Selasa, 26 Juli 2022

 

Resep Obat-Obat Mujarab dari Sukarno

Guntur Soekarno : Pemerhati Sosial

MEDIA INDONESIA, 22 Juli 2022

 

                                                

 

KALAU saja Bung Karno masih ada, pasti penulis dapat bertanya, apa obat yang mujarab untuk penderita cerebral palsy seperti yang viral tayang di televisi, ketika seorang ibu saat mendorong anaknya dalam sebuah kereta bayi membawa sebuah poster bertuliskan 'Tolong anakku butuh ganja medis'. Saat ini penulis hanya dapat mengelus dada melihat kejadian mengenaskan tersebut tanpa dapat berbuat apa-apa.

 

Sekiranya Bung Karno masih ada, penulis sedikitnya dapat bertanya apa yang harus dilakukan untuk menolong anak tersebut. Dari pengalaman-pengalaman yang ada, banyak kalangan datang ke Bung Karno untuk meminta obat buat keluarga mereka yang sakit, bahkan sakit parah. Biasanya kepada mereka disarankan agar segera berobat ke dokter atau ia menugasi dokter pribadinya yang merangkap sebagai dokter kepresidenan dr Soeharto untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi, biasanya mereka lebih percaya kepada obat-obatan resep Bung Karno ketimbang obat-obatan yang diberikan sesuai dengan resep dr Soeharto yang secara medis pastinya tepat untuk penderita.

 

Dalam menghadapi hal seperti itu biasanya Bung Karno memberikan segelas air putih yang diberi doa-doa untuk diberikan kepada si penderita. Entah mengapa beberapa hari kemudian orangtua atau keluarga penderita datang kembali untuk mengucapkan terima kasih. Itu disebabkan si sakit sudah sembuh dan sehat kembali.

 

Biasanya mereka datang dengan membawa buah tangan berupa buah-buahan atau sayur-sayuran kegemaran Bung Karno. Hal itu berlaku terus sampai dengan penulis diterima di ITB jurusan teknik mesin dan tinggal di Bandung, Jawa Barat. Menurut penuturan adik penulis Megawati, kalangan-kalangan yang minta obat kepada Bung Karno masih saja berlanjut terjadi.

 

Menurut hemat penulis, kesembuhan tersebut dapat terjadi bukan hanya karena air doa Sukarno, melainkan juga karena obat-obatan medis yang diberikan dan harus diminum penderita. Jadi, kesembuhan terjadi karena kombinasi antara obat-obat dokter dan air doa walaupun menurut mereka air doa itulah yang menyembuhkan. Itu disebabkan sebelumnya mereka sudah membawa penderita berobat ke dokter, tetapi tidak sembuh-sembuh. Mana yang benar wallahu a'lam.

 

Memang di kalangan keluarga bila ada yang sakit, harus segera berobat melalui dokter-dokter kepresidenan yang pada era 1960-an antara lain terdiri dari dr Soeharto, Prof dr Sudjono Djuned Pusponegoro, dr Auw Eng Liang, dan dr Tan Sin Hien. Selain itu, ada Prof Mahar Mardjono, Prof Oetama, dan lain-lain.

 

Walaupun demikian, bila kita sakit, misal saja batuk, penulis tidak perlu konsultasi dengan dokter, tetapi minum obat resep Bung Karno, yaitu jeruk nipis yang dibelah dua. Kemudian kedua belahan kulitnya dibakar hingga gosong. Di atasnya diberi kapur sirih dan diberi kecap manis Si Wi Bo produk Blitar, Jawa Timur.

 

Setelah siap, kedua potongan/irisan jeruk nipis tadi diperas agar cairannya masuk ke mulut melewati kerongkongan penulis dan ditelan. Hal itu harus dilakukan 3-4 kali dalam sehari. Biasanya dalam kurun waktu 1-3 hari batuk-batuk tersebut akan mereda dan sembuh. Pantangan selama dalam keadaan batuk ialah jangan makan segala macam makanan yang digoreng dengan minyak.

 

Resep untuk penyakit lain

 

Untuk penyakit-penyakit lain yang umum diderita masyarakat pada saat pancaroba, yaitu influenza, Bung Karno, terutama Ibu Fatmawati, biasanya mengandalkan cara tradisional ketimbang harus ke dokter.

 

Ambil contoh bila penulis terkena flu, langkah pertama yang dilakukan Ibu Fatmawati ialah mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer air raksa. Bila angka menunjukkan 37 derajat celsius, berarti penulis demam dan dianjurkan agar punggung dikerok menggunakan uang benggol eks Hindia Belanda yang tepiannya halus tidak bergerigi. Sebelumnya dibalur minyak goreng kelapa atau minyak kayu putih. Bila sudah selesai, sekujur tubuh diolesi minyak kayu putih, atau bila ada balsem dicampur dengan sedikit minyak kelapa agar tidak terlalu terasa panas.

 

Kemudian langsung berbaring tidur diselimuti tumpukan dua helai selimut agar dapat mengeluarkan keringat. Bila keringat banyak mengucur, badan pun terasa segar dan temperatur tubuh menjadi normal kembali, yaitu rata-rata 36 derajat celsius.

 

Obat dokter hanya digunakan bila dalam satu-dua hari suhu tubuh tidak turun-turun, bahkan meninggi. Di era itu pengerok tubuh yang piawai ialah Ibu Hadi Atmodjo, perempuan asal Surakarta dan menjadi pengasuh adik penulis, Rahmawati. Bila penulis menderita demam tinggi mencapai 38 derajat celsius, selain harus minum obat dokter, kompres dahi dengan handuk kecil yang sudah disiram minyak klonyo.

 

Untuk penderita penyakit darah tinggi, Bung Karno memberikan solusi agar yang bersangkutan minum jus belimbing atau mentimun segelas air minum dengan dosis 3-4 kali dalam sehari disertai istirahat total. Yang mengidap hipertensi dilarang menyantap daging kambing, buah durian, dan makan makanan berlemak. Resep Bung Karno untuk penyakit kencing batu ialah minum ekstrak daun kacabeling yang banyak ditanam di baik halaman Istana Merdeka maupun Istana Negara.

 

Untuk yang punya penyakit eksim baik kering maupun basah, resep Bung Karno ialah borehan buah pace (mengkudu). Buah yang matang ranum diparut atau ditumbuk kemudian dioleskan ke tempat-tempat yang terdapat eksim. Pantangan ialah jangan makan hewan-hewan laut. Penyakit-penyakit lain seperti asma, oleh Bung Karno, sang penderita diharuskan tinggal sementara di tepi laut dan setiap pukul 9 berjemur matahari serta menghirup udara tepi laut selama maksimal 3 jam.

 

Untuk penyakit yang cukup berat seperti hepatitis, resepnya ialah menyantap secangkir remis laut sebelum makan pagi, siang, dan malam hari. Di samping itu, menyantap sayur rebung bambu kuning setiap malam, ditambah harus minum air teh manis setiap jam secangkir. Bila ada yang mengalami diare, resepnya makan roti panggang yang dipanggang hingga gosong, dibarengi minum air teh kental tanpa gula sebagai tambahan menu makan pagi siang dan malam. Dapat juga ditambah dengan makan lalapan pucuk daun jambu biji secukupnya setiap makan. Selama murus jangan menyantap makanan pedas, asam, dan jauhi makanan-makanan bermerica.

 

Untuk penyakit yang serius seperti Tb dan tifus, Bung Karno mempunyai resep yang menurut penulis tidak masuk akal, menjijikkan, tetapi ternyata ada efek pengobatannya. Suatu hari Bung Karno dan Ibu Fat memerintahkan agar sebelum mandi pagi hari di kamar mandi penulis dan Megawati harus duduk berjongkok di bawah shower. Kemudian oleh Bung Karno, kami (maaf) dikencingi mulai kepala hingga sekujur badan. Yang terasa oleh penulis ialah adanya air hangat yang menyirami sekujur tubuh.

 

Setelah proses itu selesai kami berdua dibilas (dicuci) dengan air dingin dari shower. Anehnya tidak berapa lama setelah kami menjalani 'pengobatan' itu ternyata sembuh. Bahkan sejak pengobatan aneh sepertinya daya tahan tubuh meningkat sehingga dapat menolak berbagai macam penyakit.

 

Resep yang lain ialah dilarang tidur larut malam. Ibu Fat dan Bung Karno memerintahkan paling lambat pukul 20 sudah masuk kamar dan tidur. Catatan penulis, jangan coba-coba lakukan resep tersebut di atas tanpa persetujuan dokter.

 

Sumber :   https://mediaindonesia.com/opini/508613/resep-obat-obat-mujarab-dari-sukarno

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar