Tanpa kita sadari, banyak yang bisa kita pelajari dari semua
cabang olahraga yang ada, untuk kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita
ini. Tentunya saya tidak akan membahas semua cabang olah raga yang ada di
dunia ini, tapi hanya sebagian. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak
Anda untuk dalam menjalani kehidupan ini, berpikir dan bertindaklah
layaknya seorang atlet profesional.
OK?
Maraton
Lari jarak jauh sepanjang 42,195 kilometer
ini seperti kehidupan yang kita miliki. Atlet maraton tidak dianjurkan
untuk berlari cepat di awal, karena mengingat perjalanan yang jauh.
Yangmerekaharuslakukan adalah untuk menjaga kecepatan yang konsisten, dan
untuk mencapai garis finis “strong”. Maraton bukan hanya menantang
manusia secara fisik, melainkan lebih secara mental. Di kehidupan pun
demikian, orang-orang yang sukses adalah mereka yang secara mental dapat
menghadapi semua tantangan dan melewati semua rintangan yang ada.
Mereka yang terus maju terlepas mereka mulai
merasa lelah, mulai berpikir sulit dan bahkan tidak mungkin. Di lomba
maraton, semua yang berada di garis start menginginkan satuhal:
menyelesaikan lomba tersebut. Namun pada kenyataannya, banyak yang tidak
mencapai garis finis. Di kehidupan pun demikian, ketika kita lahir dan
mulai tumbuh dewasa, kita memiliki cita-cita yang besar (ingin jadi
presiden, jadi Insinyur, jadi astronot, dan sebagainya).
Dan anehnya, cita-cita itu mulai kandas, dan
banyak yang akhirnya memilih untuk menyerah. Mereka memilih untuk menjadi
orang yang biasa-biasa saja. Mereka tidak lagi berusaha keras untuk
mencapai arti sebuah kesuksesan yang mereka inginkan. Seperti yang saya
sering katakan, hanya “2%” orang yang akan merasakan arti sebuah
kesuksesan. Ke mana yang “98%” lainnya? Ya jadi orang yang biasa-biasa
saja. Anda pilih yang mana?
Sepak
Bola
Cabang olahraga ini, beserta cabang olahraga
beregu lainnya, sering kali dijadikan ilustrasi, contoh, dan dibahas di
seminarseminar tentang teamwork. Kenapa? Ya, karena memang di dalam
sebuah tim sepak bola, dibutuhkan kerja sama tim yang kompak, dan banyak
elemen yang sama dengan kehidupan kita ini. Pernah mendengar pendapat
yang mengatakan bahwa sebuah tim sepak bola yang berisikan semua pemain
bintang, belum tentu akan memenangkan pertandingan apabila dihadapkan
dengan sebuah tim yang hanya berisikan satu atau dua pemain bintang (dan
sudah bermain selama bermusim-musim)?
Di sini jelas bahwa sebuah tim hanya
memerlukan beberapa pemain bintang, seorang kapten (pemimpin), dan
sisanya adalah mereka yang mampu untuk mendukung timnya memenangkan
pertandingan. Kekompakan adalah kuncinya. Ya, kapten atau pemimpinnya
juga hanya perlu satu orang, tidak boleh lebih. Karena apa? Karena timnya
akan bingung apabila mendengarkan instruksi dari dua orang yang berbeda.
Mau sukses? Anda butuh orang lain, Anda butuh kerja sama dan kolaborasi
dengan orang lain. Tidak ada Superman di dunia ini. Kita akan selalu
butuh pertolongan dari orangorang di sekitar kita. Saran saya: Be nice.
Formula
1
Ini adalah ajang balap mobil tercepat di
dunia yang sering kali dijuluki lomba “jet darat”. Dari puluhan lap yang
harus mereka selesaikan, di tengahtengah perlombaan tersebut, mobil balap
ini diharuskan untuk berhenti di pit
stop untuk mengisi bahan bakar, menyetel hal-hal yang dirasa perlu
untuk diperbaiki, dan untuk mengganti ban. Ini yang sering dilupakan oleh
banyak orang yang sudah terjun ke dunia kerja. Apakah Anda adalah seorang
karyawan atau seorang entrepreneur, Anda harus menyempatkan diri Anda
untuk mengambil cuti atau liburan.
Apakah 1–2 hari, atau beberapa minggu setiap
tahunnya. Saya yakin cuti adalah hak setiap karyawan, dan di semua
perusahaan pasti menyediakan hak cuti bagi karyawannya. Jangka waktunya
memang berbeda- beda antarperusahaan. Sebenarnya apa sih tujuannya
perusahaan membolehkan karyawannya untuk mengambil cuti? Sama seperti F1,
kita manusia pun perlu untuk istirahat. Kita semua perlu untuk me-recharge diri kita, sehingga
ketika kita melanjutkan “lomba”, kita bisa tetap melaju dengan kencang,
atau bahkan lebih kencang dari sebelumnya.
Saya sendiri tahun 2012 lalu tidak mengambil
libur, karena kesibukan saya saat itu. Dan baru tahun ini saya mengambil
libur. Ketika mengetik artikel ini, saya sedangberada diPhuket, dan
sedang bersiap untuk menuju Phi Phi dan Krabi, untuk selanjutnya ke
Bangkok, Chiang Mai, dan menutup liburan 22 hari saya di Singapura. Lomba
Formula 1 juga memiliki satu nilai lagi: siapa yang tercepat, dialah yang
pantas untuk naik podium dan dianggap sebagai pemenang. Di dalam
kehidupan pun demikian, siapa yang mampu untuk bekerja dengan cepat,
tidak menyia-nyiakan waktu, akan lebih sukses dibandingkan dengan mereka
yang bekerja lambat.
Semua yang pernah bekerja satu kantor dengan
saya, atau yang pernah menjadi anggota dari tim saya pasti tahu bahwa
salah satu kelebihan saya adalah “kecepatan”. Prinsip saya dalam bekerja
dan berkarier: kalau bisa dilakukan lebih cepat, kenapa tidak? Ini bukan
hanya sebuah teori belaka, karena saya telah buktikan dengan lulus S-1 2
tahun 8 bulan, lulus S-2 dalam kurun waktu satu tahun, dan cukup bekerja
4,5 tahun untuk akhirnya dipercaya menjadi General Manager Oakley
Indonesia di umur 26 tahun. Di lomba balap Formula 1 juga tidak ada jalan
pintas. Sama, di kehidupan pun demikian. Kita tidak bisa mengambil jalan
pintas. Untuk sukses, kita harus melewati sebuah proses. Kita harus
melewati lap 1, lap 2, lap 3, dan seterusnya, hingga lap terakhir.
Catur
Ini adalah salah satu olahraga berpikir yang
ada di dunia ini. Bukan lantas olahraga lain tidak memerlukan otak. Yang
saya maksud di sini adalah bahwa olahraga ini hanya memakai otak, bukan
otot-otot yang lain. Meski demikian, setelah bermain catur, bisa
dipastikan kita akan merasa lelah, kenapa? Ya karena kita akan dipaksa
memikirkan strategi dan langkah apa yang akan kita ambil sepanjang
pertandingan. Nah, sama kan dengan kehidupan ini? Saya sering bilang, “Kita nggakakan ke mana-mana kalau
kita tidak tahu mau ke mana.” Orang-orang yang memilih untuk
mengikuti arus, tidak akan mencapai hal-hal besar di dalam hidupnya.
Kapan rencana hidup itu harus kita buat?
Semuda mungkin. Karena kalau kita baru membuat rencana di tengah jalan,
pastinya sudah banyak “salah langkah” yangtelahkitalakukan. Kita pasti
sudah menyia-nyiakan waktu kita apabila kita mengubah strategi dan
langkah kita di tengah jalan. Selain membuat rencana, kita juga perlu dan
harus memiliki target yang ingin dicapai dalam hidup ini. Kalau di catur,
target kita adalah mematikan raja milik lawan, kalau di kehidupan, kita
juga pastinya punya target yang ingin dicapai, apa itu? Cita-cita.
Sayangnya, banyak sekali orang yang saya temui yang tidak berani memiliki
cita-cita. Kalaupun punya, mungkin cita-citanya ibarat di pertandingan
catur: untuk memakan kuda milik lawan. Ini bukan cita-cita tinggi! Kalau
punya citacita, harus yang besar; mematikan raja milik lawan! Itu baru
cita-cita.
Tinju
Semua atlet tinju (dan bela diri lainnya)
pasti pernah merasakan pukulan yang keras dari lawannya. Terkadang
pukulan ini hanya membuat kita tergores, atau bahkan membuat kita semaput
dan terjatuh. Tapi apakah dengan terjatuh, kita langsung dikatakan kalah?
Tidak. Di dalam kehidupan nyata, sering kali kita “dihajar” oleh hal-hal
yang membuat kita sempoyongan. Terkadang kita terjatuh. Dan anehnya,
banyak yang memilih untuk terus “terjatuh” dan tidak berusaha untuk
bangkit dan melanjutkan pertandingan. Sudah banyak yang mengatakan
peribahasa demikian (entah siapa yang mengatakan pertama kalinya): Sukses
itu bukan soal berapa kali kita terjatuh, tapi berapa kali kita terjatuh
kemudian bangkit.
Kesimpulan
Sampai kapan pun, selama kita masih
bernapas, kita akan selalu dihadapkan oleh tentangan dan rintangan. Kalau
mau sukses, ya kita harus tidak mengumpat dari tantangan tersebut. Kita
harus hadapi tantangan dan melewati rintangan- rintangan yang ada. Randy
Pausch PhD. (almarhum, Dosen Carnigie
Mellon University, pengarang buku The
Last Lecture) pernah bilang bahwa tembok yang ada di depan kita bukan
untuk membuat kita berada di luar, namun untuk mengetes seberapa kita
menginginkan kesuksesan. Tembok ini akan menjadi tolok ukur siapa yang
benar-benar menginginkan untuk sukses, dan siapa yang tidak. See you ON TOP!
●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar