Selasa, 17 Juli 2012

Krisis Eropa Akan Masih Lama


Krisis Eropa Akan Masih Lama
Anwar Nasution ; Guru Besar Fakultas Ekonomi UI
KOMPAS, 17 Juli 2012

Karena belum adanya lembaga-lembaga yang diperlukan untuk mengatasi krisis ataupun sumber pembiayaannya, krisis ekonomi di negara-negara pinggiran (periphery) Uni Eropa masih akan berlangsung lama.

Krisis di Uni Eropa (UE) adalah kombinasi antara krisis fiskal dan krisis perbankan serta rendahnya produktivitas dan daya saing perekonomian di beberapa negara anggota. Krisis fiskal tecermin dari tingginya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sehingga pemerintah tak mampu melunasi utang tepat waktu. Karena buruknya administrasi perpajakan, penerimaan negara sangat rendah di sejumlah negara pinggiran di Eropa Selatan. Sebagaimana tecermin dari kasus Yunani, selain penjadwalan pelunasan utang, juga diperlukan pengampunan atau pemotongan atas sebagian dari beban utang. Krisis perbankan terjadi karena dengan mengandalkan pinjaman luar negeri dengan bunga murah, industri perbankan di negara-negara pinggiran itu memberikan kredit bagi sektor konstruksi dan properti yang terus-menerus meningkat sejak 1990-an. Di Spanyol, penyedia utama kredit konstruksi dan properti adalah 46 bank tabungan (caja). Penurunan harga properti dan peningkatan suku bunga telah meningkatkan kredit bermasalah bagi industri perbankan Irlandia, Portugal, Yunani, dan Spanyol.

Kelembagaan

UE tak memiliki lembaga ataupun sumber pembiayaan untuk mengatasi krisis perbankan. Lembaga yang diperlukan itu adalah untuk: (i) menambah modal bank sehingga setidaknya memenuhi persyaratan minimum, (ii) mengambil alih serta melakukan restrukturalisasi aset dan bank-bank bermasalah, (iii) menjamin deposito untuk menjaga kepercayaan publik pada industri perbankan. Tiga keputusan KTT UE pada 28-29 Juni lalu belum cukup mampu mengatasi krisis ekonomi yang berlangsung di kawasan tersebut.

Keputusan pertama KTT adalah menciptakan suatu lembaga pemeriksa dan pengawas industri perbankan yang menyatu untuk semua 17 negara anggota zona euro. Lembaga itu merupakan peleburan dari semua lembaga nasional yang telah ada di setiap negara anggota yang diharapkan akan terbentuk selambat-lambatnya akhir 2012 di bawah pengawasan Bank Sentral Eropa (ECB). Pembentukan lembaga pengawas bank serta lembaga keuangan sentral seperti ini memerlukan harmonisasi dan sinkronisasi pengaturan di semua negara anggota UE.

Keputusan kedua, memungkinkan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) menyuntikkan modal secara langsung pada bank- bank sakit di semua negara anggota tanpa melalui anggaran negara. Suntikan modal untuk mengatasi kesulitan solvabilitas ini baru dapat dilakukan setelah adanya rekomendasi dari lembaga pemeriksa dan pengawas bank yang baru akan didirikan. ESM juga dapat membeli secara langsung Surat Utang Negara (SUN) dari negara yang kesulitan keuangan tanpa harus meminta persyaratan kredit (conditionality) yang sangat berat. Pembelian SUN suatu negara oleh ESM akan menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya di pasar obligasi sehingga membantu menurunkan pengeluaran untuk pembayaran bunga pinjaman.

Tadinya, the European Financial Stability Facility (EFSF) memberikan dana pinjaman 100 miliar euro kepada Pemerintah Spanyol untuk mengatasi kesulitan keuangan bank-bank tabungan (caja)-nya. Suntikan modal dari EFSF pada caja melalui perantaraan anggaran negara sekaligus menambah stok utang negara sehingga menimbulkan masalah baru karena meningkatkan rasio utang terhadap PDB. Untuk mempercepat penanganan masalah, para menteri keuangan UE 10 Juli 2012 sepakat mempercepat realisasinya sebesar 30 miliar euro akhir Juli nanti.

Sebagaimana diputuskan sebelumnya, mulai 1 Juli 2012, dana bantuan kepada negara anggota yang mengalami kesulitan keuangan disediakan oleh EMS sebagai pengganti EFSF. ESM memiliki dana lebih besar (500 miliar euro) dibandingkan EFSF (400 miliar euro). Dana ini barangkali cukup untuk membantu negara kecil, seperti Irlandia, Portugal, dan Yunani, tetapi tak memadai untuk memenuhi kebutuhan negara lebih besar, seperti Spanyol dan Italia. Selama Mei 2010-Februari 2012, Yunani telah menerima pinjaman 247 miliar euro dari EFSF, IMF, dan beberapa kreditor lain. Portugal menerima 78 miliar euro pada Mei 2011 dari troika UE, EFSF, dan IMF. Irlandia menerima 67,5 miliar euro dari IMF, UE, EFSF, dan sekelompok kreditor lain. Spanyol menerima 100 miliar euro dari EFSF.

Keputusan ketiga, menyediakan dana 120 miliar euro untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota melalui stimulus fiskal. Untuk merangsang peningkatan kegiatan dunia usaha ECB juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 0,75 persen awal Juli 2012. Artinya, kini dilakukan dua cara untuk menurunkan rasio utang negara terhadap PDB: mengencangkan ikat pinggang dan memacu pertumbuhan ekonomi. Pada gilirannya, perekonomian ingin ditumbuhkan melalui gabungan antara ekspansi fiskal serta investasi dunia usaha dan meningkatkan produktivitas melalui deregulasi perekonomian. Perekonomian yang kian tumbuh sekaligus diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Pembiayaan

Selain belum punya lembaga penanganan krisis perbankan, UE juga tak punya kesatuan fiskal untuk membiayainya. Yang ada baru bantuan likuiditas dari ECB dan dana rekapitalisasi secara terbatas melalui EFSF dan ESM. Dana likuiditas berjangka tiga tahun dari ECB sangat bermanfaat untuk mencegah kolapsnya industri perbankan di negara-negara Eropa Selatan karena pemilik deposito sudah mulai memindahkan dana mereka dari perbankan di negara-negara ini ke negara lain yang dianggap aman, seperti Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.

Selain perlu menyediakan dana, UE pun perlu melakukan sinkronisasi dan harmonisasi sistem hukumnya yang saling berbeda agar dapat secara langsung mengambil alih kepemilikan aset ataupun bank bermasalah di semua negara anggota dan melakukan restrukturalisasinya. Caja di Spanyol, misalnya, adalah milik masyarakat atau gereja yang didirikan untuk tujuan sosial guna melawan pelepas uang. Caja tak mengeluarkan saham dan modalnya terutama bersumber dari cadangan atau keuntungan yang tidak dibagikan. 

Oleh karena itu, suntikan modal dari ESM tidak akan digantikan oleh saham. UE pun belum memiliki asuransi deposito yang menyatu. Yang ada hanya perusahaan asuransi deposito nasional di setiap negara dengan jumlah jaminan deposito yang berbeda pula. Asuransi deposito diperlukan untuk mencegah terjadinya pemindahan deposito secara besar-besaran (bank runs) antarbank ataupun antarnegara yang dapat melumpuhkan sistem pembayaran dan transaksi perekonomian. Beban anggaran asuransi deposito juga besar, terutama dalam masa krisis. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar