Rabu, 24 Oktober 2012

CPNS Tanpa Setoran


CPNS Tanpa Setoran
Denny Indrayana ; Wakil Menteri Hukum dan HAM,
Guru Besar Hukum Tata Negara UGM
SINDO, 24 Oktober 2012



Itulah beberapa contoh apresiasi dan pertanyaan yang muncul setelah hasil seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kementerian Hukum & HAM resmi diumumkan pada selasa 16 Oktober 2012.Setelah tepat satu minggu, saya masih menerima berbagai respons atas proses dan hasil seleksi tersebut. Baik Twitter saya di @dennyindrayana maupun telepon genggam tidak berhenti menerima berbagai pesan mengenai CPNS.

Saya sendiri,maupun dibantu staf Kemenkumham, mencoba menanggapi setiap pesan yang masuk. Alhamdulillah,hingga pengumuman hasil tes kompetensi dasar, seluruh jajaran panitia dan pengawas bahu-membahu menjaga agar proses seleksi ini benar-benar bersih dan antikorupsi. Bukan rahasia umum lagi, proses penerimaan CPNS sering dijadikan ajang penyimpangan.

Formasi yang ada diperjualbelikan hingga bernilai ratusan juta rupiah.Atau,penerimaan tidak murni berdasarkan hasil tes,tetapi adalah titipan dari kerabat internal ataupun eksternal kementerian.Dalam proses seleksi tahun ini, kami berketetapan, segala bentuk penyimpangan tidak boleh lagi ada.CPNS kami putuskan sebagai kependekan dari “calon pegawai nihil setoran”. Seluruh proses seleksi kami tekadkan untuk bersih.

Inilah ijab halal CPNS sehingga siapa pun yang diterima benar-benar lulus murni, hanya ditentukan oleh nilai ujiannya.Tentu saja keputusan demikian berkonsekuensi pada sistem seleksi yang lebih transparan serta sistem pengawasan yang lebih ketat. Tahun ini, tes kompetensi CPNS beberapa kementerian dan lembaga dilakukan terpusat di Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi dengan menggandeng konsorsium 10 perguruan tinggi terkemuka.

Dari Kemenkumham saja,dari 190.000 lebih pelamar online, 45.000 di antaranya mengikuti ujian tersebut. Konsekuensinya, ratusan ribu pelamar mesti diproses secara bersamaan nilai ujiannya. Dengan sistem yang baru kali pertama diterapkan,tentu masih ada yang perlu disempurnakan. Namun,yang paling berbeda adalah baru kali ini setiap peserta ujian dapat mengetahui hasil ujiannya secara langsung dan terbuka.

Cukup dengan memasukkan nomor peserta, nilai ujian dapat diakses dari situs Kemenpan. Transparansi nilai tersebut sangat penting untuk meminimalkan penyimpangan. Memang, masih ada beberapa peserta yang nilai ujiannya invalid. Karena ada beberapa data yang salah dimasukkan oleh peserta ujian sendiri. Itulah sebabnya pengumuman hasil ujian sempat ditunda dua kali.Penundaan itu dilakukan justru untuk menjaga agar proses seleksi benarbenar fair.

Di Kemenkumham misalnya, dari sekitar 45.000 peserta, ada 4.000 hasil ujian yang invalid. Untuk memastikan agar semua peserta mendapatkan nilainya,pengumuman kelulusan sempat ditunda dua kali. Setelah diumumkan tetap timbul beberapa pertanyaan. Mengapa nilai saya yang lebih tinggi tidak lulus? Jawabannya karena diterimanya CPNS tidak cukup hanya dilihat dari nilai yang lebih tinggi saja, melainkan juga dari kelulusan tiap bidang yang diujikan, yaitu kepribadian, inteligensi, dan wawasan kebangsaan.

Nilai total ujian dapat saja lebih tinggi, tetapi jika ada hasil bidang yang tidak mencapai minimal kelulusan (passing grade), yang bersangkutan dapat dipastikan tidak akan diterima. Atau,khusus untuk formasi sipir, nilai total bisa saja lebih tinggi, tetapi yang bersangkutan tidak diterima karena kuota perempuan sudah terpenuhi. Khusus formasi pengamanan lapas tersebut, kuota perempuan memang lebih sedikit dibandingkan laki-laki.

Hal tersebut didasarkan pada kenyataan kebutuhan lapangan di lapas yang membutuhkan lebih banyak tenaga sipir lakilaki. Pertanyaan lain: kenapa nilai invalid ada yang diterima? Dapat kami jelaskan, tidak mungkin kami menerima dan meluluskan peserta tanpa nilai, apalagi invalid. Ketika rapat terakhir,Senin,15 Oktober lalu, setiapyangdinyatakanditerima sudah mempunyai nilai hasil ujian.

Beberapa yang invalid akhirnya berhasil divalidasi meskipun hasil akhir tersebut memang tidak muncul di situs Kemenpan.Pejabat Kemenpan yang saya hubungi menjelaskan data yang ada disitus Kemenpan belum di-update. Muncul juga pertanyaan: kenapa jumlah yang diterima tidak sesuai dengan pengumuman awal? Awalnya yang diumumkan akan menerima 4 orang, ternyata yang diterima hanya 2 orang.Apakah 2 sisanya sengaja disiapkan untuk jatah “dimainkan”?

Atas pertanyaan dan tuduhan demikian, jawaban kami sederhana. Memang hasil seleksi tidak memenuhi seluruh formasi yang dibutuhkan. Dari 2.839 formasi yang direncanakan akhirnya hanya 2.560 yang diterima. Hal demikian sematamata karena peserta yang dinyatakan lulus memang lebih sedikit. Kami lebih mengejar kualitas,bukan kuantitas hasil seleksi. Masih ada beberapa pertanyaan teknis lain yang muncul, tetapi untuk kolom ini izinkan saya menjawab singkat saja.

Semua proses seleksi ini kami kawal sangat serius agar betul-betul bersih dan bebas KKN. Seluruh proses seleksi tidak hanya melibatkan pengawas internal, tetapi juga pengawas eksternal, yang terdiri atas unsur Ombudsman, LSM, dan mahasiswa. Dalam rapat-rapat di kepanitiaan pusat hadir perwakilan Ombudsman, ICW,dan mahasiswa UI. Seluruh proses rapat juga didokumentasikan dengan video sehingga dapat dilacak ulang bagaimana proses setiap pengambilan keputusan.

Tahap selanjutnya adalah menjaga agar proses berikutnya juga bersih dari penyimpangan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat terjadi, setelah pengumuman, masih terbuka penyimpangan pada tahap pemberkasan dan penempatan. Maka pengawasan masih akan terus berjalan,proses belum selesai. Lebih jauh,proses seleksi adalah satu hal. Selanjutnya tetap harus disiapkan diklat dan penempatan yang tepat agar rekrutmen CPNS yang sudah berjalan lebih baik dapat terus mengarah ke peningkatan kualitas SDM yang profesional dan antikorupsi.

Semangat seleksi CPNS yang bersih dan antikorupsi ini harus menjadi satu prinsip yang diterapkan untuk semua sistem kerja di Kemenkumham. Bahwa yang bisa menentukan kelulusan dan keberhasilan adalah hanya hasil tes, hanya hasil kerja. Sistem penilaian berdasarkan prestasi (merit system), bukan karena kekerabatan, kekeluargaan atau kedekatan dalam bentuk apa pun.

Singkatnya, berbagai bentuk titipan ataupun penyimpangan dalam bentuk apa pun tidak kami toleransi sedikit pun. Akhirnya,menjawab terima kasih dari salah seorang yang memberikan ucapan,saya menjawab,“ Tidak perlu berterima kasih. Anda lulus karena hasil kerja keras, karena nilai tes Anda sendiri. Bukan karena saya.”Atau,dalam kesempatan menjawab yang lain saya katakan,“ Tidak penting Anda anaknya siapa, yang meluluskan hanya nilai tes Anda.Titik.

”Melalui seleksi CPNS yang bersih dan antikorupsi, kita makin wujudkan Indonesia yang lebih bersih. Indonesia yang lebih baik. Keep on fighting for the better Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar