Membangun “Super Team” Kita
Puspita Zorawar, EXPERTISE
PERSONAL DEVELOPMENT INDONESIA
Sumber
: SINAR HARAPAN, 26 November 2011
Apakah
Anda pernah mendengar tentang “teori unggas” yang mengatakan bahwa unggas
dengan warna bulu yang sama akan cenderung saling berkumpul dan membentuk
sebuah kelompok tersendiri? Kemudian, kelompok tersebut terpisah dengan
unggas-unggas lain dengan warna yang berbeda.
Ternyata
“teori unggas” tersebut sering kami temukan dalam beberapa kesempatan pelatihan
SDM yang kami fasilitasi di beberapa organisasi/perusahaan di Indonesia.
Dari
para peserta pelatihan, kami mendapatkan konfirmasi bahwa beberapa di antara
mereka yang pesimistis menghadapi perubahan yang terjadi dalam organisasi,
ternyata mereka berada di lingkungan pesimis pula.
Kata-kata
yang sering diucapkan mereka yang pesimistis adalah: “Ah, saya nggak mampu
karena saya kurang qualified... atau “Saya tidak mencoba tantangan
tersebut, karena saya masih harus belajar banyak...” dan sebagainya. Padahal,
pembelajaran itu adalah sebuah kehidupan itu sendiri.
Memang
demikianlah yang telah terjadi. Para karyawan yang mempunyai kesamaan minat,
motivasi dan tujuan, biasanya menjadi satu kelompok yang sama.
Sisi
positifnya, jika seseorang masuk dalam kelompok yang positif, yaitu sebuah kelompok
yang beranggotakan orang-orang optimis, seseorang tersebut akan selalu
optimistis, pantang mundur dalam menghadapi tantangan yang ada.
Ini
karena seorang optimis adalah people who make thing happen. Kata-kata
yang sering mereka ucapkan adalah “Saya siap menerima tantangan apa pun yang
diberikan oleh atasan saya..” Atau “Saya akan berusaha yang terbaik agar sukses
dalam pekerjaan ini.”
Sisi
negatifnya, jika seseorang berada dalam kelompok yang beranggotakan orang-orang
pesimis dalam melihat tantangan yang ada, orang tersebut akan menjadi semakin
pesimistis karena bergaul dengan orang-orang yang pesimist, yaitu people
who wonder thing happen. Kelompok ini sangat mengkhawatirkan terjadinya
sebuah perubahan, termasuk persaingan.
Marilah
kita lebih aware (menyadari) dan berhati-hati dengan siapa atau kelompok
seperti apa kita bergaul dan berinteraksi dalam keseharian kita. Alangkah
baiknya jika kita berinteraksi dalam kelompok yang secara dinamis bergerak maju
berkembang optimal menuju kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
”Be
careful the environment you chose for it will shape you; be careful the friends
you chose for you will become like them” (W. Element Stone). Jika kita
hidup di lingkungan yang serbapesimistis, selalu membaca atau mendengarkan
berita yang serba pesimistis, dan sebagainya, informasi-informasi tersebut akan
menggerus sikap optimistis kita yang sebenarnya dimiliki.
Kita
sudah menyatakan bahwa kalah sebelum mengambil langkah untuk memulai sebuah
pertandingan.
Mari
kita membangun sebuah kelompok yang positif—sebuah Super Team kita, di
mana kita akan mendapat manfaat dari interaksi sesama anggota tim untuk
bersama-sama mengembangkan diri.
Hal
ini diperlukan agar kita semakin mampu menghadapi tantangan kehidupan kita
sehari-hari yang terus berubah. Ini penting juga agar kita selalu dapat terus
mengembangkan diri menjadi lebih baik dalam bidang masing-masing. Nobodys
cannot success alone.
Siapa
pun kita, apa pun profesi kita, apa pun peran kita, kita adalah individu yang
harus terus mengembangkan potensi diri. Kita memerlukan lingkungan yang
positif.
Mari
kita membangun Super Team kita, yaitu tim yang beranggotakan orang-orang
yang bertujuan yang positif, dengan interaksi yang positif saling mendukung dan
mendorong agar perbaikan-perbaikan hidup lebih cepat tercapai. Kita tidak harus
sama dengan anggota yang lain, namun tetap dapat terus saling memotivasi untuk
terus mengembangkan potensi diri.
Lingkungan
akan membangun frame of thinking (cara berpikir) kita dalam melihat
suatu kejadian atau peristiwa. Kita perlu mengetahui apakah hal itu
permasalahan atau suatu tantangan, apakah hal tersebut sebaiknya kita hindari
dan dapat kita hadapi bersama dengan Super Team kita?
Lingkungan
interaksi kita sehari-hari akan sangat berperan dan berpengaruh untuk melakukan
sebuah perubahan dalam proses menuju sebuah keberhasilan. Success is not an
accident, rather it is the result of decision we make daily in our life. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar