|
Pertanyaan dari anak muda yang baru
lulus dari perguruan tinggi adalah mengenai pekerjaan yang paling memberikan
kepuasan kerja. Mereka melihat bahwa banyak sebayanya yang sering pindah kerja
sehingga dapat menghambat kelancaran karier. Di lain pihak, mereka juga tahu
bahwa tidak mudah mencari pekerjaan saat ini. Apa saja patokan yang dapat
mereka pegang dalam bekerja?
Sejak dulu manusia tak bisa
menghindari bekerja. Menurut Pillemer (2011), pada tingkat paling dasar, kita
bekerja untuk bertahan hidup, seperti untuk memperoleh makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Pekerjaan bisa sangat bervariasi, tetapi prinsip dasarnya
adalah sama: kita mengganti sejumlah jam dari usia kita untuk uang, dan kita
menggunakan uang itu untuk hidup.
Memang, bagi banyak orang, kerja
punya arti yang lebih dari itu, di antaranya menjadi sumber utama dari makna
dan tujuan hidup, cara memperoleh harga diri dan prestasi, ataupun sarana untuk
membina hubungan dengan orang lain. Bahkan, kerja juga merupakan bagian inti
dari identitas kita: orang akan mempertimbangkan diri kita.
Dalam masyarakat modern, jarang
ditemukan seseorang menetap di satu pekerjaan sepanjang kariernya dibandingkan
mereka yang hidup pada generasi masa lalu. Pengamatan kasar menunjukkan bahwa
kebanyakan anak muda masa kini akan berpindah pekerjaan sekitar lima kali atau
lebih sepanjang kehidupan mereka.
Jalur karier dari mereka yang
berasal dari generasi terdahulu sesungguhnya juga sangat bervariasi. Beberapa
ada yang terus mengejar karier tunggal dengan bekerja selama puluhan tahun di
bidang yang sama. Yang lainnya berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Beberapa lainnya memilih alternatif bekerja dan berhenti sementara, termasuk
para ibu yang mengambil waktu untuk membesarkan anaknya.
Ada pula orang yang seumur hidup
memilih pekerjaan paruh waktu, tetapi dapat melanjutkan kegiatan sampingan di
bidang seni atau politik. Beberapa orang mencintai pekerjaan mereka, beberapa
tidak begitu peduli, dan yang lainnya baru menemukan kebahagiaan kerja di akhir
hidupnya.
Lima pelajaran
Hasil penelitian Pillemer (2011)
menyarikan lima pelajaran dalam mencari pekerjaan secara memuaskan dan mencapai
karier maksimal.
1. Pilihlah suatu karier untuk
imbalan intrinsik (sesuatu dari dalam diri), bukan untuk keuangan Anda.
Kesalahan terbesar yang dilakukan
orang dalam berkarier adalah memilih suatu profesi hanya berdasarkan potensi
penghasilan. Padahal, rasa memiliki suatu tujuan dan semangat untuk pekerjaan
seseorang akan mengalahkan perolehan gaji yang besar.
Jika ada karier lain yang Anda
ingin kejar tetapi Anda khawatir hal itu akan menurunkan pendapatan, tetaplah
mencoba melakukannya. Tidak ada waktu yang terbuang percuma untuk pengalaman
tersebut. Tidak ada buku yang dapat memberitahu kita secara tepat bagaimana
melakukan hal ini, tetapi temukan pelajaran mendasar di hati kita. Tidak ada
imbalan finansial yang dapat diperoleh untuk waktu yang hilang pada pekerjaan
yang membosankan Anda.
2. Jangan menyerah untuk mencari
pekerjaan yang membuat Anda bahagia.
Kita mungkin tidak langsung
memperoleh pekerjaan yang kita cintai pada percobaan pertama atau kedua. Banyak
yang mengalami ”salah jalan”. Namun, janganlah terus meraba-raba dalam
pekerjaan yang sebenarnya tidak Anda sukai. Orang-orang sering mengambil jalan
yang salah dalam memilih pekerjaan hanya berdasarkan gaji saja. Menurut para
ahli, kita tidak boleh berhenti mencari karier yang memuaskan. Ketekunan adalah
kunci untuk menemukan pekerjaan yang Anda cintai. Ini mungkin memakan waktu
bertahun-tahun, tetapi janganlah mudah menyerah.
3. Lakukan yang terbaik dari suatu
pekerjaan yang ”buruk”.
Banyak dari kita menemukan diri
kita berada dalam pekerjaan yang kurang ideal: tugas berlebihan, lokasi sangat
jauh dari tempat tinggal, lingkungan kerja pengap, tidak menyenangkan, atau tak
ada jalur naik jabatan. Untuk masa kini, mungkin lebih banyak situasi kerja
semacam ini.
Untuk itu, mari mencoba
memodifikasi lirik lagu Stephen Stills ”And
if you can’t be with the one you love, honey, love the one you’re with” dengan
kalimat seperti ini: ”Dan jika Anda tidak dapat memiliki pekerjaan yang Anda
cintai, carilah sesuatu yang berharga pada tugas yang tengah Anda pegang.” Jika
Anda menemukan diri berada dalam situasi kerja yang kurang ideal, jangan
sia-siakan pengalaman itu karena banyak senior kita telah belajar dari
pekerjaan yang buruk.
4. Keterampilan interpersonal
mengalahkan lainnya.
Para ahli sepakat bahwa tidak
peduli sehebat apa pun bakat dan kepandaian seseorang, kita harus memiliki
keterampilan interpersonal jika ingin berhasil di tempat kerja. Banyak anak
muda begitu terfokus pada pencapaian keahlian teknis hingga mereka melupakan
kunci utama keberhasilan pekerjaan, yaitu ciri pribadi empatis, mampu
mempertimbangkan, keterampilan mendengarkan, dan kemampuan untuk menyelesaikan
konflik di tempat kerja.
Satu prinsip yang mendasari
keterampilan interpersonal adalah memelihara kerendahan hati yang sehat. Para
senior mengatakan bahwa kita harus menghormati pengetahuan pekerja lain,
khususnya mereka yang hierarki kerjanya lebih rendah. Kita perlu belajar dari
setiap orang di tempat kerja, dan jalur ke arah kesuksesan kita akan terhambat
bila kita tak mampu memahami motivasi dan aspirasi para bawahan.
5. Setiap orang membutuhkan
otonomi.
Otonomi berarti kemampuan untuk
bertindak mandiri atas keinginan sendiri dan kebebasan untuk mengarahkan diri.
Berdasarkan pengalaman hidup para senior itu, otonomi dan fleksibilitas adalah
kunci untuk mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan dan lebih banyak memberi
kebebasan. Kepuasan karier sering bergantung pada seberapa banyak otonomi yang
Anda miliki dalam bekerja.
Carilah kebebasan untuk membuat
keputusan dan bergerak ke arah yang Anda minati tanpa terlalu banyak kontrol
dari atas. Anda dapat mencapai otonomi yang lebih besar melalui berbagai cara,
dari pilihan profesi untuk bekerja sesuai dengan cara Anda sampai ke posisi
tanggung jawab yang lebih besar untuk menangani bisnis milik sendiri.
Selamat bekerja. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar