Benarkah
”Nyaris Selamat”? Nur Adji ; Penyelaras Bahasa Kompas |
KOMPAS, 05 Juni 2021
Logika bahasa lebih
penting daripada logika matematika. Karena itu, kemampuan seseorang dalam berbahasa
perlu diperhatikan sejak dini karena erat kaitannya dengan perkembangan
kecerdasannya. Pendapat psikolog UI,
Anggadewi Moesono, itu ditulis Kunadi Jusyak dalam opininya di Kompas pada 28
Desember 1997. Rupanya pendapat itu terbukti dengan selalu munculnya
pemakaian bahasa yang tidak logis. Ketidaklogisan itu dapat
ditemukan dari tataran kata, frasa, kalimat, paragraf, bahkan wacana.
Padahal, kata guru saya, AM Dewabrata, orang yang berbicara tidak logis,
tanpa menggunakan nalar, akan mempersulit lawan bicaranya. Dalam hal
tulis-menulis, kata Ivan Lanin, tulisan yang tidak logis akan menyulitkan
pembacanya. Salah satu kata yang
pemakaiannya tidak logis adalah kata nyaris. Kita lihat judul berita
yang ditulis di sebuah media massa daring: ”Pecundangi Leicester, Newcastle
Nyaris Selamat dari Zona Degradasi”. Untuk berita yang sama, media daring
yang lain menulis: ”Bungkam Leicester City 4-2, Newcastle United Nyaris Aman
dari Zona Degradasi”. Pertandingan sepak bola di
Liga Primer Inggris itu berlangsung pada 8 Mei 2021. Barangkali agar menarik,
kata nyaris wajib ada pada judul tersebut. Namun, apakah judul tersebut
logis, bernalar? Kata nyaris bermakna
’hampir saja terjadi’. Kata ini memiliki kemiripan arti dengan hampir.
Keduanya menyatakan hal yang dekat dengan peristiwa atau keadaan tertentu. Namun, jika hampir
berkaitan dengan hal yang diinginkan, mungkin pula tidak, kata nyaris
cenderung dikaitkan dengan peristiwa yang tidak diinginkan. Sebut saja,
bahaya, kecelakaan, atau kemalangan. Konteks judul di atas
sebetulnya bisa dikaitkan dengan kemalangan yang akan terjadi jika Newcastle
masuk zona degradasi. Kita tahu, kesebelasan yang masuk zona degradasi akan
terdepak dari liga utama. Mereka akan turun ke liga di bawahnya. Turun kasta.
Ini bahaya bagi kesebelasan sekelas Newcastle. Jadi, kemenangan atas
Leicester itu membuat Newcastle menjauh dari zona degradasi. Posisi ”The
Magpies” naik ke urutan ke-13, unggul 12 angka dari Fulham yang berada di
posisi ke-18, posisi teratas di zona degradasi. Dalam klasemen Liga
Inggris yang pertandingan terakhirnya berakhir 23 Mei lalu, Newcastle berada
di posisi ke-12. Posisinya sangat aman karena jauh dari zona degradasi. Namun, pilihan kata nyaris
selamat mengganggu logika berbahasa saya. Nyaris mestinya berpasangan dengan
kata yang mengandung makna ’bahaya’, ’kecelakaan’, atau ’kemalangan’.
Misalnya saja, nyaris celaka, nyaris tertabrak, atau nyaris tewas. Ada empat makna kata
selamat versi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Satu di antaranya adalah ’terbebas
dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka, bencana;
tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan, kerusakan, dan sebagainya’.
Contoh: Ia selamat dari pembunuhan. Jadi, kata selamat
mengandung makna yang positif, mengandung ’kebahagiaan, kesenangan’, bukan
mengandung ’kemalangan’. Bahwa konteks kalimat contoh di atas tidak terlalu
bermasalah, tetapi pemilihan pasangan katanya mengganggu logika. Kurang
logis. Perbaikan judul di atas
bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya, dengan tidak menggunakan
kata nyaris. Judul dari beberapa media
daring lain, yang juga terbit pada hari yang sama dengan media di atas, bisa
menjadi contoh yang baik. ”Newcastle Selamat dari
Ancaman Degradasi Setelah Hantam Leicester” ”Kalahkan Leicester,
Newcastle Selamat dari Ancaman Degradasi” ”Bekap Leicester 4-2,
Newcastle Selamat dari Jurang Degradasi” Jadi, tanpa nyaris yang
tidak cocok berpasangan dengan selamat, judul tetap bunyi, tidak kehilangan
konteks, dan benar-benar baik. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar