Rabu, 17 April 2013

Kamera Pengintai Ujian


Kamera Pengintai Ujian
Elfindri   Koordinator Program S-3 Ilmu Ekonomi Universitas Andalas (Unand) 
KORAN SINDO, 17 April 2013
  

Kemajuan teknologi kamera memang banyak menguntungkan. Setidaknya dapat bermanfaat untuk kepentingan pengamanan. 

Di negara maju kebanyakan kamera dipasang untuk pengintai kecepatan kendaraan. Demikian juga kamera dipasang pada tempat parkir kendaraan, ruangan, dan gedung-gedung vital. Termasuk di kebanyakan toserba, mal perbelanjaan, perbankan, dan tempat-tempat di mana transaksi keuangan kas tunai ada. Belakangan kamera pengintai juga sudah mulai diminati beberapa rumah tangga. 

Salah satunya dipasang di depan pagar sehingga tamu ataupun anggota rumah tangga yang akan masuk rumah dapat diketahui dan memudahkan koordinasi untuk membukakan pintu. Namun, akhir-akhir ini muncul pula pemanfaatan kamera pengintai mulai masuk dunia pendidikan. Di Universitas Andalas (Unand) misalnya sudah mulai pada gedunggedung tertentu yang dipasangi kamera. 

Di sekolah-sekolah tertentu diberitakan mulai dipasangi kamera pengintai, termasuk untuk mengintai pelaksanaan ujian nasional. Tujuan dipasang kamera itu salah satunya untuk mengontrol kehadiran dosen, mahasiswa, atau mengontrol mahasiswa yang masuk, mengikuti perkuliahan, dan bahkan untuk mengawasi berbagai proses ujian, agar mereka tidak mencontek saat ujian, bekerja sama, atau membuat kecurangan di dalam kelas. 

Bagi saya, kegunaan kamera pengintai lebih sebaiknya dimaksudkan untuk pengamanan kejahatan seperti di sel tahanan, penjara, bank, dan tempat- tempat di mana kemungkinan terjadi kejahatan (crime) atau tidak untuk ditempatkan pada dunia pendidikan. Menempatkan kamera di dunia pendidikan sama artinya kita menepiskan sebuah proses di mana dalam dunia pendidikan perlu dibangun kepercayaan “trust”. 

Sama dalam proses beribadah, yang dibangun adalah “trust”, tidak diperlukan pengawalan dari orang lain akan rukuk dan sujud dari yang melaksanakan salat. Hanya, kalau di Masjidilharam, pengamanan imam diperlukan untuk menghindarkan seseorang atau kelompok yang tidak bisa menahan emosi dan melakukan pengacauan dalam proses pelaksanaan salat. Kenapa kamera pengintai tidak diperlukan di dunia pendidikan, apalagi di dalam kelas untuk menjaga ujian? Pertama,mengadakan teknologi kamera di sekolah bisa membuat sesat dunia pendidikan. 

Kenapa, karena biaya pengadaan kamera tidak kecil. Kalaupun ada satu, pengadaan kamera juga membutuhkan kantor yang memerlukan manusia yang mengontrol bekerjanya kamera itu. Singkat kata, biaya dan tenaga untuk mengoperasikannya diperlukan. Sementara pembiayaan untuk itu sebenarnya tidak banyak kaitannya dengan proses belajar mengajar, bahkan tidak ada kaitannya dengan kualitas pendidikan. Kedua, perlu dibangun sikap kepercayaan “trust” yang tinggi. 

Kalau dalam proses ujian, sebenarnya penetapan sanksi jauh lebih penting dibandingkan penerapan dari tertangkapnya dari kamera saat manusia masih dapat dianggap penting untuk melakukan pengawasan dalam proses ujian berlangsung. 

Di negara maju, untuk mengatasi masalah kecurangan dalam proses ujian, disusun ketentuan internal perguruan tinggi yang sangat ketat. Mahasiswa menandatangani pakta integritas akan proses ujian dan mereka yang kedapatan melanggar akan dikenakan sanksi berupa pembatalan seluruh hasil ujian yang sudah lolos. Ini dilaksanakan secara jelas dan tegas sehingga proses mencontek tidak terjadi seperti semasif yang ada dalam dunia pendidikan kita. 

Proyek Ujian 

Ujian nasional misalnya dibangun satuan tugas untuk membuat, memproduksi, serta menjaga soal dan memasukkannya ke dalam amplop. Amplop kemudian dibungkus tertutup, dilak, dan diikat dengan tali. Amplop-amplop itu dimasukkan ke lemari yang perlu pula digembok. 

Kemudian ruangan tempat soal ujian juga dikunci di luarnya ditugaskan satpam. Kemudian berkas soal dijemput satuan tugas yang selanjutnya membawanya diiringi pengamanan. Sampaisampai polisi berjaga-jaga di sekolah sewaktu ujian dilaksanakan. Seperti keadaan yang menyeramkan seperti perang di Beirut saja. Sampai-sampai kalau ujian polisi masuk ke dunia pendidikan. Alhasil, proses itu semua karena penyelenggaraan ujian dilakukan secara terpusat sehingga membuat waktu untuk mengerjakan ujian yang sederhana itu memerlukan pembiayaan yang sangat besar. 

Lagi-lagi anggaran untuk ujian tidak ada kaitannya dengan kemajuan dunia pendidikan. Dulu hasil ujian tamat SMA tidak dipercaya dan masing-masing universitas kembali melaksanakan seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Sekarang kabarnya tidak demikian. Proses itu semua pemborosan uang negara, namun menambah pundi-pundi penyelenggara dalam bentuk honor lumba-lumba dan proyek kantong monyet. Belakangan untuk pelaksanaan ujian pun dilibatkan dosen-dosen. Sementara tugas utama mereka di pendidikan tinggi. 

Membangun Trust 

Memperbaiki kejujuran tidak perlu dengan mengembangkan dan menggunakan teknologi kamera pengintai. Memperbaiki kejujuran perlu dilakukan dengan berbagai tahapan. Pertama, pendidik mengetahui bahwa kejujuran salah satu yang mereka sadari perlu dibangun untuk anak didiknya sehingga dalam proses pembelajaran terselipkan kesadaran penuh agar kognitif kejujuran disampaikan. Kedua, tidak sekadar secara kognitif, pendidik perlu memperlihatkan dan menanamkan sikap dan perilaku jujur. 

Ketika hal ini dilakukan berulang-ulang, makin lama akan menjadi kebiasaan untuk jujur. Tindakan menghadirkan kamera berarti proses pendidikan kita menjauhi guru dengan anak didiknya. Penerapan konsep participative learning menjadi sangat penting, di mana para guru memahami secara mendalam apa peranan yang mereka mainkan di dalam kelas agar masing-masing anak akan terpetakan bagaimana karakternya. 

Ketiga, trust dibangun dengan keterbukaan agar individu- individu guru yang ada di sekolah menjadi sebuah kelompok yang sama-sama menetapkan bahwa kejujuran perlu dibangun di atas nilai-nilai universal yang ada. 

Ketika ini menjadi agenda, trust, menurut Francis Fukuyama, akan melahirkan modal sosial yang besar dan akhirnya tidak akan diperlukan lagi pengawasan yang menyeramkan dalam proses ujian melalui kamera pengintai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar