Kamis, 22 November 2012

Menghentikan Kebrutalan Israel di Jalur Gaza, Siapa Berani?


Menghentikan Kebrutalan Israel di Jalur Gaza,
Siapa Berani?
Toni Ervianto ;  Program Pascasarjana Kajian Intelijen Strategis Universitas Indonesia; Analis Senior di Lembaga Studi Intelijen Strategis Indonesia (LSISI) Universitas Indonesia; Dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN)
MEDIA INDONESIA, 22 November 2012



KEMATIAN salah satu komandan tertinggi pasukan Izzuddin al Qassam, Hamas, yaitu Ahmad Jabari, bersama anaknya yang terkena serangan roket tentara Israel pada 14 November 2012 menjadi salah satu pemicu kembali memanasnya situasi di wilayah Gaza, Palestina. Meskipun demikian, sebenarnya konfl ik di wilayah itu sudah berlangsung lama, yang disebabkan persoalan yang sangat esensial, yaitu dignity (harga diri) dan perebutan wilayah antara Palestina dan Israel.

Israel sendiri juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan wilayah Gaza, termasuk Dataran Tinggi Golan, karena mereka mengklaim daerah tersebut merupakan wilayah Israel. Beberapa pihak keamanan dan intelijen Israel di berbagai media massa sering menyatakan Israel akan melakukan strategi apa pun untuk mempertahankan eksistensi negara itu, apalagi sebelumnya Presiden Iran 

Ahmadinejad pernah menyatakan Iran akan ‘menghapus’ Israel dari peta dunia. Oleh karena itu, wajar jika kemudian Israel yang didukung Amerika Serikat sangat tidak senang ketika hasil pemilu di Palestina dimenangi Hamas.

Sebelumnya, pada 12 Novemer 2012, Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benyamin Netanyahu dijadwalkan akan bertemu dengan 50 duta besar asing untuk memberikan penjelasan ringkas tentang kekerasan terbaru di Jalur Gaza dan mencari dukungan internasional terhadap kemungkinan operasi darat ke wilayah tersebut. Netanyahu bermaksud memberi tahu mereka bahwa tidak ada negara di dunia akan menoleransi situasi saat ini, yakni puluhan roket terus-menerus menembaki penduduk sipil Israel.

Dalam pertemuan kabinet mingguan pada Ahad, Netanyahu mengatakan Israel siap untuk mengintensifkan tindakan terhadap Gaza. Menteri Pe perangan Israel Ehud Barak juga mengisyaratkan kemungkinan serangan ke Gaza. “Jika kami terpaksa untuk kembali ke Gaza guna menghadapi Hamas dan memulihkan keamanan bagi semua warga Israel, kami tidak akan ragu untuk melakukannya,” katanya.

Atas sikap Israel tersebut serta pascakematian Ahmad Jabari, seorang pejabat senior Hamas mengatakan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, akan menghujani Israel dengan roket jika gelombang baru serangan mereka di Jalur Gaza terus berl lanjut. “Jika agresi Israel terus b berlanjut, Brigade Izzuddin al Qassam dan Hamas akan menyerang Israel, tentara Zionis dan pengambil keputusan di Tel Aviv,“ kata Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, dalam konferensi pers di Gaza pada ferensi pers di Gaza pada Kamis (15/11), Press TV melaporkan. Semen tara itu, juru bicara lain Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkan gencatan senjata dengan Israel untuk saat ini. Abu Zuhri menanggapi pernyataan sebelumnya oleh Per dana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Tel Aviv akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan terhadap Jalur Gaza.

Sejak 14 November sampai 17 November 2012, pihak militer Hamas telah melancarkan lebih dari 500 roket ke wilayah Israel yang telah melukai sedikitnya 3 warga Israel dan menewaskan 1 tentara Israel pada serangan 19 November 2012, sedang kan di sisi yang lain Israel telah melancarkan serangan udara melalui pesawat F-16 dan membombardir sejumlah wilayah di Palestina yang telah menewaskan sebanyak lebih dari 103 orang penduduk Palestina, yang setengahnya ialah korban dari pihak anak dan perempuan. Serangan Israel itu juga menyasar sejumlah perumahan penduduk, termasuk menyerang kantor TV Al Quds di wilayah Palestina. 

Menurut catatan penulis, sejak konflik Israel-Palestina pecah pada 2000, sudah tercatat kurang lebih 1.477 anak Palestina yang menjadi korban tewas ataupun terluka.

Pihak pejuang Hamas juga telah menangkap dua pilot pesa wat F-16 yang dapat ditembak jatuh seperti yang dilaporkan televisi al-Manar Libanon. Sebe lumnya, Brigade Izzuddin al Qassam menyatakan jetjet tempur Israel terbang di pusat Jalur Gaza, menghalangi para pejuang Palestina mendekati lokasi jatuhnya pesawat Israel. Al Jazeera melaporkan pesawat itu jatuh akibat tembakan roket dari darat ke udara milik Brigade Izzuddin al Qassam, sayap militer Hamas. Muqawama Palestina juga berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak Israel di Jalur Gaza.

Anti-Israel

Blokade Israel dan serangan militer negara Zionis tersebut ke wilayah Gaza telah menimbulkan reaksi anti-Israel di beberapa negara, termasuk Indonesia. Di Israel sendiri misalnya, pemikir terkemuka AS, Noam Chomsky, menyerukan diakhirinya blokade Israel atas Jalur Gaza selama kunjungan pertama kalinya ke daerah kantong pesisir yang terkepung itu.

Koran Israel, The Jerusalem Post, melaporkan Chomsky tiba di Gaza pada 18 Oktober 2012, dan ia dijadwalkan menghadiri konferensi Akhiri Blokade Israel atas Gaza, di Universitas Islam Gaza. “Orang-orang Palestina berhak untuk hidup damai dan bebas,” kata profesor Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu. Akademisi AS yang kritis terhadap kebijakan luar negeri Washington itu memasuki Gaza melalui pintu gerbang Rafah dari Mesir.

Chomsky mengatakan Israel berhasil lolos dari gugatan atas berbagai pelanggaran hukum internasional karena mereka klien AS. “Sebab itu, Israel menikmati impunitas total,” kata filsuf dan ahli bahasa itu. Pada Mei 2010, rezim Israel melarang Chomsky memasuki Tel Aviv dan Tepi Barat, tempat ia harus menyampaikan kuliah. Kritikus AS itu akhirnya harus menyiarkan pidatonya melalui link video dari Yordania.

Sementara itu, unjuk rasa juga terjadi di Amerika Serikat, Australia, Mesir, Libanon, Jepang, dan Indonesia yang mengutuk serangan Israel di jalur Gaza, terutama serangan sporadis mereka yang melukai dan menewaskan anak-anak dan perempuan. Beberapa unjuk rasa anti-Israel tersebut bahkan berakhir dengan kekacauan.

Sebaliknya, PBB, Liga Arab, dan beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meminta agar Israel menghentikan serangan mereka ke Gaza, tetapi tampaknya semua upaya itu ‘tidak pernah didengar’ Israel karena Israel tetap berkukuh perlu mempertahankan eksistensi negara dan kepentingan nasional mereka ke depan.

Ujian Iran terhadap Israel?
Pertanyaan penting dan strategis yang perlu dikemukakan untuk menganalisis memanasnya situasi di wilayah Gaza ini ialah negara manakah atau pihak manakah yang menyuplai roket ke para pejuang Hamas? Apakah Iran yang menyuplai roket dan persenjataan lainnya di wilayah Gaza sebagai langkah Iran ‘memetakan’ kekuatan militer Israel? Kalau militer Israel pernah memiliki record kalah perang dengan pejuang Hezbollah dan sekarang kelabakan menghadapi perlawanan pejuang Izzuddin al Qassam Hamas, lalu bagaimana Israel mampu melawan Iran jika perang Israel-Iran pecah seperti adanya dokumen rencana serangan Israel ke Iran seperti dilansir media massa Russia Today pada 6 Maret 2012?
Inilah pertanyaan strategis tersebut dan inilah terjemahan terkini dari memanasnya situasi di Gaza. Wilayah Timteng ialah wilayah yang dikenal dengan wilayah kematian dan konflik dengan salah satu aktor utamanya ialah Israel sehingga sebanyak apa pun mereka yang tewas karena konflik tidak akan pernah menghentikan agresivitas perang di wilayah tersebut, termasuk Amerika Serikat yang menjadi ‘sahabat karib’ Israel. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar