Meneruskan
Perjuangan Ekonom Perempuan Tangguh Abra Talattov ; Peneliti Muda Indef |
KOMPAS, 7 Juli 2021
Bangsa Indonesia
kehilangan sosok ekonom perempuan tangguh yang telah mengabdikan sebagian
besar hidupnya untuk mewujudkan ekonomi yang berkeadilan. Dr Enny Sri
Hartati, ekonom senior perempuan di Institute for Development of Economics
and Finance (Indef), mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (1/7/2021)
malam setelah berjuang melawan ganasnya Covid-19. Kabar duka yang sangat
tiba-tiba itu mengejutkan perasaan banyak pihak, baik dari keluarga besar
Indef maupun dari para kolega lintas institusi, termasuk rasa kehilangan yang
mendalam dari rekan-rekan wartawan yang mengenal baik pemikiran dan kebaikan
almarhumah. Sebagai bentuk
penghormatan kepada Enny Sri Hartati, Indef pun menyelenggarakan pengajian
dan doa bersama yang dihadiri seluruh kolega. Dalam munajat bersama itu,
muncul berbagai testimoni dan kesaksian yang diberikan para sahabat. Dari
sekian banyak pihak yang menceritakan pengalamannya selama berinteraksi
dengan ekonom perempuan ini, semua bersepakat bahwa kontribusi dan perjuangan
Enny terhadap diskursus kebijakan ekonomi nasional tidaklah sedikit. Bahkan,
kolega dari unsur pemerintah pun mengakui bahwa berbagai kritiknya yang tajam
tetap dilandasi dengan kekuatan data dan alternatif solusi yang konstruktif. Harus diakui, keberadaan
ekonom perempuan di negeri ini masih sangat terbatas dan bahkan langka.
Terlebih seorang ekonom perempuan yang tangguh dan punya nyali besar dalam
menghunjam berbagai analisis yang tajam pada pusat kekuasaan. Tidak sedikit
pula pihak-pihak yang merasa terusik dan gerah atas berbagai komentar pedas
yang diungkap Enny. Idealisme dan intelektualitas
Enny tidak perlu diragukan karena secara nyata dapat dibuktikan dari berbagai
tulisan dan pandangannya yang konsisten di berbagai media nasional. Bahkan,
pada harian Kompas pun, Enny mendapat penghargaan tertinggi sebagai kolumnis
tetap di halaman pertama Kompas sebagai wujud rekognisi keilmuan yang tidak
sembarang orang mendapatkan kepercayaan. Watak khas yang sangat menonjol dari
sosok Enny adalah keteguhannya dalam prinsip, tetapi fleksibel dalam cara
menyampaikan pendapat. Perjuangan
hidup Jejak kehidupan Enny
memang relatif singkat karena baru akan menyentuh usia 50 tahun pada Juli
ini. Namun, karya dan pengabdian yang ditorehkannya telah melampaui kalkulasi
umur di dunia fana ini. Sejak awal Covid-19 merebak hingga lonjakan kasus makin
mencemaskan akhir-akhir ini, Enny secara gigih terus menyuarakan agar
pemerintah fokus dalam menyelesaikan masalah fundamental pandemi dan
menghindari kegagapan berpikir dalam menyelamatkan perekonomian. Pesan yang disampaikan
Enny sangat terang, penyelesaian pandemi bukanlah sesuatu yang mesti
dibenturkan terhadap implikasi ekonomi. Sebab, dengan memusatkan perhatian
yang penuh terhadap pemutusan mata rantai Covid-19, kegiatan sosial ekonomi
masyarakat sudah barang tentu akan pulih dan justru lebih berkelanjutan,
seperti halnya keberhasilan sejumlah negara melawan pandemi Covid-19. Konsistensi Enny dalam
mengawal isu publik di bidang ekonomi rakyat tidak lepas dari tempaan yang
diperoleh selama masa kuliah dan pascakuliah. Selama masa kuliah S-1 di Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, pada 1989-1995, Enny bergulat
menjadi aktivis pers mahasiswa bernama LPM Edents. Di tempat itulah Enny
mengasah pisau analisisnya yang kelak menjadi modalitas dalam membela
kepentingan rakyat banyak. Pada saat penyusunan
majalah mahasiswa FEB Undip tahun 1997, Enny mulai berkenalan dengan think
tank di bidang ekonomi yang baru berusia dua tahun, yaitu Indef. Perkenalan
Enny dengan Indef diawali dari pertemuannya dengan ekonom idolanya yang saat
itu menjadi rising star, yaitu Faisal Basri, seorang ekonom muda berusia
30-an tahun. Ketika itu Enny mewawancarai Faisal Basri untuk liputan ekonomi
di kantor Indef Jakarta. Bermula dari sanalah, Enny
jatuh cinta pada lembaga Indef yang kemudian menjadi tempat berlabuh dalam
mengarungi dinamika ekonomi nasional. Pascalulus kuliah S-1 di Undip, Enny
akhirnya bergabung dengan Indef menjadi peneliti muda yang haus akan
pengetahuan dan menjadi pembelajar yang baik kepada para begawan ekonom
Indef. Langkah hidupnya bersama
Indef berlangsung lebih kurang dua dekade. Selama pengabdiannya di Indef,
Enny mendapatkan kepercayaan menjadi Direktur Indef periode 2010-2019. Pada
masa tersebut, betapa besarnya legacy dan pembelajaran yang ditinggalkan
Enny. Warisan paling utama
semasa kepemimpinannya di Indef tidak lain adalah melahirkan para peneliti
muda yang menjadi penerus perjuangan para pendiri dan ekonom senior Indef.
Enny sadar bahwa banyak lembaga kajian ekonomi ataupun think tank yang
bertumbuh di Indonesia, tetapi berusia pendek karena kegagalan melakukan
regenerasi dan hanya bergantung pada tokoh satu dua individu. Dengan kesadaran tersebut,
Enny sejak awal memimpin Indef mewakafkan hidupnya untuk mencari anak-anak
muda di berbagai kampus yang kemudian dibimbing dan disiapkannya menjadi para
ekonom masa depan. Penulis merupakan salah satu peneliti muda generasi
pertama hasil kreasi Enny dalam mewarnai percaturan diskursus publik. Ikhtiar Enny dalam
menyiapkan generasi penerus tidak lain merupakan bentuk kecintaannya pada
lembaga Indef sehingga kelak akan lahir Faisal Basri muda, seperti yang
diidolakan Enny sejak masa mahasiswa. Menyadari jasanya yang besar tersebut,
para peneliti muda Indef tidak ragu menyematkan Enny sebagai seorang Ibu yang
melalui rahim perjuangannya berhasil melahirkan para peneliti muda yang ia
harapkan menjadi peneliti yang berani dan lantang dalam menyerukan keadilan.
Memori penulis masih membekas ketika Enny kerap kali mengingatkan para
peneliti muda Indef bahwa idealisme kaum intelektual jangan sampai tanggal
dilahap materialisme. Perhatiannya yang besar
dalam menyiapkan para ekonom muda berkarakter tentu tidak lepas dari
harapannya agar perekonomian Indonesia meraih kejayaan. Tidak hanya itu,
baktinya dalam mencetak generasi muda yang peka terhadap berbagai isu sosial
ekonomi diwujudkannya pula dengan dukungan terhadap Sekolah Ekonomi Politik
Indef yang diinisiasi para peneliti muda Indef. Sekolah Ekonomi Politik Indef telah
menjangkau ribuan mahasiswa Indonesia, baik di universitas dalam negeri
maupun yang berkuliah di luar negeri serta bahkan menyasar pula kepada para
wartawan muda sehingga mereka mendapatkan bekal pengetahuan ekonomi politik
yang berlandaskan nilai-nilai luhur Indef. Semangat Enny melalui
Indef dalam menularkan idealisme kepada para generasi muda di berbagai
perguruan tinggi sekaligus menjadi pelecut terhadap birokrasi kampus yang
saat ini terkesan memenjarakan roh intelektualisme mahasiswa dalam
menyuarakan keadilan sosial. Di sisi lain, Enny juga telah menjadi teladan bagi
para peneliti muda Indef khususnya dan menjadi sumber inspirasi bagi para
mahasiswa yang telah menyaksikan riwayat perjuangannya di berbagai media
nasional. Ciri khas Enny yang
melekat pada setiap advokasi masalah kebijakan publik yaitu sikapnya yang
tegas tetapi tetap luwes dan santun dalam menyampaikan pandangan. Gaya
hidupnya yang diliputi kesederhanaan dan apa adanya juga diakui oleh para
kolega sehingga tidak heran jika banyak pihak yang respek terhadap
keberpihakannya pada kepentingan umat. Kini, sosok rendah hati
yang dicintai oleh para jurnalis telah pergi untuk selamanya. Namun,
percayalah bahwa semangat dan cita-citanya tidak akan pernah padam karena
estafet perjuangannya telah beralih kepada para peneliti muda Indef yang
terus setia meneruskan idealismenya hingga keadilan ekonomi tegak di bumi
Indonesia. Enny telah berpulang
sebagai manusia paripurna yang berhasil merayakan kehidupannya dengan
mewariskan api perjuangan abadi. Gugur satu tumbuh seribu, semoga ikhtiar
almarhumah semasa hidup menjadi pahala mengalir berupa kelahiran ekonom muda
dan ekonom perempuan lainnya. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar