Minggu, 17 Juli 2022

 

Wawancara Menteri Kesehatan Thailand soal Manfaat Ganja

Budiarti Utami Putri :  Jurnalis Majalah Tempo

MAJALAH TEMPO, 16 Juli 2022

 

 

                                                           

TIGA tahun menjabat Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul menepati janji kampanye menjalankan program legalisasi ganja. Kebijakan yang berlaku mulai 9 Juni lalu ini menjadikan Thailand negara Asia pertama yang menggunakan pendekatan paling liberal terhadap mariyuana. Simak wawancara Menteri Kesehatan Thailand soal manfaat ganja:

 

Bagaimana Anda menyiapkan kebijakan legalisasi ganja?

 

Kami percaya tanaman ganja sejak zaman kuno sudah digunakan untuk pengobatan di negara ini. Dalam 50 tahun terakhir kami harus mengikuti kesepakatan internasional mengkategorikannya sebagai narkotik. Partai saya lalu mengkampanyekan legalisasi ganja dalam Pemilihan Umum 2019. Kami bilang Thailand akan terbuka dengan opsi kebijakan ini. Sebab, berdasarkan studi, ganja akan bermanfaat untuk negara dan masyarakat jika kita bisa menggunakannya dengan benar. Kami percaya ganja bisa dipakai untuk pasien dengan berbagai penyakit.

 

Kebijakan itu didorong petani ganja, praktisi kesehatan tradisional, atau pebisnis?

 

Partai kami punya tim strategis. Setiap kali memasuki pemilu, setiap partai politik akan mengeksplorasi kebijakan apa yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Kebijakan ganja ini menyentuh hati banyak orang sehingga kami mendapat jutaan suara dari sana.

 

Kami mendengar Anda dibantu pebisnis dan pakar pengobatan tradisional menggodok kebijakan legalisasi ganja. Siapa saja mereka?

 

Saya tidak yakin mereka mengizinkan kalau saya ungkap namanya. Namun tentu kami tidak bergantung pada rekomendasi satu penasihat saja. Kami mengumpulkan banyak orang yang berpandangan sejalan dan bekerja sama mengeksplorasi kesempatan-kesempatan yang ada. Kami mempelajari kajian penggunaan ganja untuk pengobatan dari institusi-institusi ternama. Jadi kebijakan ini tidak ujug-ujug.

 

Bagaimana tarik-menarik Rancangan Undang-Undang Ganja dan Tanaman Rami—yang partai Anda janjikan—di parlemen saat ini?

 

Komisi legislasi sedang memfinalkan substansi aturan itu. Mereka bilang akan selesai bulan Agustus atau September. Jadi, terus terang, prosesnya bukan lagi di tangan saya. Kementerian Kesehatan hanya bisa memberikan informasi, fakta, dan data berdasarkan permintaan komisi legislasi. Kami harus menunggu.

 

Apa yang akan diatur dalam undang-undang itu?

 

Pengaturan dasar saja, yaitu hanya orang-orang berusia 20 tahun ke atas yang bisa mengakses ganja. Kami juga tidak akan mengizinkan pemakaian ganja rekreasi di area publik. Semua produk yang mengandung ganja harus terdaftar dan bersertifikat. Ekstrak ganja dengan kadar THC lebih dari 0,2 persen masih tergolong narkotik dan ganja tak boleh digunakan di sekolah dan tempat publik. Aturan yang sudah kami jalankan mencakup semua kekhawatiran bahwa orang akan memakai ganja untuk kegiatan yang tidak produktif dan di luar maksud Kementerian Kesehatan.

 

Anda terbuka jika negara-negara di Asia Tenggara ingin belajar kepada Thailand?

 

Tentu saja. Saya sempat mengikuti rapat bilateral dengan Menteri Kesehatan Malaysia saat pertemuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dua bulan lalu. Dia cukup tertarik pada kebijakan Thailand soal legalisasi ganja medis. Jika ada kesempatan, dia ingin datang ke Thailand dan melihat langsung.

 

Saya bertanya tentang hukum di sana yang sangat melarang narkotik. Itu sebabnya dia ingin berdiskusi dengan saya soal legalisasi ganja. Sepertinya kami punya pemikiran yang sama. Kita meninggalkan hal-hal yang baik dari ganja karena selama ini diajari bahwa ganja itu narkotik dan berbahaya. ●

 

Sumber :   https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/166429/wawancara-menteri-kesehatan-thailand-soal-manfaat-ganja

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar