|
KORAN SINDO, 31 Mei 2013
Adalah hal
yang wajar, ketika kita masih “di bawah”, kita hanya fokus untuk mencapai apa
yang ingin kita capai.
Dalam karier, ketika lulus kuliah, cenderung kita akan fokus untuk mendapatkan pekerjaan dan bekerja sekeras mungkin untuk bisa mencapai pucuk pimpinan di perusahaan tempat kita bekerja. Atau, kalau kita memilih untuk berbisnis selepas kuliah, yang kita lakukan adalah untuk bekerja 24-7-365 guna memastikan bisnis yang kita rintis bisa berhasil. Tapi, apakah ini yang dilakukan seorang leader? Apakah seseorang baru bisa dikatakan sebagai leader ketika dia menjabat sebagai seorang CEO, direktur, maupun general manager di perusahaannya?
Sesungguhnya, seseorang bukan menjadi pemimpin karena jabatan yang diembannya atau posisi yang dimilikinya. Tanpa jabatan, seseorang tetap bisa menjadi seorang pemimpin. Pernah baca buku laris Leaders Without Title karangan Robin Sharma? Di buku tersebut diceritakan bagaimana seseorang yang tidak menghiraukan jabatan di tempatnya bekerja, tapi secara terus-menerus mau dan mampu berkontribusi secara maksimal terhadap perusahaannya, layaknya seorang pemimpin.
Ketika Anda hanyalah seorang anggota tim, atau seorang supervisor, Anda juga bisa menjadi seorang pemimpin kalau Anda mau. Secara struktural, mungkin rekan kerja Anda yang menjadi pimpinan; lalu, apakah lantas Anda jadi tidak bisa mengeluarkan sisi kepemimpinan yang Anda miliki? Bisa kalau Anda mau! Gimana caranya? Pimpinan struktural tidak akan selalu 100% berada di tempat ketika pengambilan keputusan dibutuhkan. Ada kalanya mungkin dia sedang berada di suatu tempat di mana dia harus memimpin suatu pekerjaan yang lebih penting daripada yang di tempat di mana Anda sedang ditugaskan.
Di sinilah peran kepemimpinan Anda bisa Anda keluarkan. Ingat, pemimpin itu bukan menunggu untuk ditunjuk. Pemimpin itu muncul dengan sendirinya karena rasa percaya diri yang dia miliki. Jadi, tanpa harus ada yang menunjuk, kalau memang menurut Anda, Anda bisa memimpin, beranikan diri Anda! Di Young On Top Mentorship Program yang telah saya lakukan bersama para praktisi sukses di industrinya masing-masing selama tiga tahun terakhir, kami para mentor sering berpesan kepada para Young On Top Campus Ambassador.
“Pemimpin itu enggakada yang nunggu untuk ditunjuk. Pemimpin itu harus berani menunjuk dirinya sendiri!” Bayangkan kalau Anda adalah orang hanya menunggu untuk ditunjuk untuk memimpin dan ternyata kesempatan itu tidak pernah kunjung tiba. Anda tidak akan pernah menjadi pemimpin! Banyak orang yang bilang, “Kesempatan tidak datang dua kali. Jadi persiapkan diri Anda sebaik mungkin.” Kalau pendapat saya begini, “Ngapain nunggu kesempatan kalau kita bisa ciptakan kesempatan untuk diri kita sendiri?” Gimana caranya?
Ya, dengan mengenali siapa diri kita, apa kelebihan dan kekurangan diri kita, selalu berusaha untuk men-develop diri kita, dan terus tingkatkan percaya diri kita, kemudian.. beranilah untuk menunjuk diri kita untuk memimpin; tanpa menunggu kesempatan orang lain menunjuk diri kita. Ketika Anda sudah terbiasa untuk memberanikan diri Anda untuk mengemban tugas yang lebih besar, dari waktu ke waktu, jangan kaget kalau atasan Anda mulai ‘melihat’ hasil kerja Anda, dan tanpa Anda sadari, Anda mulai diberikan tanggung jawab yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Kalau ini yang sudah Anda rasakan, berarti promosi jabatan sudah semakin dekat. Mereka yang terus berusaha untuk menjadi pemimpin di setiap tugas yang sedang dia embanlah yang merupakan pemimpin sejati. Tapi ingat, bukan berarti di setiap tugas, Anda harus terus-menerus menjadi pemimpin. Ada kalanya, Anda juga harus berusaha menjadi anggota tim yang baik. Di buku “Young On Top New Edition”, di bab tentang kepemimpinan saya bilang bahwa seorang pemimpin itu perlu untuk bisa memimpin dengan baik dan pada saat yang bersamaan, juga harus mampu untuk menjadi anggota tim yang baik.
Pemimpin yang sesungguhnya tidak butuh jabatan dan tidak menunggu untuk memiliki posisi penting untuk membuktikan bahwa dirinya pemimpin yang sesungguhnya. Mereka berpikir dan bertindak layaknya seorang pemimpin yaitu untuk memberikan arahan untuk timnya. Dan.. layaknya seorang pemimpin sejati, mereka pada umumnya murah hati. Mereka siap untuk melayani timnya. Mereka tidak pernah ragu untuk membantu orang lain untuk maju, mereka tidak pelit ketika berbagi ilmu kepada orang lain.
Mereka tidak takut orang lain berkembang dan menjadi individu yang lebih baik. Coba sekarang tanyakan pada diri Anda, apakah Anda masih sering menunggu ditunjuk? Apakah Anda masih lebih memilih menjadi anggota tim dibandingkan menjadi pemimpin? Apakah Anda sudah mengenali siapa sesungguhnya diri Anda? Apakah Anda sudah mulai memperbaiki kelemahan-kelemahan yang Anda miliki? Apakah Anda selalu berusaha untuk mempertahankan atau bahkan meng-improve kelebihan yang Anda miliki?
Terlepas dari apa pun jabatan yang Anda emban saat ini, apakah Anda sudah menjadi pemimpin yang sesungguhnya? Kalau bisa jadi pemimpin sekarang dengan menunjuk diri sendiri, kenapa mesti nunggu suatu saat nanti ditunjuk? See you ON TOP! ●
Dalam karier, ketika lulus kuliah, cenderung kita akan fokus untuk mendapatkan pekerjaan dan bekerja sekeras mungkin untuk bisa mencapai pucuk pimpinan di perusahaan tempat kita bekerja. Atau, kalau kita memilih untuk berbisnis selepas kuliah, yang kita lakukan adalah untuk bekerja 24-7-365 guna memastikan bisnis yang kita rintis bisa berhasil. Tapi, apakah ini yang dilakukan seorang leader? Apakah seseorang baru bisa dikatakan sebagai leader ketika dia menjabat sebagai seorang CEO, direktur, maupun general manager di perusahaannya?
Sesungguhnya, seseorang bukan menjadi pemimpin karena jabatan yang diembannya atau posisi yang dimilikinya. Tanpa jabatan, seseorang tetap bisa menjadi seorang pemimpin. Pernah baca buku laris Leaders Without Title karangan Robin Sharma? Di buku tersebut diceritakan bagaimana seseorang yang tidak menghiraukan jabatan di tempatnya bekerja, tapi secara terus-menerus mau dan mampu berkontribusi secara maksimal terhadap perusahaannya, layaknya seorang pemimpin.
Ketika Anda hanyalah seorang anggota tim, atau seorang supervisor, Anda juga bisa menjadi seorang pemimpin kalau Anda mau. Secara struktural, mungkin rekan kerja Anda yang menjadi pimpinan; lalu, apakah lantas Anda jadi tidak bisa mengeluarkan sisi kepemimpinan yang Anda miliki? Bisa kalau Anda mau! Gimana caranya? Pimpinan struktural tidak akan selalu 100% berada di tempat ketika pengambilan keputusan dibutuhkan. Ada kalanya mungkin dia sedang berada di suatu tempat di mana dia harus memimpin suatu pekerjaan yang lebih penting daripada yang di tempat di mana Anda sedang ditugaskan.
Di sinilah peran kepemimpinan Anda bisa Anda keluarkan. Ingat, pemimpin itu bukan menunggu untuk ditunjuk. Pemimpin itu muncul dengan sendirinya karena rasa percaya diri yang dia miliki. Jadi, tanpa harus ada yang menunjuk, kalau memang menurut Anda, Anda bisa memimpin, beranikan diri Anda! Di Young On Top Mentorship Program yang telah saya lakukan bersama para praktisi sukses di industrinya masing-masing selama tiga tahun terakhir, kami para mentor sering berpesan kepada para Young On Top Campus Ambassador.
“Pemimpin itu enggakada yang nunggu untuk ditunjuk. Pemimpin itu harus berani menunjuk dirinya sendiri!” Bayangkan kalau Anda adalah orang hanya menunggu untuk ditunjuk untuk memimpin dan ternyata kesempatan itu tidak pernah kunjung tiba. Anda tidak akan pernah menjadi pemimpin! Banyak orang yang bilang, “Kesempatan tidak datang dua kali. Jadi persiapkan diri Anda sebaik mungkin.” Kalau pendapat saya begini, “Ngapain nunggu kesempatan kalau kita bisa ciptakan kesempatan untuk diri kita sendiri?” Gimana caranya?
Ya, dengan mengenali siapa diri kita, apa kelebihan dan kekurangan diri kita, selalu berusaha untuk men-develop diri kita, dan terus tingkatkan percaya diri kita, kemudian.. beranilah untuk menunjuk diri kita untuk memimpin; tanpa menunggu kesempatan orang lain menunjuk diri kita. Ketika Anda sudah terbiasa untuk memberanikan diri Anda untuk mengemban tugas yang lebih besar, dari waktu ke waktu, jangan kaget kalau atasan Anda mulai ‘melihat’ hasil kerja Anda, dan tanpa Anda sadari, Anda mulai diberikan tanggung jawab yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Kalau ini yang sudah Anda rasakan, berarti promosi jabatan sudah semakin dekat. Mereka yang terus berusaha untuk menjadi pemimpin di setiap tugas yang sedang dia embanlah yang merupakan pemimpin sejati. Tapi ingat, bukan berarti di setiap tugas, Anda harus terus-menerus menjadi pemimpin. Ada kalanya, Anda juga harus berusaha menjadi anggota tim yang baik. Di buku “Young On Top New Edition”, di bab tentang kepemimpinan saya bilang bahwa seorang pemimpin itu perlu untuk bisa memimpin dengan baik dan pada saat yang bersamaan, juga harus mampu untuk menjadi anggota tim yang baik.
Pemimpin yang sesungguhnya tidak butuh jabatan dan tidak menunggu untuk memiliki posisi penting untuk membuktikan bahwa dirinya pemimpin yang sesungguhnya. Mereka berpikir dan bertindak layaknya seorang pemimpin yaitu untuk memberikan arahan untuk timnya. Dan.. layaknya seorang pemimpin sejati, mereka pada umumnya murah hati. Mereka siap untuk melayani timnya. Mereka tidak pernah ragu untuk membantu orang lain untuk maju, mereka tidak pelit ketika berbagi ilmu kepada orang lain.
Mereka tidak takut orang lain berkembang dan menjadi individu yang lebih baik. Coba sekarang tanyakan pada diri Anda, apakah Anda masih sering menunggu ditunjuk? Apakah Anda masih lebih memilih menjadi anggota tim dibandingkan menjadi pemimpin? Apakah Anda sudah mengenali siapa sesungguhnya diri Anda? Apakah Anda sudah mulai memperbaiki kelemahan-kelemahan yang Anda miliki? Apakah Anda selalu berusaha untuk mempertahankan atau bahkan meng-improve kelebihan yang Anda miliki?
Terlepas dari apa pun jabatan yang Anda emban saat ini, apakah Anda sudah menjadi pemimpin yang sesungguhnya? Kalau bisa jadi pemimpin sekarang dengan menunjuk diri sendiri, kenapa mesti nunggu suatu saat nanti ditunjuk? See you ON TOP! ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar