Selasa, 02 April 2013

Risiko Otak di BBM Bersubsidi


Risiko Otak di BBM Bersubsidi
Abdul Rohim Tualeka  ;   Dosen Toksikologi Industri di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair
JAWA POS, 02 April 2013

  
HARI ini diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Dunia. Peringatan ini dimulai ketika para aktivis menempatkan 150 kereta bayi di Central Park, New York City, pada 2 April 2009, sebagai pengingat bahwa autis dialami satu di antara 150 anak. Bahkan, ada kecenderungan peningkatan prevalensi autis di dunia, termasuk di Indonesia. Dilaporkan bahwa di Indonesia, 8 di antara 1.000 kelahiran berisiko autis. Di Surabaya, angka kejadian autis pada anak-anak naik 100 persen setiap tahun. Tahun 2012 diperkirakan 4.000 anak menderita autis.

Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa logam berat, seperti timah hitam, arsen, dan merkuri, merupakan penyebab utama autis. Sumbernya bisa berasal udara, makanan, maupun air minum.

Logam berat itu ada dua macam, yaitu anorganik dan organik. Logam berat anorganik, antara lain, PbO (plumbum oksida) dan HgO (merkuri oksida). Contoh logam berat organik adalah tetraetil lead atau (C2H5)4Pb dan metal Hg atau CH3Hg. 

Yang mengakibatkan autis adalah logam berat organik. Mengapa? Bahan-bahan pencemaran logam berat anorganik begitu masuk ke dalam tubuh anak lewat makanan, minuman, maupun kulit akan langsung diedarkan oleh darah menuju organ-organ tubuh, antara lain hati dan ginjal. Peredarannya akan mengalami proses biotransformasi sehingga terjadi detoksifikasi. Hasilnya akan masuk ke dalam organ-organ ekskresi, antara lain rambut, sehingga tidak memberikan dampak pada saraf otak. Dengan demikian, anak-anak yang tercemar logam berat anorganik tidak memiliki risiko terkena autis.

Bagaimana logam berat organik? Inilah yang akan masuk sampai ke saraf otak dan memicu autis. Logam-logam berat organik ini memiliki sifat-sifat kimia nonpolar seperti 75 persen struktur kimia saraf otak. Karena bersifat sama, toksin logam-logam berat organik seperti Pb organik, antara lain tetraetil lead atau (C2H5)4Pb, yang menjadi bahan aditif pada bensin bertimbal, maupun Hg organik, seperti CH3Hg pada kerang-kerangan atau ikan yang tercemar Hg, ketika masuk ke dalam tubuh baik lewat udara maupun makanan akan dapat mencapai dan menembus saraf otak. 

Berdasar hasil riset Janet Kern dkk yang dilaporkan dalam Journal of Toxicology and Environmental Health (Vol 70, Issue 8/2007) disebutkan bahwa logam berat kelompok anak-anak autis lebih terakumulasi dalam otak jika dibandingkan dengan anak-anak nonautis yang berada di rambut.

Berdasar kondisi lingkungan, dapat dikatakan penyebab utama autis pada anak-anak Indonesia adalah sumber-sumber transportasi yang menggunakan bahan bakar bensin bertimbal dan sumber makanan yang tercemar logam berat, seperti Pb dan Hg. Bensin bertimbal atau bensin premium memiliki bahan aditif tetra etil lead yang berbahaya bagi otak anak. Subsidi terhadap jenis bahan bakar ini menjadikannya murah dan laku keras, namun menghirup uap bensinnya berefek sangat besar kepada otak anak bangsa. Terlebih lagi bagi anak yang bertempat tinggal di dekat SPBU atau orang tuanya penjual bensin eceran.

Bahaya di Muara Surabaya 

Ibu hamil di dekat sumber polutan Pb organik juga berisiko melahirkan anak autis. Bila dihirup, uap bensin, selain akan masuk ke dalam otaknya sendiri, juga akan masuk ke dalam saraf otak anak di kandungan. Kian berbahaya karena organ-organ saraf embrio maupun anak dalam kandungan ini masih sampai tahap pembentukan. Sistem barier (pertahanan, Red) otak masih lemah sehingga Pb organik mudah menembus barier ini dan masuk ke dalam saraf otak embrio maupun anak yang di kandungnya. 

Kian lama di kandungan juga kian berisiko. Berdasar hasil riset Tommy Movsas dari Michigan State University (2012) ditunjukkan bahwa bayi yang lahirnya lama memiliki risiko untuk mengidap autisme lebih berat. Hal ini dikaitkan dengan lemahnya sistem barier saraf otak anak dalam kandungan. Semakin lama terpapar saat semakin berisiko.

Risiko merkuri organik juga tidak kalah berat. Jenis polutan kimia ini banyak terdapat dalam muara. Kadar Hg muara di pantai timur kali Surabaya sangat tinggi. Bahkan, ada peneliti yang melaporkan pencemaran muara ini tertinggi di dunia! Limbah Hg anorganik di sana akan diuraikan oleh bakteri metan menjadi metil Hg yang merupakan merkuri organik. Merkuri organik ini kemudian diminum oleh ikan-ikan maupun kerang-kerangan. Makanan bermerkuri ini ketika dikonsumi oleh anak-anak maupun ibu yang hamil memberikan risiko autis pada anak-anak. Karena itu, perlu hati-hati.

Bagaimana terapinya? Karena penyebab utama autis adalah bahan kimia logam organik, terapinya juga harus menggunakan bahan kimia untuk mendetoksifikasi logam organik itu dari otak. Terapi di pusat-pusat autis ini dilakukan dengan edukasi, komunikasi, dan okupasi. Jelas sulit mengeluarkan logam berat organik ini dari otak. Hasil riset Michelle dkk (1993) melaporkan bahwa asam askorbat dapat menurunkan keparahan autis. Logam berat organik akan berikatan dengan asam askorbat. Kemudian, menghasilkan senyawa yang mudah larut dalam air (hidrofil) sehingga mudah diekskresikan keluar dari tubuh. Asam askorbat sendiri sejenis campuran vitamin, mineral, probiotik, dan minyak ikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar