogram dan tersistematis untuk melahirkan generasi yang memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas.

Pendidikan lalu lintas mempriotaskan pada penanaman pengetahuan tentang tata cara berlalu lintas (transfer of knowledge), menanamkan nilai-nilai (tranform of values) etika, dan budaya tertib berlalu lintas serta membangun perilaku yang baik pada generasi muda di masa mendatang. Ini karena, perilaku buruk saat berkendaraan selalu mewarnai setiap terjadinya kecelakaan lalu lintas. 

Dengan demikian, tujuan pendidikan lalu lintas agar generasi muda secara sadar mampu mengimplementasikan sistem nilai, yaitu etika dan budaya berlalu lintas yang aman, santun, selamat, tertib dan lancar yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan lalu lintas bisa mengubah perilaku pemakai  jalan (road user behavior) yang ugal-ugalan menjadi lebih hati-hati demi keselamatan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar