Selasa, 16 Oktober 2012

Makna Kemenangan Sejati


Makna Kemenangan Sejati
Ciptono ;  Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang,
Peraih Kick Andy Heroes 2010 Bidang Pendidikan,
Anggota ASHOKA Innovator for The Public Washington DC Amerika Serikat  
SUARA MERDEKA, 16 Oktober 2012



"Kita tak perlu mengasihani anak-anak berkebutuhan khusus tapi harus memberi mereka kesempatan"

Di dunia tidak ada anak manusia yang lahir sama dan sempurna, meskipun hadir dari bapak-ibu yang sama. Kehadiran anak berkebutuhan khusus bisa lahir di mana saja, kapan saja, tanpa memandang latar belakang orang tuanya. Tunanetra dapat hadir di keluarga guru, tunarunguwicara bisa hadir di keluarga dokter, anak autis dapat hadir di keluarga PKL dan seterusnya.

Saat saya bercita-cita ingin menjadi dokter, saya mendaftar ke fakultas kedokteran di dua universitas berbeda. Semuanya tidak diterima karena kemungkinan IQ saya terlalu rendah, dan jadilah saya guru sekolah luar biasa (SLB), saat ini sudah 25 tahun. Tahun 1987 sebagai guru muda saya merasakan gaji Rp 5.000.

Menjadi guru SLB perlu lima kali lebih santun, lebih sabar, dan lebih kreatif. Anak-anak itu bukan produk gagal karena Yang Maha Kuasa tidak pernah gagal. Kita tak perlu mengasihani tapi harus memberi kesempatan. Bahkan salah satu tugas mereka adalah  memberi inspirasi..

Melihat senyum, semangat, kejujuran mereka merupakan kebahagian. Bagaimana Kharisma, anak autis dengan polos berkata, ''Pak Cip dah jam setengah dua saatnya makan, orang hidup makannya tiga kali kalau hanya sekali bisa mati.''
''Ya, sebentar, jalannya masih macet,'' jawab saya.

Namanya anak-anak, mereka tidak mau tahu, dan terus merengek ''Makan roti, pisang, atau tahu bacem, itu masih ada,'' lanjut saya. Di tengah anak-anak yang terus merengek, bus rombongan kami berpapasan dengan truk Semen Gresik, saya pun menyeletuk,'' Makan itu Semen Gresik.'' Secara spontan dia menjawab,'' Nggragas, mosok orang disuruh makan semen.''

Sekarang ini, tempat kami merupakan sekolah penuh dengan inspirasi. Inspirasi dapat datang kapan saja, di mana saja. Dari anak-anak inilah inspirasi akan lahir dan selalu ditunggu. Sejak saya tampil di acara ''Kick Andy'', tamu datang silih berganti dari berbagai daerah. Tak hanya dari lingkungan pendidikan tetapi berbagai perusahaan, pemda, ataupun yang lain.

Misalnya, Wali Kota Samarinda datang dengan istri, sekda, beberapa kepala dinas, dan anggota DPRD. Tahun 2011 saat kami diundang ke Istana Negara dalam rangka memperingati kemerdekaan, Ibu Negara memerintah ibu-ibu SIKIB dan direktur Sinar Mas berkunjung.

Kedatangan para pejabat itu bukan melihat tontonan tetapi mereka butuh inspirasi, sebagaimana Wamendikbud yang beberapa waktu lalu berkunjung tapi bukan dalam kaitan dinas melainkan mencari inspirasi.

Bisa Mandiri

Anak-anak inilah yang menginspirasi saya menjadi guru sejati. Siti Latifah misalnya, adalah salah satu siswa yang membuat saya harus belajar darinya. Bagi dia menjadi tunarunguwicara bukan akhir segalanya. Beberapa kali mendaftar di sekolah umum, dia selalu ditolak.

Anak dari keluarga sangat sederhana, mendekati miskin ini, dikaruniai wajah cantik. Perilakunya santun, ramah, berpakaian rapi serasi, orang tidak ada yang mengira dia dari keluarga amat sederhana. Ketunarunguan tidak membuat dia patah semangat, bahkan meraih prestasi demi prestasi.

Tatkala mendapat juara III tingkat nasional lomba rias wajah yang diadakan Direktorat PK-Lk dia SMS begini,'' Pak Cip tahu mengapa Ifa juara III, karena tak mau melepas jilbab. Bagi Ifa kemenangan sejati adalah saat bisa mempertahankan jilbab. Juara I tetapi harus lepas jilbab, itu kemenangan semu. Bagi Ifa kemenangan sejati adalah segalanya.''

Membaca SMS itu tanpa terasa saya meneteskan air mata. Maka saya pun bertekad harus menjadi guru sejati, seperti dia yang berpendirian sangat kuat. Saya tak akan berpaling, untuk setia mendampingi anak-anak, sebagai guru. Kemenangan sejati harus saya wujudkan dengan menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Berpaling ke yang lain akan membuat saya tak dapat menemukan kemenangan sejati sekaligus inspirasi. Keyakinan bahwa anak-anak itu punya punya tugas memberi inspirasi harus saya yakini tanpa henti. Mereka ''batang-batang emas'', bila kita memberi kesempatan akan memberikan secercah harapan, paling tidak mereka bisa mandiri sesuai kondisi masing-masing. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar