Jumat, 13 Juli 2012

Noda Hitam Rasisme

Noda Hitam Rasisme
Faisal Ismail ; Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 
SINDO, 13 Juli 2012


Rasisme adalah perbuatan tercela yang harus dibabat karena bertentangan dengan kodrat dan fitrah kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam Encyclopedic World Dictionary (disunting oleh Patrick Hans, Librairie du Liban, Beirut, 1974, hlm. 1289), kata racism/racialism diartikan: 
(
1) kepercayaan bahwa sekelompok ras manusia mempunyai karakteristik khas yang menentukan kebudayaan mereka, biasanya melibatkan ide bahwa kebudayaan mereka lebih super dan memiliki hak untuk memerintah atau menguasai kebudayaan lain; (2) perilaku ofensif atau agresif terhadap kelompok ras lain yang ditimbulkan oleh kepercayaan seperti itu; (3) suatu kebijakan atau sistem pemerintahan dan masyarakat yang didasarkan pada kepercayaan seperti itu.

Di zaman Arab pra-Islam, rasisme sangat mencolok di kalangan masyarakat Arab.Suatu suku Arab sudah terbiasa mengklaim dirinya lebih super daripada suku-suku Arab lainnya. Superioritas suku dilambangkan dengan cara membanggakan asal usul keturunan, kemuliaan status sosial,dan kebesaran nenek moyang yang mereka klaim melebihi sukusuku Arab lainnya. Suku-suku Arab lain yang tidak memiliki karakteristik khas seperti itu dianggap rendah dan harus dikuasai.

Setelah Nabi Muhammad berhasil melaksanakan misinya, segala bentuk rasismerasialisme itu dihapuskan. Dalam khotbah haji wada-nya, Nabi menegaskan, tidak ada perbedaan ras Arab dan ras non-Arab (’ajam). Alquran menyatakan,Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar manusia saling mengenal. Di hadapan Tuhan, manusia adalah sama, yang membedakan hanyalah kualitas takwanya.

Rasisme, Imperialisme, Kolonialisme 

Kolonialisme dan imperialisme Barat yang berlangsung puluhan tahun dan bahkan ratusan tahun atas bangsa-bangsa Asia dan Afrika pada masa lalu adalah suatu bentuk rasisme. Selain motif menguasai ekonomi, politik, dan militer di berbagai belahan dunia,kolonialisme Barat juga lambang arogansi dan dominasi budaya kaum kolonialisrasis atas bangsa-bangsa jajahan. Terjadi eksploitasi manusia atas manusia dan dominasi budaya pemerintah kolonial atas budaya bangsa-bangsa terjajah.

Bangsa-bangsa terjajah dilecehkan, diperbudak, dan menjadi sapi perah demi kepentingan sang penjajah. Hasil-hasil bumi dan hasil-hasil kekayaan alam bangsa-bangsa terjajah dikuras dan dibawa ke negara-negara sang penjajah. Pemerintahan apartheid kaum kulit putih atas kaum kulit hitam di Afrika Selatan pada masa lalu juga pemerintahan rasis-rasialis.

Karena itu, Nelson Mandela dan kawankawan seperjuangannya menentang itu mati-matian dan akhirnya berhasil mengakhiri pemerintahan kaum kulit putih yang sudah bercokol bertahun-tahun lamanya. Adolf Hitler juga seorang rasis-rasialis, yang menganggap rasnya jauh lebih super sehingga ia melakukan gerakan antisemitisme di Eropa. Ia dan perangkat kekuasaannya membantai kaum Yahudi pada Perang Dunia II dengan peristiwa Holocaustnya.

Sekarang negara zionis Israel juga negara rasis-rasialis yang membantai rakyat Palestina. Dengan sangat arogan, negara Yahudi itu mendemonstrasikan diri di hadapan dunia internasional sebagai negara yang “untouchable” (tidak tersentuh) hukum internasional. Semua resolusi PBB yang berkaitan dengan hak-hak bangsa Palestina dilecehkan dan tidak digubris. Hak-hak bangsa Palestina direndahkan dan dihinakan oleh negara zionis-rasis Israel.

Rasisme, Bolaisme, Fanatisme 

Kekhawatiran akan terumbarnya ucapan dan tindakan rasis di ajang sepak bola Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina menjadi kenyataan. Misalnya tim sepak bola Belanda menjadi target cemoohan rasial ketika tim Oranye itu sedang berlatih. Laporan lain yang ditulis di Independent menyatakan, sekelompok suporter asing diserang hooligans Polandia. Sekitar 50 hooligans Polandia menyerang sekelompok fans berbahasa Rusia dan Inggris di sebuah bar.

Bara permusuhan antara suporter tim sepak bola Rusia dan Polandia masih terus meradang. Kebencian antara para pendukung kedua tim itu menyeret mereka terlibat dalam adu mulut dan bentrok fisik. Ketika laga antara kedua tim akan dimulai, meletus tawuran antara keduanya di luar stadion di Warsawa. Aparat keamanan Polandia segera bertindak mengamankan situasi. Usai pertandingan, polisi mengumumkan telah menangkap lebih dari 180 orang yang terlibat dalam tawuran itu.

Akibat bentrokan ini, UEFA menjatuhkan denda kepada Rusia sebanyak 35.000 euro. Ulah rasisme lain berupa ejekan fans Spanyol terhadap lagu kebangsaan Italia. Sementara itu, suporter Rusia membuat ulah lagi. Mereka meneriakkan ejekan rasis kepada Theodor Gebre Selassie (pesebak bola Ceko) sebagai anjing penjaga gawang. Selassie adalah pemain keturunan Etiopia pertama yang memperkuat skuad nasional Ceko.

Suporter Rusia mengejek Selassie (yang berkulit hitam) dengan mengeluarkan suara monyet yang ditujukan kepadanya. Pesebak bola berkulit hitam lain yang menjadi sasaran ejekan suporter Kroasia adalah Mario Balotelli (striker tim Italia). Akibat ejekan ini, UEFA mendenda sebesar 80.000 euro (sekitar Rp950 juta) kepada Federasi Sepak Bola Kroasia.Denda ini terkait pula dengan ulah suporter Kroasia yang menyanyikan lagu dan mengibarkan simbolsimbol rasis. Olokan dan perbuatan rasis harus dicela dan dihentikan.

Para pesebak bola Indonesia harus mengambil pembelajaran dari tindakan rasis yang menggerayangi Piala Eropa 2012 itu.Tepat sekali apabila sila kedua Pancasila mengajarkan pengamalan kemanusiaan yang adil dan beradab. Kita harus beradab kepada sesama manusia. Kita lawan rasisme sampai ke akar-akarnya. Perbedaan ras harus kita terima sebagai sosok identitas untuk saling mengenal dan menghargai, bukan untuk saling mencaci dan memusuhi. Manusia harus saling menghargai dan menghormati karena semua manusia adalah sama: sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar