Jumat, 20 Juli 2012

Merasakan Krisis Ekonomi di Spanyol (2)

Merasakan Krisis Ekonomi di Spanyol (2)
Abdul Rokhim ; Wartawan Jawa Pos
JAWA POS, 19 Juli 2012


Ada satu yang dipunyai Spanyol dan tidak dimiliki negara Eropa lain yang sedang dirundung krisis, yakni raja. Sayangnya, alih-alih menjadi panutan dan pemberi solusi, Raja Spanyol Juan Carlos kini justru menjadi sorotan karena tingkahnya.”

JIKA berada di tengah aksi demonstrasi warga Spanyol, selain teriakan sin pan, sin paz (tanpa kesejahteraan, tanpa kebahagiaan), selalu ada teriakan atau spanduk yang mengecam rey atau raja. Misalnya, yang terlihat dalam sebuah aksi di Puerta de Sol, Madrid, kemarin (18/7). Spanduk bertulisan "Who said that someone should be king until death?" dibawa dalam long march menuju gedung parlemen. Itu bisa menjadi indikasi bahwa popularitas pemimpin monarki selama 37 tahun tersebut juga sedang krisis.

Pada 22 November 1975, dua hari setelah wafatnya raja sebelumnya Francisco Franco, Juan Carlos diangkat menjadi raja Spanyol berdasar hukum suksesi yang ditetapkan Franco. Pada awal menjabat, Raja Juan Carlos sukses mengawasi transisi Spanyol menuju ke sistem demokrasi monarki konstitusional. Raja juga semakin disegani ketika dengan berani menghentikan aksi tentara Guardia Civil yang ingin mengembalikan sistem diktator dengan menduduki gedung parlemen pada Februari 1981. Prestasi besar itu membuat Juan Carlos terus mendapat tempat di hati rakyatnya. Bahkan, hingga dua tahun lalu, sensus Madrid Institute menunjukkan bahwa Raja Juan Carlos masih didukung mayoritas rakyat Spanyol.

Lantas, datanglah krisis ekonomi. Menurut Elvira Lindo, jurnalis harian El Pais saat ditemui di kantornya, kesulitan hidup akibat kenaikan pajak dan pemangkasan biaya bonus untuk pegawai pemerintah membuat media dan publik Spanyol mulai peduli dengan berita-berita dari balik tembok istana. "Sekarang semua orang ingin tahu, untuk apa saja pajak yang mereka bayar lebih mahal," ungkapnya. Dan, mata publik pun terbelalak saat media memuat biaya negara dari pajak yang dihabiskan untuk raja, keluarganya, dan pemeliharaan istana. 

Dalam publikasi yang dilakukan kali pertama dalam sejarah kerajaan Spanyol akhir tahun lalu, terungkap bahwa negara menganggarkan biaya hingga 8,4 juta euro per tahun. Meskipun hanya seperlima dari yang diterima tetangga monarki, Ratu Inggris Elizabeth II, publik marah karena pada tahun yang sama, pemerintah menerapkan aneka pemangkasan biaya untuk mengejar penghematan hingga 65 miliar euro sampai 2014. Akibat pengetatan fiskal tersebut, uang pensiun dipotong 20 persen, pajak penghasilan naik menjadi 52 persen bagi yang berpenghasilan di atas 300.000 euro per tahun, serta pemotongan anggaran 10 miliar euro ke sektor pendidikan dan kesehatan. "Rakyat menilai Mariano Rajoy (perdana menteri Spanyol) memberi keistimewaan berlebihan kepada raja," ujar Elvira.

Terhadap respons publik yang prihatin atas biaya yang dihabiskan keluarganya, Raja Juan Carlos justru tak peduli. Pada awal April lalu, raja malah melakukan safari berburu gajah di Botswana, Afrika. Liburan mewah itu dilakukan diam-diam dan baru terungkap setelah Raja Carlos menderita cedera. Langkahnya tersandung hingga mengalami patah tulang pinggul yang membuatnya diterbangkan kembali ke Madrid untuk menjalani operasi. Investigasi Elvira dan media Spanyol menemukan biaya untuk acara safari tersebut mencapai 50 ribu euro. "Sejak kejadian liburan mengerikan itulah, simpati rakyat Spanyol ke raja merosot. Apalagi skandal baru yang menyeret anggota keluarga kerajaan terus bermunculan," ungkapnya.

Sebelumnya, menantu kesayangan raja, Inaki Urdangarin, menjadi tersangka dalam kasus korupsi. Dia dituduh menggunakan posisinya untuk menggelapkan beberapa juta euro dalam kontrak dengan sebuah yayasan nonprofit. Lalu, pada Paskah lalu, cucu raja yang berusia 13 tahun menembak dirinya di kaki dengan senapan. Padahal, hukum Spanyol melarang penggunaan senjata di bawah usia 14 tahun atau ayah si anak akan menghadapi denda.

Merosotnya citra itu akhirnya disadari raja. Setelah cedera pinggulnya sembuh, raja meminta maaf kepada rakyatnya melalui televisi nasional. "Saya jauh lebih baik, saya sangat menyesal. Itu merupakan kesalahan dan tak akan saya ulangi lagi," ujar raja akhir April. 

Apakah permintaan maaf itu memulihkan citra raja? Dengan cepat Elvira menjawab tidak. "Rakyat sudah melihat beberapa kali raja mereka mengingkari pernyataannya sendiri," jawabnya. Sebelum skandal berburu terungkap, Raja Juan Carlos meminta para pemimpin Spanyol memberikan contoh yang baik dalam pesan Natal tahunannya. Saat itu, raja berumur 74 tahun itu mengatakan kadang tak bisa tidur karena khawatir dengan masalah pengangguran pemuda di Spanyol. 

Sementara itu, rekan Elvira, Carmen Enríquez yang banyak melakukan repotase dari pengadilan, menilai apa yang dilakukan Juan Carlos selama ini belum cukup meyakinkan. "Di televisi nasional dia mengucapkan maaf dengan wajah datar tanpa ekspresi, seperti anak nakal yang meminta maaf ke ibunya," ujarnya. Enríquez menilai, rakyat meminta sebuah langkah nyata dari raja untuk membantu mereka lepas dari krisis.

Akhirnya, desakan kuat publik membuat kerajaan mengalah. Raja Spanyol Juan Carlos dan keluarganya mengalami pemotongan gaji oleh pemerintah kemarin. Raja Juan Carlos akan menerima pengurangan penghasilan 20.900 euro per tahun. Putra dan ahli waris takhta, Pangeran Felipe, akan mengalami pemotongan gaji sekitar 10.500 euro. Anggota keluarga lain, seperti Ratu Sofia dan Putri Leticia, istri Felipe, juga akan menerima uang lebih sedikit dari anggaran. 

Bagaimana tanggapan atas pemotongan gaji raja tersebut? Sebuah tulisan penulis terkenal Rosa Montero di kolom harian terbesar Madrid El Mundo edisi kemarin menyatakan, krisis ekonomi memang bukan waktu yang tepat untuk mengubah sistem. Namun, banyak kejadian krisis yang menggeser penguasa. Karena keberadaan monarki dan hak-haknya dilindungi undang-undang, Montero mengusulkan adanya petisi bersama seluruh rakyat Spanyol untuk mendesak Juan Carlos menyerahkan mahkota kepada putranya, Felipe. Jika gerakan Montero itu terwujud, krisis ekonomi di Spanyol sudah menggedor pintu istana.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar