Jumat, 16 November 2012

Pahlawan Masa Kini


Pahlawan Masa Kini
Suyatno ;  Alumnus Pascasarjana Ilmu Politik UGM, Dosen FISIP Universitas Terbuka
MEDIA INDONESIA, 07 November 2012


SAAT ini kita masih tetap membutuhkan pahlawan. Dalam makna substansinya pahlawan senantiasa ada menurut zamannya. Memberikan manfaat dan berhitung akan peran dalam kehidupan sosial menjadikan makna pahlawan yang sesungguhnya. Keberadaannya seiring dengan terus berjalannya kehidupan manusia. Dalam setiap penggalan sejarah senantiasa diperlukan kehadiran manusia dengan kepekaan sosial yang tinggi ini.

Pahlawan banyak jenisnya. Berbakti sesuai dengan kemampuan di bidangnya menjadi peluang untuk berpredikat pahlawan. Yang terbaiklah yang dibutuhkan.
Peringatan Hari Pahlawan 10 November diambil dari keberhasilan para pejuang Surabaya merebut Hotel Orange (Hotel Mojopahit) yang merupakan simbol penjajahan.

Apa yang membuat pahlawan dibutuhkan? Untuk apa pahlawan itu ada? Seperti apakah pahlawan yang dibutuhkan negeri ini masa kini?

Musuh Dihadapi

Memaknai adanya pahlawan selalu dikaitkan dengan tantangan yang dihadapi bangsa. Pahlawan ada bila negara masih memiliki tantangan atau musuh. Masih pula ada upaya untuk mengatasi tantangan. Selama itu pula pahlawan senantiasa relevan.

Dulu pahlawan ada karena ingin mewujudkan bangsa merdeka. Karena ingin bangsanya bersatu, muncullah pahlawan. Pahlawan juga hadir ketika kaum perempuan ingin beremansipasi. Pahlawan datang karena bangsa harus dicerdaskan. Pahlawan juga ada saat sang pemimpin harus menjadi pelindung bagi rakyat jelata.

Ada cita-cita besar sehingga mampu memunculkan manusia berkaliber pahlawan. Bila cita-cita itu terwujud, tercapailah kehidupan bersama manusia yang ideal. Tentu mewujudkannya tidak mudah. Tak sembarang orang mampu melakoninya. Sejumlah hambatan berat dan ringan mesti dilalui. Itulah musuh yang dihadapi.

Dahulu bangsa ini menghadapi penjajahan, kemiskinan, dan juga kebodohan. Penjajah ternyata membelenggu bangsa ini untuk menentukan kehidupannya. Tidak cukup tersedia peluang manusiamanusia negeri ini untuk berekspresi dalam hidupnya. Jangankan bekerja, untuk makan dan tidur saja kita susah dibuatnya. 

Bangsa ini menjadi miskin. Bukan karena alam yang gersang. Namun, manusia dibuat tidak tenang dalam hidupnya. Tidak bisa berpikir akan hidupnya di waktu mendatang. Negeri ini dibuat bodoh karena kebodohan akan mengantarkannya pada kehancuran. Itulah kehendak kaum penjajah yang haus akan nikmatnya hidup di negeri ini.

Kini kita masih punya musuh serupa. Ada sejumlah problematik bangsa ini yang bisa merongrong dicapainya kemajuan. Masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila masih direcoki niat, sikap, perilaku, dan ambisi sempit. Tidak saja oleh orang lain, tetapi juga anak bangsa ini sendiri.

Sikap tidak kesatria berkembang dan merajalela. Menimpakan kesalahan yang dilakukan kepada orang lain. Kambing hitam menjadi kata yang populer di negeri ini. Tidak saja rakyat biasa, contoh justru sering diberikan para elite bangsa ini. Hukum tidak lagi menjadi pengadil karena hukum bisa dicari celahnya. Sesuatu yang salah bisa dibuat menjadi benar. Demikian pula sebaliknya.

Akibatnya orang gemar berbuat sesuatu tanpa pikir panjang apakah hal itu akan merugikan orang banyak atau tidak. Bahkan sering ditempuh cara kekerasan bersifat massal. Hilang sudah budaya malu berbuat salah. Toh tidak akan ketahuan. Tidak ada persoalan tentang kesalahan seseorang berakhir secara jelas. Semuanya menyisakan tanda tanya yang tak ada jawabnya secara pasti. Orang cenderung tidak peduli dan masa bodoh. Yang dipentingkan ialah tercukupinya kebutuhan dan kekuasaan diri, keluarga, dan kelompoknya.

Generasi muda terjebak pada kecenderungan bermanja-manja. Paham ini seakan sengaja disuntikkan dengan gaya hidup glamor dan serbainstan. Akibatnya sebagian besar kelompok yang menjadi tumpuan masa depan bangsa itu tidak bisa berusaha dan berpikir makna hidup yang sesungguhnya. Semua dianggap mudah, walau tidak pernah ada ukuran yang bisa mereka pegang untuk anggapan itu. Mereka bahkan memaksakan kekerasan kepada sesama.

Penjajahan tidak lagi seperti masa dulu. Persaingan ekonomi dan politik dengan bangsa-bangsa lain menjadi pengganti bentuk penjajahan gaya baru (neokolonialisme). Hal itu ikut sangat berpengaruh terhadap corak kehidupan bangsa seperti di atas. Dengan sangat halus persaingan itu mendesak dan melibas sendi kehidupan bangsa ini. Terkadang kita kurang menyadari bila hal ini telah terjadi di depan mata kita semua.

Dibutuhkan Saat Ini

Setiap manusia bisa menjadi pahlawan. Kemampuannya untuk merenda sejumlah nilai dalam hati, gerak, langkah, perbuatan, dan ucapannya yang mampu membedakannya untuk layak disebut pahlawan. Pahlawan pada dasarnya orang yang memiliki dedikasi sosial yang tinggi. Orang yang memiliki pengorbanan dan tanggung jawab kepada orang banyak, yaitu kesadaran untuk berbuat, melakukan pekerjaan dengan baik dan ikhlas, menunjukkan kesungguhan terhadap sejumlah orang yang terkait dengan peran dan pekerjaannya. Seorang pahlawan bahkan merelakan jiwanya dipertaruh kan untuk kepen tingan masyarakat luas. Meskipun ter kadang tidak ada orang yang mengetahui atau mengenangnya. Pahlawan sepi dari pamrih.

Sejumlah nilai yang dimiliki para pahlawan tetap relevan dan dibutuhkan bangsa ini ke depan. Meski musuh dan tan tangan yang dihadapi bangsa berbeda, nilai-nilai itu tetap diharapkan hadir di tengah-tengah masyarakat kita. Dibutuhkan para pahlawan masa kini yang berpikir untuk bangsanya.

Pertama, di antara sikap kepahlawanan yang dibutuhkan ialah sikap anti korupsi. Penyelewengan keuangan itu merupakan salah satu musuh besar bangsa ini. Menghindarinya bahkan kebera nian memberantasnya ialah sikap pahlawan masa kini. Semakin banyak jumlah orang jenis ini dan makin gigih perjuangan mereka maka akan berhasil perjuangan bangsa ini melawan musuh abadinya yang terbesar.

Kedua, berani mengungkap kebenaran dan keadilan merupakan sikap pahlawan masa kini lainnya. Semakin banyak orang yang menyembunyikan kebenaran di negeri ini. Padahal bila suksesnya kebohongan harus ditutup dengan kebohongan-kebohongan lainnya, tinggal menunggu kehancuran. Bila tidak di dunia, sebagai makhluk bertuhan kita masih harus mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Pahlawanlah orang-orang yang bisa menjadi pelopor pengungkap kebenaran dan penegak keadilan.

Ketiga, sikap yang dibutuhkan lainnya ialah berpikir ke arah kebaikan dan kemanusiaan. Karut-marut bangsa ini akibat terjadinya krisis kebaikan. Setiap usaha yang dilakukan sering mengabaikan fungsinya untuk kebaikan bersama. Terjadilah pilihanpilihan kebijakan publik yang efeknya merugikan banyak orang. Pahlawan masa kini berani berpikir kepada kebaikan bersama dalam gerak langkahnya. Orientasi kebangsaan menjadi kebutuhan yang langka. Sikap itu kini sulit dijumpai di negeri ini. Bukan rasa yang semakin besar yang kita nikmati, melainkan bangsa ini seakan semakin kecil dan terpecah.

Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Semakin banyak pahlawan maka makin besarlah bangsa itu. Pahlawan senantiasa dibutuhkan sebuah bangsa dalam mencapai citacita mulianya. Terima kasih, wahai, pahlawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar