|
KOMPAS, 29 Mei 2013
Setiap tahun seluruh masyarakat dunia
memperingati Hari Lanjut Usia.
Hari Lansia Dunia ditetapkan PBB setiap 1
Oktober berdasarkan Resolusi Nomor 45 Tahun 106 tertanggal 14 Desember 1990 dan
Resolusi No 46/1991, kelanjutan dari Vienna International
Plan of Action on Aging (Vienna Plan)
di Wina dan Resolusi No 37/1982. PBB mengajak negara-negara di dunia bersama
atau sendiri mengembangkan dan menerapkan kebijakan meningkatkan kesejahteraan
kehidupan lansia. Juga mengkaji dampak menuanya penduduk terhadap pembangunan,
dan sebaliknya dengan mengembangkan potensi lansia. Prinsipnya: kemandirian,
partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri, dan martabat.
Di Indonesia, Hari Lansia Nasional
dicanangkan Presiden Soeharto di Semarang pada 29 Mei 1996 sebagai bentuk
penghormatan kepada Dr KRT Radjiman Wediodiningrat, yang di usia lanjut
memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI, 1945). Sejak itu, Hari Lansia Nasional diperingati setiap 29 Mei
sebagai wujud kepedulian dan penghargaan kepada para orang lansia.
Delapan atribut
Berdasarkan UU No 13/1998 tentang
Kesejahteraan Lansia, penduduk yang masuk kategori lansia adalah warga yang
berusia 60 tahun ke atas. Namun, dengan meningkatnya jaminan kesehatan dan
harapan hidup masyarakat Indonesia, ada baiknya kategori lansia ditingkatkan menjadi
65 tahun (Singapura, Australia) atau 70 tahun (Eropa, AS).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada
tiga golongan lansia, yaitu lansia dini (55-64 tahun)—kelompok umur yang
sebagian masih aktif produktif hingga persiapan menjelang pensiun; lansia (65
tahun ke atas); dan lansia berisiko tinggi (70 tahun ke atas)—kelompok umur
yang semakin rentan terhadap masalah degeneratif kesehatan. Jumlah orang lansia
di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Jika pada 2000 tercatat
14,4 juta jiwa, pada 2012 mencapai 23 juta jiwa, dan diperkirakan meningkat
menjadi 28,9 juta jiwa pada 2020.
Pemerintah harus memahami masalah dan
implikasi menuanya penduduk dan dampak terhadap masyarakat. Pemerintah juga
perlu mempersiapkan penduduk menghadapi proses penuaan dengan produktif dan
memuaskan, mengembangkan infrastruktur dan lingkungan, serta meningkatkan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan lansia. Salah satunya adalah mengembangkan
Kota Santun Lansia (KSL).
Sesuai standar Badan Kesehatan Dunia, ada
delapan atribut KSL. Pertama, peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan
menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Kedua,
rencana pengembangan ruang terbuka hijau sebagai taman rekreasi, refleksi, dan
relaksasi. Ketiga, pengembangan transportasi ramah lingkungan dan ramah lansia.
Keempat, penerapan bangunan hijau yang sesuai kebutuhan orang lansia. Kelima,
peran serta masyarakat untuk peduli terhadap orang lansia. Keenam, pemanfaatan
dan pengembangan energi ramah lingkungan. Ketujuh, pengelolaan sampah ramah
lingkungan. Kedelapan, pengelolaan air yang berkelanjutan.
KSL merupakan penghormatan dan penghargaan
dari lingkungan sosial dan masyarakat dalam bentuk kota ramah lansia, seperti
kemudahan dalam berbagai kegiatan dan mendapat dukungan. Mereka tak perlu antre
dengan pengembangan layanan on-line
melalui telepon genggam atau komputer tablet (di mana dan kapan saja). Untuk
menjalin komunikasi dan informasi, mereka dapat bertemu dalam pertemuan publik
di pusat komunitas, menerima dan mengakses informasi yang diperlukan.
Komunikasi disampaikan dalam bahasa sederhana, jelas, dan praktis.
Partisipasi masyarakat dengan menyediakan
tempat berkumpul para lansia untuk berinteraksi, seperti taman-taman untuk
senam lansia, konsultasi kesehatan atau psikologis, sekaligus tempat berbagi
pengetahuan dan pengumuman di jejaring komunitas lansia. Di lingkungan
perumahan ada ruang terbuka antarbangunan, dengan lingkungan bersih,
menyenangkan dan tidak bising. Ada jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman,
toilet umum, serta kemudahan aksesibilitas ke dan dari bangunan.
Di bidang transportasi, pemerintah menetapkan
jadwal angkutan tepat waktu, ada prioritas tempat duduk nyaman untuk lansia,
kendaraan dengan tangga rendah, sopir yang sopan, sabar dan berhenti di tempat
yang telah ditentukan. Stasiun dan halte nyaman, informasi jelas, tempat parkir
khusus dekat bangunan.
Bangunan rumah perlu dirancang menyenangkan
dan menyehatkan, serta kemudahan untuk kebutuhan primer. Desain ramah
lingkungan disesuaikan kebutuhan lansia, seperti ada pegangan tangan di kamar
mandi, beda tinggi antara lantai, tangga, serta teras landai dan tidak licin.
Prospek ke depan
Semua orang pasti akan tua. Secara alami,
proses penuaan mengakibatkan lansia mengalami penurunan kemampuan fisik dan
kognitif. Kemampuan panca indera terhadap daya tangkap visual, memori, kepekaan
pendengaran, dan ketajaman penciuman menurun secara gradual. Namun, pernahkah kita merenung sejenak, bagaimana kelak
nasib kita di hari tua nanti, ketika kota-kota kita tak pernah direncanakan
bagi kaum lansia?
Kota harus memberikan kemudahan dan kebutuhan
fasilitas warga lansia sebagai bukti bakti dan penghormatan kepada warga senior
kota. Badan Kesehatan Dunia mendorong pemberian layanan khusus dan posisi
terhormat kepada lansia sebagai warga kota—seperti insentif pajak, kartu
diskon, tiket transportasi seumur hidup, layanan kesehatan gratis—sebagai salah
satu syarat kota santun lansia.
Kedekatan fasilitas publik harus jadi
perhatian utama di kota santun lansia. Misalnya, ada bank dan kantor pos untuk
pengurusan gaji pensiunan dan klaim asuransi. Juga sistem pelayanan kesehatan
terpadu dan mudah dijangkau para lansia untuk sekadar mengecek kesehatan,
berobat jalan, hingga rawat inap.
Tempat ibadah sebagai tempat berinteraksi
mengisi kehidupan religius, kegiatan pengajian, kebaktian, atau ibadah lainnya
perlu disediakan. Begitupun taman- taman terapi yang merupakan surga relaksasi,
refleksi, dan pemulihan kesehatan lansia.
Pengembangan kota santun lansia merupakan
pembangkit yang akan mengarahkan pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lansia
dan lingkungan. Kota yang santun lansia akan menjaga keselarasan dengan alam sekitar
sekaligus memberikan harapan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia di masa
depan. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar