Kecelakaan maut yang
menewaskan enam orang dan puluhan luka-luka di Bintaro, sungguh menyimpan
duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Kereta listrik
menabrak truk BBM dengan laju kecepatan yang sangat tinggi, sehingga
menyebabkan kobaran api yang sangat dahsyat. Jika benar truk BBM menerobos
tanpa mematuhi aturan lalu lintas, maka sungguh tindakan itu merupakan
kecerobohan luar biasa yang mencerminkan ketidaksiplinan sopir truk ketika
hendak melintasi area perlintasan kereta api.
Mendengar berita tabrakan maut di Bintaro,
saya sungguh prihatin dan cukup emosional dengan kejadian yang memakan banyak
korban. Lagi-lagi, kedisplinan dalam melintasi area perlintasan kereta api
menjadi taruhan yang sangat memilukan dan menimbulkan luka mendalam bagi
keluarga korban, baik dari korban masinis maupun penumpang kereta api
sendiri.
Dugaan sementara penyebab terjadinya
kecelakaan maut di Bintaro adalah karena truk BBM menerobos perlintasan
kareta api meskipun rambu-rambu sudah dibunyikan. Truk melaju dengan
kecepatan cukup tinggi tanpa mempedulikan rambu-rambu lintas sehingga bukan
saja membahayakan nyawa sendiri dan orang lain, melainkan juga melanggar
batas-batas kecepatan yang harus ditaati dalam berlalu lintas, apalagi
melewati perlintasan kereta api.
Human Error
Saya menyoroti tabrakan maut itu disebabkan
karena faktor human error, yang menjadi faktor cukup dominan di antara
faktor-faktor yang lain. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi
aturan lalu lintas, ternyata masih rendah bila kita mencermati kejadian
tabrakan itu, karena sopir truk tetap memutuskan melintasi lintasan kereta
api meskipun sudah ada rambu-rambu untuk berhenti.
Bila kita melanggar peraturan dalam berlalu
lintas, termasuk mengemudi dengan kecepatan tinggi dan menerobos lintasan
kereta api tanpa mempertimbangkan keselamatan diri dan orang lain, maka
kita akan dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran, apalagi sampai
menewaskan orang tak bersalah. Banyaknya angka korban tewas akibat tabrakan
maut di Bintaro, membuat kita semakin khawatir dengan efek kecelakaan yang
sering terjadi belakangan ini.
Semakin meningkatnya jumlah angka kecelakaan
lalu lintas dari tahun ke tahun, seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi
kita akan pentingnya taat berlalu lintas. Belajar dari kecelakaan maut yang
menewaskan enam orang dan puluhan luka-luka, sebenarnya ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan setiap pengemudi ketika mengendalikan kendaraannya.
Faktor yang paling menentukan adalah setiap
pengemudi tidak boleh acuh-acuh terhadap aturan atau rambu-rambu lalu
lintas yang sudah ditetapkan, apalagi melewati perlintasan kereta api.
Ketidaksiplinan dalam mengemudi menjadi taruhan betapa mahalnya harga
sebuah kecorobohan yang membuat nyawa orang melayang dan hal ini menjadi
perilaku buruk yang sering terjadi akibat kehilangan konsentrasi dalam
mengemudi.
Setiap pengemudi yang tidak memperhatikan
faktor-faktor keselamatan di atas, harus mendapatkan peringatan dan hukuman
yang setimpal, apalagi sampai menelan korban jiwa. Tidak heran bila
pengemudi ugal-ugalan pantas disebut sebagai “teroris” baru di jalanan yang
merenggut nyawa orang tak berdosa dengan sengaja maupun tidak.
Sebagai teroris jalanan, pengemudi yang sering
melanggar rambu-rambu lalu lintas pantas mendapatkan hukuman sesuai dengan
perbuatannya. Bagi sebagian orang, perlintasan kereta api seolah menjadi
sindrom yang menakutkan bagi siapa saja yang menyeberang.
Selain itu, pengemudi yang melanggar lalu
lintas seringkali mengabaikan keselamatan orang lain. Tanpa sadar, ketika
kita berlalu lintas, kita lebih takut kepada polisi daripada taat berlalu
lintas demi keselamatan itu sendiri. Akibatnya, kita mengabaikan setiap
peraturan berkendaraan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Edukasi
Lalu Lintas
Perilaku buruk pengemudi kendaraan belakang
ini, sungguh sangat ironis dan memprihatinkan. Rupanya, kesadaraan menaati
peraturan lalu lintas, masih harus ditingkatkan ke arah yang lebih masif
melalui sosialisasi dan pendidikan. Tidak heran bila kampanye tertib lalu
lintas perlu digiatkan secara intens, karena kegiatan ini sangat penting
bagi keselamatan kita ketika berkendaraan, apalagi melewati perlintasan
kereta api.
Hal yang cukup memprihatikan kita semua adalah
fakta bahwa sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh
faktor kesalahan manusia (human
error). Berdasarkan
hal tersebut, dipandang perlu mengajarkan kecakapan dalam hal keselamatan
di jalan pada sia saja sebagai bekal bagi mereka mengenai pengetahuan
sikap, etika, dan perilaku berlalu lintas yang santun, aman, nyaman, tertib
dan selamat, baik bagi dirinya maupun orang lain.
Bekal pengetahuan tentang tertib lalu lintas,
sangat berpengaruh pada perilaku setiap orang yang hendak melewati
perlintasan kereta api. Edukasi semacam ini sangat penting dalam menekan
angka kecelakaan dan nyawa kita tidak hilang dengan sia-sia. Jika edukasi
lalu lintas terus digalakkan, bukan tidak mungkin faktor human error bisa
ditekan dengan sendirinya.
Hemat saya, lalu lintas dilihat dalam konteks
pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan kesadaran tertib lalu
lintas, sehingga setiap orang mampu mengendalikan atau mengurangi
timbulnya kecelakaan lalu lintas. Jadi, pendidikan lalu lintas dapat
diartikan dengan melakukan serangkaian usaha secara terprogram dan
tersistematis untuk melahirkan generasi yang memiliki etika dan budaya
tertib berlalu lintas.
Pendidikan lalu lintas mempriotaskan pada
penanaman pengetahuan tentang tata cara berlalu lintas (transfer of knowledge), menanamkan nilai-nilai (tranform of values) etika, dan budaya tertib berlalu lintas serta membangun
perilaku yang baik pada generasi muda di masa mendatang. Ini karena,
perilaku buruk saat berkendaraan selalu mewarnai setiap terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
Dengan demikian, tujuan pendidikan lalu lintas
agar generasi muda secara sadar mampu mengimplementasikan sistem nilai, yaitu
etika dan budaya berlalu lintas yang aman, santun, selamat, tertib dan
lancar yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan
lalu lintas bisa mengubah perilaku pemakai jalan (road user behavior) yang ugal-ugalan
menjadi lebih hati-hati demi keselamatan bersama. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar