Makna
Kemenangan Sejati
Ciptono ; Kepala
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang,
Peraih Kick
Andy Heroes 2010 Bidang Pendidikan,
Anggota ASHOKA
Innovator for The Public Washington DC Amerika Serikat
|
SUARA
MERDEKA, 16 Oktober 2012
"Kita tak perlu mengasihani anak-anak
berkebutuhan khusus tapi harus memberi mereka kesempatan"
Di dunia tidak ada anak manusia yang lahir
sama dan sempurna, meskipun hadir dari bapak-ibu yang sama. Kehadiran anak
berkebutuhan khusus bisa lahir di mana saja, kapan saja, tanpa memandang
latar belakang orang tuanya. Tunanetra dapat hadir di keluarga guru,
tunarunguwicara bisa hadir di keluarga dokter, anak autis dapat hadir di
keluarga PKL dan seterusnya.
Saat saya bercita-cita ingin menjadi
dokter, saya mendaftar ke fakultas kedokteran di dua universitas berbeda.
Semuanya tidak diterima karena kemungkinan IQ saya terlalu rendah, dan
jadilah saya guru sekolah luar biasa (SLB), saat ini sudah 25 tahun. Tahun
1987 sebagai guru muda saya merasakan gaji Rp 5.000.
Menjadi guru SLB perlu lima kali lebih
santun, lebih sabar, dan lebih kreatif. Anak-anak itu bukan produk gagal
karena Yang Maha Kuasa tidak pernah gagal. Kita tak perlu mengasihani tapi
harus memberi kesempatan. Bahkan salah satu tugas mereka adalah memberi
inspirasi..
Melihat senyum, semangat, kejujuran mereka
merupakan kebahagian. Bagaimana Kharisma, anak autis dengan polos berkata,
''Pak Cip dah jam setengah dua saatnya makan, orang hidup makannya tiga kali
kalau hanya sekali bisa mati.''
''Ya, sebentar, jalannya masih macet,''
jawab saya.
Namanya anak-anak, mereka tidak mau tahu,
dan terus merengek ''Makan roti, pisang, atau tahu bacem, itu masih ada,'' lanjut
saya. Di tengah anak-anak yang terus merengek, bus rombongan kami berpapasan
dengan truk Semen Gresik, saya pun menyeletuk,'' Makan itu Semen Gresik.''
Secara spontan dia menjawab,'' Nggragas, mosok orang disuruh makan semen.''
Sekarang ini, tempat kami merupakan sekolah
penuh dengan inspirasi. Inspirasi dapat datang kapan saja, di mana saja. Dari
anak-anak inilah inspirasi akan lahir dan selalu ditunggu. Sejak saya tampil
di acara ''Kick Andy'', tamu datang silih berganti dari berbagai daerah. Tak
hanya dari lingkungan pendidikan tetapi berbagai perusahaan, pemda, ataupun
yang lain.
Misalnya, Wali Kota Samarinda datang dengan
istri, sekda, beberapa kepala dinas, dan anggota DPRD. Tahun 2011 saat kami
diundang ke Istana Negara dalam rangka memperingati kemerdekaan, Ibu Negara
memerintah ibu-ibu SIKIB dan direktur Sinar Mas berkunjung.
Kedatangan para pejabat itu bukan melihat
tontonan tetapi mereka butuh inspirasi, sebagaimana Wamendikbud yang beberapa
waktu lalu berkunjung tapi bukan dalam kaitan dinas melainkan mencari
inspirasi.
Bisa
Mandiri
Anak-anak inilah yang menginspirasi saya
menjadi guru sejati. Siti Latifah misalnya, adalah salah satu siswa yang
membuat saya harus belajar darinya. Bagi dia menjadi tunarunguwicara bukan
akhir segalanya. Beberapa kali mendaftar di sekolah umum, dia selalu ditolak.
Anak dari keluarga sangat sederhana,
mendekati miskin ini, dikaruniai wajah cantik. Perilakunya santun, ramah,
berpakaian rapi serasi, orang tidak ada yang mengira dia dari keluarga amat
sederhana. Ketunarunguan tidak membuat dia patah semangat, bahkan meraih
prestasi demi prestasi.
Tatkala mendapat juara III tingkat nasional
lomba rias wajah yang diadakan Direktorat PK-Lk dia SMS begini,'' Pak Cip
tahu mengapa Ifa juara III, karena tak mau melepas jilbab. Bagi Ifa
kemenangan sejati adalah saat bisa mempertahankan jilbab. Juara I tetapi
harus lepas jilbab, itu kemenangan semu. Bagi Ifa kemenangan sejati adalah
segalanya.''
Membaca SMS itu tanpa terasa saya
meneteskan air mata. Maka saya pun bertekad harus menjadi guru sejati,
seperti dia yang berpendirian sangat kuat. Saya tak akan berpaling, untuk
setia mendampingi anak-anak, sebagai guru. Kemenangan sejati harus saya
wujudkan dengan menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Berpaling ke yang lain akan membuat saya
tak dapat menemukan kemenangan sejati sekaligus inspirasi. Keyakinan bahwa
anak-anak itu punya punya tugas memberi inspirasi harus saya yakini tanpa
henti. Mereka ''batang-batang emas'', bila kita memberi kesempatan akan
memberikan secercah harapan, paling tidak mereka bisa mandiri sesuai kondisi
masing-masing. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar