|
MEDIA INDONESIA, 30 Mei 2013
SEJARAH penjaga perdamaian PBB
merupakan salah satu inovasi dan adaptasi. Sampai 20 tahun yang lalu, penjaga
perdamaian PBB tampaknya lebih terbuka. Baret biru dikerahkan untuk memantau
gencatan senjata, biasanya antarnegara-negara yang berperang. Peran mereka
jelas; mengamati, melaporkan pelanggaran, dan memfasilitasi solusi.
Pasukan-pasukan penjaga perdamaian baru beroperasi di medan
yang jauh lebih kompleks. Mereka membantu membawa perdamaian ke daratan-daratan
brutal yang mengalami konflik, kerap secara internal, dan dengan kese
pakatan-kesepakatan yang rapuh. Aktor-aktor nonpemerintah, misalnya
kelompok-kelompok penjahat terorganisasi, sekarang ini membawa tambahan masalah
terhadap perdamaian.
Untuk keluar dari masalah itu, penjaga perdamaian PBB telah
mengembangkan sebuah pendekatan multidimensi yang menyatukan militer, polisi,
dan warga sipil yang bekerja di berbagai bidang, termasuk penegakan hukum, hak
asasi manusia, serta perlindungan warga sipil.
Namun, sementara kami mempersiapkan diri untuk memenuhi
tuntutan barudari Republik Demokratik Kongo (DRC) hingga Mali, dan mungkin
Somalia dan Suriah--penjaga perdamaian akan berhadapan dengan dua prinsip
mendasar. Yang pertama, penjaga perdamaian PBB tidak dapat mewakili kesepakatan
politik dan intervensi penjaga perdamaian harus didukung dalam kerangka politik
yang jelas.
Di DRC, misalnya, Kerangka Perdamaian dan Keamanan (the Peace and Security Framework) yang
disetujui oleh 11 negara merupakan wadah yang sangat diperlukan dalam Misi
Stabilisasi PBB di DRC (Monusco)
dalam upaya untuk memutus siklus kekerasan sekarang ini. Di Mali, masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk melibatkan semua pihak dalam proses
rekonsiliasi politik yang akan menguraikan dan menginformasikan kerja United Nations Multidimensional Integrated
Stabilization Mission in Mali (Minusma)
dalam mendukung keamanan dan perlindungan warga sipil. Kedua, penjaga
perdamaian PBB membutuhkan sarana lebih banyak dan keterampilan yang lebih
baik. Kami harus memastikan bahwa misi-misi diberikan sumber daya yang mereka
butuhkan untuk memastikan kesadaran penuh akan situasi yang berkembang dan
untuk memberikan respons secara tepat.
Di timur D R C , tempat kelompok bersenjata terus mengancam
jutaan warga sipil, kami meresponsnya dengan Pasukan Gabungan Brigade baru yang
tidak menggunakan senjata dan menggunakan kendaraan udara tidak berawak untuk
memantau pergerakan kelompok-kelompok bersenjata yang menimbulkan ancaman bagi
warga sipil. Sarana-sarana itu akan memberikan taktik strategis bagi misi penjaga
perdamaian kami, serta mobilitas yang cepat dan efek jera yang lebih kuat.
Pendekatan-pendekatan baru itu menambah kekhawatiran bahwa
penjaga perdamaian PBB cenderung menantang perang. Namun, bukan itu masalahnya.
Mandat Dewan Keamanan PBB kita sudah jelas; penggunaan kekuatan oleh pasukan
pen jaga perdamaian kita di DRC merupakan pengecualian, bukan aturan dalam
operasi penjaga perdamaian PBB.
Berisiko tinggi
Sifat konflik bersenjata yang selalu berubah menuntut
perubahan-perubahan kemampuan penjaga perdamaian PBB. Pada umumnya, penjaga perdamaian
PBB beroperasi di lingkungan yang berisiko tinggi, di mana upaya perdamaian dan
stabilitas sangat pelik. Kendati demikian, ketika membahas karakter konflik
abad ke-21, penjaga perda maian PBB beradaptasi dengan kon teks-konteks baru
yang meru pakan evolusi, bukan revolusi.
Kami berdiri di atas prinsip-prinsip dasar yang sudah
menuntun penjaga perdamaian sejak 1950 untuk bertindak dengan tidak dengan
tidak memihak da lam mendukung perdamaian dan beroperasi dengan persetujuan
para pihak. Kami menggunakan kekerasan hanya untuk membela diri dan membela
mandat Dewan Keamanan. Tapi, kami juga harus siap untuk menghadapi pihak-pihak
yang menjadi penghalang di ambang proses perdamaian.
Di Mali, kami sedang mempersiapkan sebuah misi baru ke
dalam lingkungan yang rentan, dengan baret-baret biru menghadapi ancaman bom
rakitan dan pelaku bom bunuh diri yang dikenal sebagai `perang asimetris'.
Halhal tersebut berisiko tinggi menjadi korban kolateral dan kadangkala menjadi
korban target langsung dari eskalasi konflik dan dari pihak-pihak yang
bertikai. Minusma sedang menyiapkan bersamasama dengan Prancis untuk
bertanggung jawab secara paralel akan kontraterorisme dan tindakan-tindakan
penegakan hukum.
Pada 2012, 111 pasukan penjaga perdamaian kehilangan nyawa
mereka dalam menjalankan misi PBB. Banyak yang meninggal dalam menjalankan
tugas. Pada April tahun ini lima pasukan penjaga perdamaian tewas di Sudan
Selatan, ketika konvoi sipil yang sedang mereka kawal diserang. Pada Juni tahun
lalu, tujuh pasukan penjaga perdamaian dibunuh di Pantai Gading, ketika patroli
mereka diserang. Kami juga telah kehilangan pasukan penjaga perdamaian atas
serangan di Darfur, Abyei, dan di Republik Demokratik Kongo dalam satu tahun
terakhir.
Kemarin, tanggal 29 Mei merupakan Hari Internasional untuk
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, the
International Day of UN Peacekeepers.
Kami mengajak Anda memberi penghormatan kepada rekan-rekan
kita yang telah gugur. Kami juga memberi penghormatan khusus kepada mitra-mitra
penjaga perdamaian--mereka yang memberikan kontribusi keuangan, sumber daya
manusia, dan dukungan material.
Terima kasih khusus kepada kerja sama ini, penjaga
perdamaian PBB terus maju dan tetap menjadi sarana yang relevan untuk mengatasi
konflik baru. Meskipun ancaman lama dan baru datang, pasukan penjaga perdamaian
PBB terus melakukan apa yang terbaik; pergilah ke tempat di mana orang-orang
lain tidak ingin pergi atau tidak akan pergi untuk membantu orang-orang dan
masyarakat yang mengalami konflik. Kami menjunjung tinggi, seperti biasanya,
janji serius kami untuk menghadapi tantangan ini. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar