Pencabutan Izin ACT
Tak Menyelesaikan Masalah Opini Tempo : Redaktur Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 9
Juli
2022
KEPUTUSAN kilat
Kementerian Sosial mencabut izin penggalangan sumbangan Aksi Cepat Tanggap
atau ACT perlu dibarengi upaya memperbaiki sistem pengumpulan dana publik
oleh lembaga kemanusiaan. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi syarat
mutlak. Kurang dari sepekan
setelah majalah ini merilis artikel penyalahgunaan dana publik oleh pimpinan
ACT yang memicu reaksi pro dan kontra, Menteri Sosial ad interim Muhadjir
Effendy memutuskan mencabut izin penggalangan sumbangan lembaga itu. Masa
depan ACT akan bergantung pada hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal
Kementerian Sosial. Pada saat bersamaan, Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengumumkan pembekuan
ratusan rekening bank yang dikelola ACT. Kepala PPATK Ivan Yustiavandana
mengaku menemukan sejumlah indikasi pelanggaran hukum. Namun pencabutan izin penggalangan
dana dan pembekuan rekening bank ACT sejatinya hanya menyelesaikan sebagian
persoalan. Akar masalahnya ada pada aturan yang masih abu-abu. Pemerintah dan
Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya memanfaatkan momentum ini untuk mendorong
pengesahan Rancangan Undang-Undang Pengumpulan Sumbangan yang sempat tertunda
bertahun-tahun. Perbaikan aturan baru
langkah pertama. RUU Pengumpulan Sumbangan memang diharapkan bisa mengatur
berbagai aspek filantropi dan menjadi patokan dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas
donasi publik untuk kemanusiaan. Namun mekanisme penegakan aturan itu kelak
juga perlu dipersiapkan. Masalah tak akan selesai hanya dengan membuat aturan
anyar. Nantinya, secara berkala, Kementerian Sosial perlu memeriksa kepatuhan
semua lembaga kemanusiaan yang beroperasi di Indonesia. Koreksi secara struktural
dalam ekosistem penggalangan dana publik di Indonesia akan mengurangi potensi
terulangnya kasus semacam ini di masa depan. Semua lembaga yang bergerak atas
nama kemanusiaan dan menggalang donasi dari masyarakat harus tunduk pada
prinsip dan standar yang sama. Ini penting agar tak ada pelaku yang bisa
seenaknya membuat lembaga baru atau berpindah lembaga untuk menghapus jejak
pelanggaran mereka. Senyampang menunggu
pengesahan aturan baru, indikasi pelanggaran hukum dalam kasus ACT tentu
harus ditindaklanjuti. Polisi perlu memberikan kesempatan kepada manajemen
baru ACT untuk menjelaskan apa dan bagaimana perbaikan yang sudah mereka
lakukan. Jangan sampai ada kesan proses hukum berjalan akibat tekanan publik
semata. Lagi-lagi profesionalisme penegak hukum diuji dalam kasus ini. Yang tak kalah penting
adalah memastikan skandal ACT tidak berimbas pada lembaga-lembaga kemanusiaan
lain yang sudah berusaha menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Kita sama-sama tahu bahwa keberadaan lembaga kemanusiaan masih amat
dibutuhkan di negeri ini. Ada banyak urusan sosial, terutama penanganan
bencana dan penyaluran bantuan untuk kelompok marginal, yang tak terjangkau
birokrasi. Kemampuan negara mengurus berbagai problem sosial di masyarakat
kita masih terbatas. Jangan sampai kasus ini berdampak buruk pada
kredibilitas semua lembaga. Kita tentu tak ingin nila setitik merusak susu
sebelanga. Di sisi lain,
lembaga-lembaga kemanusiaan dan amil zakat perlu memanfaatkan tingginya
perhatian publik terhadap kasus ini untuk menunjukkan kredibilitas lembaganya
dalam menjaga kepercayaan publik. Umumkan setiap sen sumbangan yang diterima
dan jelaskan di awal kampanye penggalangan dana berapa besaran potongan untuk
biaya operasional lembaga. Agar tak kehilangan kepercayaan, para pengelola
lembaga kemanusiaan dan pengumpul donasi publik perlu bersikap lebih terbuka. Kepedulian banyak orang
terhadap skandal ACT menunjukkan bahwa isu ini sudah lama menjadi keresahan
khalayak ramai. Kedermawanan orang Indonesia memang diakui dunia, tapi pada
saat yang sama publik juga kian muak terhadap perilaku korupsi. Perhatian
besar terhadap kasus ini adalah modal untuk mendorong kedermawanan kita pada
kepedulian yang melintasi batas agama, suku, dan sekat primordial lain. Alangkah indahnya jika
sumbangan triliunan rupiah dari dompet ribuan orang Indonesia tak hanya
disalurkan untuk pendirian tempat ibadah, tapi juga buat membantu pendidikan
dan kesehatan anak-anak miskin di daerah tertinggal, misalnya. Transformasi
penggalangan donasi publik jadi bagian dari solidaritas kemanusiaan yang
universal seharusnya menjadi pelajaran terpenting skandal ACT. ● Sumber : https://majalah.tempo.co/read/opini/166389/pencabutan-izin-act-tak-menyelesaikan-masalah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar