Kesepakatan sementara antara Iran dan P5+1 (AS, China,
Perancis, Rusia, Inggris, dan Jerman) di Geneva, Swiss, mengenai masa depan
program nuklir Iran menjadi langkah awal normalisasi hubungan diplomatik
AS-Iran.
Media Arab menyebut ini
kesepakatan spektakuler. Di dalam kesepakatan ini, Iran dituntut membekukan
program nuklirnya dalam enam bulan. Mereka hanya boleh mengembangkan
program nuklirnya hingga 5 persen sebagai batas maksimal sehingga tak ada
ruang bagi Iran membuat bom nuklir yang dapat mengancam negara lain di
Timur Tengah.
Sebagai konsesinya, Iran akan
mendapatkan kembali tabungannya, lebih kurang 7 miliar-10 miliar dollar AS
di bank-bank asing yang selama ini dibekukan akibat sanksi atas program
nuklir, termasuk memulihkan kembali perdagangan minyak dan gas ke
negara-negara Eropa. Kenapa AS melunak dan kenapa Iran juga mau menerima
uluran tangan AS yang 34 tahun, sejak revolusi Iran 1979, jadi musuh
bebuyutannya?
Diplomasi
AS di bawah kepemimpinan Barack
Obama telah mengambil jalan baru dalam menghadapi musuh-musuhnya di
Timteng. Dalam kampanyenya, Obama berjanji akan menarik pasukan di Irak dan
Afganistan, berusaha membangun sikap saling menghormati (mutual respect) dan saling
menguntungkan (mutual interest).
Secara khusus, dalam pidato inaugurasi, Obama berjanji mengulurkan tangan
kepada Iran jika mereka mau berunding. Sayangnya, gaya kepemimpinan
Ahmadinejad yang cenderung konfrontatif terhadap AS telah mengaburkan
rencana membuka peta baru diplomasi AS-Iran.
Pasca-terpilihnya Rouhani
sebagai Presiden Iran setelah Ahmadinejad telah membuka lembaran baru bagi
hubungan AS-Iran. Komitmen Rouhani yang ingin membuka kembali hubungan
dengan Barat telah meluluhkan dan membuka kembali harapan Obama untuk
menggunakan jalur diplomasi sebagai instrumen memecahkan kebuntuan program
nuklir Iran, termasuk dalam rangka normalisasi hubungan Washington-Teheran.
Menurut Thomas L Friedman, dalam
menyikapi Iran, hendaknya AS mengedepankan kepentingannya daripada
kepentingan beberapa negara mitra strategisnya, seperti Israel, Arab Saudi,
dan negara-negara Teluk. Harus diakui, Iran, adalah pemain utama di
beberapa negara Timteng, seperti Suriah, Irak, Afganistan, Lebanon, dan
Palestina. Selain itu, isu sektarian Sunni-Syiah masalah serius yang harus
dipecahkan sehingga perlu sebuah pendekatan baru terhadap Iran (www.iht.com,
12/11/ 2013).
Di dalam negeri AS, perang
adalah isu sangat tak populer. Publik AS masih trauma dengan kebijakan luar
negeri AS di Afganistan dan Irak, yang menempatkan AS sebagai musuh bersama
bagi negara-negara lain. Menurut Raghada Dargham, langkah Obama menempuh
jalur diplomasi dengan Iran tak lain untuk merespons keinginan mayoritas AS
agar sebisa mungkin menghindari perang karena hanya membawa kerugian dan
dampak negatif bagi AS.
Langkah lunak yang diambil AS
sebenarnya sejalan dengan kehendak publik Iran. Kesepakatan ini dianggap
kemenangan diplomasi Iran terhadap AS dan negara-negara lain. Rouhani
dianggap berhasil menyalurkan aspirasi mayoritas publik Iran yang
menghendaki arah baru dalam politik luar negeri, khususnya membangun
keseimbangan diplomatik dengan Barat. Rouhani dianggap mampu memenuhi
janjinya menyelesaikan masalah pelik perihal program nuklir Iran, yang
telah menjadikan Iran terisolasi dalam pergaulan global.
Yang dicapai Rouhani saat ini
pada hakikatnya jawaban atas yang diinginkan kaum reformis Iran yang mulai
muncul ke permukaan pada tahun 2009. Pada saat itu, kaum reformis yang
didukung sepenuhnya oleh kalangan muda kampus menghendaki Iran keluar dari
kebijakan-kebijakan konservatif. Pesan utamanya, Iran harus menatap masa depan
yang lebih modern, terbuka, dan membangun diplomasi dengan negara-negara
Barat.
Sayangnya, faksi reformis kalah
dari kubu konservatif, Ahmadinejad. Situasi kian memburuk karena sejak
2010, PBB mengeluarkan sanksi cukup berat kepada Iran atas program nuklir.
Itu mengakibatkan Iran berada dalam konflik dan ketegangan dengan Barat,
selain krisis ekonomi yang cukup serius karena hiperinflasi, pembekuan aset
Iran di luar negeri, dan penghentian ekspor ke negara-negara Barat.
Masa depan
Iran pada masa kepemimpinan
Rouhani sedang memformulasikan langkah-langkah moderat dalam rangka
memenuhi tuntutan publik. Langkah ini dapat dukungan penuh dari Pemimpin
Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Iran ingin menunjukkan kepada dunia
sebagai bagian dari arus perubahan dan siap bekerja sama, baik dengan kawan
maupun dengan lawan.
Sejak dicapainya kesepakatan
ini, Iran melakukan langkah cepat memberikan jalan bagi badan atom
internasional untuk melakukan penyelidikan terhadap pusat nuklir Iran di
Arak sebagai komitmen Iran mematuhi kesepakatan. Bahkan, Iran melakukan
kunjungan ke beberapa negara Arab, untuk menjelaskan komitmen Iran dalam
program nuklir semata-mata untuk perdamaian, bukan pengayaan bom dan
persenjataan mematikan.
Dalam enam bulan yang akan
datang, Iran diuji untuk mematuhi kesepakatan ini. Iran harus membuktikan
kepada dunia sebagai negara terdepan mendorong perdamaian di Timteng, bukan
negara yang mendukung perpecahan dan konflik sektarian.
AS harus menjadikan kesepakatan
yang bersifat sementara ini pintu masuk untuk menjadikan diplomasi sebagai
solusi dalam memecahkan masalah-masalah pelik di Timteng. Solusi
nondiplomasi politik hanya akan menyisakan konsekuensi tak kalah pelik.
Apalagi sentimen anti-AS di Timteng masih sangat kuat karena AS dianggap ”sumber
masalah” daripada ”solusi” atas instabilitas politik di Tanah Para Nabi
itu. Memang, kesepakatan ini tak mudah direalisasikan karena negara-negara
yang selama ini jadi mitra-strategis AS, seperti Arab Saudi, Israel, dan
Kuwait, tak mendukung kesepakatan sementara dengan Iran. Mereka justru
mendukung sepenuhnya perang melawan Iran sebagai langkah tepat memaksa Iran
menghentikan program nuklirnya. Masa depan relasi AS-Iran masih sulit
ditebak. Jika kedua negara dapat membangun kesepahaman dan saling pengertian,
Timteng akan mengalami perubahan ke arah tatanan baru yang damai. Tantangan
selanjutnya, AS-Iran dapat melanjutkan perbincangan mencari solusi atas
masalah Suriah sebagai bagian dari babak baru relasi keduanya.
●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar