Pelaksanaan
PPKM Darurat Tjandra Yoga Aditama ; Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi;
Guru Besar FKUI; Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P dan
Kepala Balitbangkes |
KOMPAS, 8 Juli 2021
Pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat darurat sudah diterapkan di beberapa daerah di Jawa dan
Bali, pada 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Pada hari pertama
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3 Juli 2021, jumlah
kasus baru harian Covid-19 mencatat rekor tertinggi untuk saat itu, yaitu
27.914, dan kabarnya diupayakan agar turun menjadi kurang dari 10.000 per
hari. PPKM darurat adalah bentuk
upaya pembatasan sosial yang lebih ketat daripada aturan PPKM mikro yang
berjalan sebelum ini. Tentu dengan pembatasan yang lebih ketat ini diharapkan
akan mengurangi penularan di masyarakat sehingga kenaikan jumlah kasus dapat
dikendalikan. Beban rumah sakit juga akan dapat dikurangi sehingga mereka
yang memerlukan pelayanan tak harus antre untuk masuk instalasi gawat darurat
(IGD) seperti sekarang ini. Selain itu, kerja petugas kesehatan juga dapat
lebih terjaga sehingga korban pada tenaga kesehatan dapat menurun. Memang masih ada yang
mempersoalkan bahwa pembatasan sosial ini belumlah cukup ketat, antara lain
karena sektor esensial dapat tetap masuk kantor (work from office/WFO) 50
persen dan sektor kritikal bahkan 100 persen. Yang dikhawatirkan bukan
hanya mobilitas karyawan sektor esensial dan kritis itu, melainkan juga
sektor lain yang terkait, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang
kalau dijumlahkan jumlahnya cukup banyak. Bagaimanapun juga tentu kita perlu
berharap agar PPKM darurat ini akan berperan penting dalam pengendalian
Covid-19 di negara kita, tentu kalau implementasinya berjalan baik dan tegas. Monitoring
dan target Yang kini perlu dilakukan
adalah bagaimana monitoring situasi yang ada untuk menentukan langkah
kebijakan selanjutnya dan mendapat dampak terbaik. Dalam hal ini, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) kerap menggunakan istilah public health and social
measure (PHSM) untuk menggambarkan upaya pembatasan sosial. Pada 23 Juni 2021, WHO
Indonesia dalam ”Situation Report” menyebutkan dua karakteristik PHSM yang
dapat dikaitkan dengan monitoring situasi selama PPKM darurat dilaksanakan. Pertama, pembatasan sosial
yang amat ketat memang diberlakukan pada suatu daerah tertentu dan dalam
waktu tertentu pula, jadi jangan berkepanjangan tidak jelas karena tentu akan
amat memengaruhi sosio ekonomi masyarakat. Keputusan sekarang ini untuk
menerapkan PPKM darurat pada kabupaten/kota tertentu di Jawa-Bali sampai 20
Juli 2021 sejalan dengan prinsip ini. Karakteristik PHSM kedua,
pembatasan sosial dapat lebih diperketat ketika situasi memburuk, sesuatu
yang tak kita harapkan tentunya. Pengalaman negara lain menunjukkan
pembatasan sosial mereka diperpanjang dari rencana semula karena target belum
tercapai. Malaysia, misalnya,
memulai lockdown total yang mereka sebut sebagai movement control order
(MCO), pada 1 Juni 2021, pada saat kasus baru Covid-19 tercatat 7.105 orang
dan menjadi 8.209 pada 3 Juni 2021. Setelah lockdown, angka ini terus menurun
menjadi terendah pada 21 Juni sebanyak 4.611 kasus baru, tapi lalu naik lagi
sampai ke angka 6.982 pada 2 Juli 2021. Dengan fluktuasi ini,
dalam satu bulan lockdown tersebut (yang pelaksanaannya memang lebih ketat
dari PPKM darurat kita), pada beberapa daerah di negara itu diberlakukan
lockdown, bahkan lebih ketat lagi pada hari-hari pertama Juli 2021, tetapi di
sisi lain akan dilonggarkan di beberapa negara bagian yang telah memenuhi
indikator penanganan pandemi. Artinya, keputusannya memang betul-betul
situasional berdasarkan data setempat. Contoh lain adalah India.
New Delhi, ibu kota India, mulai menerapkan lockdown total (kembali harus
diakui lebih ketat dari PPKM darurat kita) pada 19 April 2021, semula
direncanakan hanya selama seminggu, tetapi kemudian ternyata harus
diperpanjang. Kasus India masih terus
meningkat dan baru pada 6 Mei 2021 mencapai puncaknya dengan 414.188 kasus.
Artinya, hampir tiga minggu sesudah lockdown di New Delhi. Sesudah itu,
kasusnya terus menurun dan baru pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggaran
dalam bentuk unlocking process secara bertahap, artinya lockdown total selama
hampir 1,5 bulan lamanya. Beberapa kota besar lain
di India juga melakukan pembatasan sosial dalam berbagai derajatnya, dan
cukup banyak kota-kota besar (seperti Mumbai) yang juga melakukan lockdown
secara total. Kasus di India kini sudah jauh menurun dari 400.000-an sehari
menjadi 44.111 pada 2 Juli 2021, turun hampir 10 kali lipat lebih rendah
dalam waktu tidak sampai dua bulan. Pencapaian yang luar biasa. Untuk menentukan daerah
mana lagi dan berapa lama lagi PPKM darurat akan berjalan, dan apakah akan
diperketat atau diperlonggar seperti contoh di Malaysia dan New Delhi di
atas, tentu perlu sistem monitoring yang baik, akurat, dan berbasis data
ilmiah. Monitoring yang baik
merupakan salah satu kunci utama keberhasilan PPKM darurat yang sedang kita
jalani sekarang ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknologi
digital dalam bentuk movement restriction and mobility change, yang
menganalisis pola pergerakan penduduk pada saat ada pembatasan sosial, yang
lalu mengakibatkan penurunan mobilitas penduduk dan dihubungkan dengan
penurunan jumlah kasus dari hari ke hari. Cara yang hampir sama
pernah juga digunakan untuk melihat peningkatan mobilitas penduduk pada libur
panjang di negara kita dengan peningkatan kasus yang sudah beberapa kali
terjadi. Cara lain adalah dengan
menggunakan pendekatan PHSM severity index yang juga digunakan WHO, yang
menilai enam indikator utama berhasil tidaknya suatu kegiatan pembatasan
sosial. Ini dapat juga diterapkan pada PPKM darurat kalau diperlukan, tentu
bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. Keenam indikator itu ialah kedisiplinan
penggunaan masker; penutupan sekolah; penutupan/pembatasan operasi kantor,
bisnis, dan institusi lainnya; larangan pengumpulan kerumunan orang;
pembatasan pergerakan penduduk; dan pembatasan penerbangan internasional. Berbagai pendekatan ini
dapat juga digabungkan dalam bentuk analisis indikator risiko yang
me-matriks-kan derajat besarnya pola penularan di masyarakat dengan kapasitas
respons yang tersedia. Tentang parameter apa yang akan dijadikan target,
dapat berupa gabungan beberapa hal. Sekarang yang dipakai tampaknya adalah
jumlah kasus dan angka ketersediaan tempat tidur dalam bentuk bed occupation
rate (BOR) rumah sakit. Yang juga amat tepat jadi
target adalah angka kepositifan karena akan menggambarkan seberapa besar pola
penularan di masyarakat. Angka kepositifan pada 3 Juli 2021 di hari pertama
PPKM darurat adalah 25,2 persen, yang dibagi menjadi angka kepositifan
berdasarkan tes PCR (yang merupakan gold standard) adalah 36,7 persen dan berdasarkan
pemeriksaan rapid test antigen sebesar 7,8 persen. Akan bagus kalau
dianalisis kenapa ada perbedaan kepositifan sampai hampir lima kali lipat di
antara kedua tes ini, dan hasil analisisnya dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan yang tepat. Sesuai patokan WHO yang juga sudah tertulis dalam
dokumen Kementerian Kesehatan, patokan target angka kepositifan untuk
pelonggaran pembatasan sosial adalah 5 persen, tentu kalau jumlah tes sudah
dilakukan dengan jumlah memadai, yaitu setidaknya satu tes per 1.000 penduduk
per minggu. Satu lagi parameter yang
dapat dijadikan target adalah angka reproduksi kasus, baik dalam bentuk basic
reproduction number (Ro) maupun effective reproduction number (Re/Rt), suatu
angka yang baiknya juga diumumkan secara berkala kepada masyarakat.
Monitoring angka parameter target ini tentu perlu dilakukan secara lokal,
katakanlah di setiap kabupaten/kota, atau bahkan mungkin di area lebih kecil
dari itu. Berbagai pendekatan
monitoring dan penghitungan target yang akan dicapai dalam PPKM darurat
memang harus dilakukan dengan cara saintifik yang sahih sehingga penentuan
kebijakan selanjutnya betul-betul memenuhi kaidah evidence-based decision
making process dan memberi dampak maksimal. Tes,
telusur, dan vaksinasi Selain pembatasan sosial
dalam bentuk PPKM darurat, kita menyambut baik tekad pemerintah untuk
meningkatkan tes dan telusur serta vaksinasi. Pada hari pertama PPKM darurat
sudah dilakukan tes pada 110.983 orang, angka awal yang cukup menggembirakan
karena sebelumnya selalu di bawah 100.000 per hari. Tekad untuk meningkatkan
jumlah yang dites menjadi beberapa ratus ribu orang memang harus diwujudkan
karena hanya dengan cara itu kita dapat benar-benar tahu besarnya masalah
yang ada. Kasus di masyarakat juga akan dapat ditemukan, ditangani, dan
diisolasi/karantina sehingga memutus rantai penularan. Kalau India sudah berhasil
melakukan tes pada sekitar dua juta orang per hari, maka dengan penduduk kita
yang sekitar seperempat penduduk India, target melakukan tes sampai 500.000
sehari tampaknya patut dikejar untuk dicapai. Tentu setelah tes
dilakukan, harus diikuti dengan kegiatan telusur (tracing) yang masif untuk
setiap kasus yang ditemui, dan sudah ditentukan pula berapa target yang harus
dicari dan ditemukan dari setiap kasus positif, katakanlah 15-30 kontak yang
harus ditemukan. Kalau di antara mereka ada yang ternyata positif Covid-19,
harus ditelusuri 15-30 kontaknya lagi, demikian seterusnya. Tentang vaksinasi, kita
bersyukur angka satu juta sehari sudah terlampaui. Sudah banyak pula dibahas
berbagai target yang akan dicapai. Kalau kita kembali mengambil India sebagai
salah satu benchmark, maka negara itu sudah berhasil memvaksinasi delapan
juta penduduknya sehari. Selaras dengan itu, pencapaian dua juta vaksinasi
sehari di negara kita merupakan target yang laik laksana. Sebagai penutup, ada tiga
hal yang dapat disampaikan. Pertama, kembali diulang bahwa implementasi
lapangan merupakan hal kunci, yang diikuti dengan monitoring dan evaluasi
situasi berdasarkan bukti ilmiah yang tepat. Kedua, PPKM darurat harus
dilakukan bersama masyarakat. Semua dari kita merupakan bagian aktif dalam
pelaksanaan dan keberhasilan PPKM darurat, dan tidak perlu pula ”saling
menyalahkan”. Hal ketiga, untuk kita
orang per orang, marilah selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,
sesuai tagar ”Pesan Ibu”, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,
sambil tetap membatasi mobilitas yang tidak perlu dan menghindari kerumunan.
Semoga kita sebagai bangsa dapat mengendalikan Covid-19, dan semua kita dapat
memberi peran positif masing-masing. ● |
Pemberi kesaksian ..... jayachandra fadhlan
BalasHapusNegara......Indonesia
W / S ......... + 62 821-3272-6591
Facebook.....jayachandra fadhlan
email ...... (jayachandrafadhlan@gmail.com)
Nama saya jayachandra fadhlan,
dari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, ada begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk mempercayai orang. Terima kasih atas hasil kerja keras Anda, saya meminta pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta tetap saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang menjadi buruk karena utang. Ketika saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan tersebut adalah PERUSAHAAN PINJAMAN EKSOTIK. Saya kehilangan 15 juta dengan mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya ajukan. Teman baik saya yang disetujui oleh pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana MRS. KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya meminta pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka selesai meminta persetujuan saya, pinjaman yang disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya diperbolehkan, dan diizinkan ini membuat saya kehilangan uang, tapi saya tercengang. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan bunga 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya bertahan membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. membahas tentang modus perusahaan. Jadi saya membutuhkan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau lainnya untuk membeli MRS. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp +1(585)708-3478 .... Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda meminta informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) atau whatsapp + 62 821-3272-6591, Terima kasih sekali lagi telah membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kita dan memberi kita umur panjang dan kemakmuran.
Perusahaan ..... Karina Elena Roland perusahaan pinjaman
W / S .......... + 1 (585) -708-3478
Facebook....Elena karina Roland
email ......... (karinarolandloancompany@gmail.com)