Selasa, 27 Agustus 2013

Makna Visi Politik dalam Pilgub Jatim

Makna Visi Politik dalam Pilgub Jatim
Jainuri  ;    Dosen FISIP Univ. Muhammadiyah Malang,
Penulis Buku Orang Kuat Partai di Aras Lokal
OKEZONENEWS, 26 Agustus 2013


Suhu politik dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) semakin memanas. Empat pasangan calon yang resmi maju dalam laga pesta demokrasi lima tahunan itu melakukan kampanye politik dengan berbagai cara termasuk pemasangan iklan melalui media massa, poster, baliho, spanduk, stiker, buku, dan melakukan blusukan dari kampung ke kampung. Mereka mengadu strategi dan metode untuk meraih simpati masyarakat. Mereka mendekati Tokoh-Tokoh Masyarakat, Para Ulama/Kiyai, Pemuda, Tokoh Organisasi Masyarakat (Ormas), Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi, Politisi, Tukang Ojek, Pedagang, Petani, dan kelompok-kelompok masyarakat lain yang berpengaruh kuat di Jatim. Mereka memiliki tujuan yang sama yaitu mempengaruhi masyarakat Jatim agar memilih mereka untuk mencapai kemenangan menuju orang nomor satu dan dua di Propinsi Jawa Timur periode 2013-2018. Tentu dalam mempengaruhi masyarakat mereka menawarkan visi dan sejumlah program kerakyatan yang diharapkan masyarakat Jatim.

Masing-masing pasangan calon menawarkan visi strategis untuk membawa Jatim menuju daerah yang berdaya saing, bermartabat, dan berkeadaban dalam segala aspek. Mereka berusaha memahamkan dan meyakinkan masyarakat Jatim bahwa visi yang mereka usung adalah bentuk dari komitmen dan kepedulian untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jatim. Hemat saya keempat pasangan calon mengusung visi yang maknanya sama-sama baik bagi kehidupan masyarakat Jatim. Tentunya visi yang diusung masing-masing pasangan calon memiliki landasan dan dasar yang kuat. Mereka berargumen visi yang diusung adalah sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan harapan masyarakat Jatim. 

Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) sebagai incumbent mengusung visi meneruskan pembangunan Provinsi Jatim menuju provinsi yang berdaya saing dalam segala aspek. Makna yang terkadung dalam visi KarSa ini adalah meneruskan prestasi pembangunan yang telah diukir selama lima tahun kepemimpinannya. Harus diakui, dibawah kepemimpinan pasangan karSa, Propinsi Jatim meraih sejumlah prestasi yang membanggakan terutama dalam bidang pertanian dan industri serta dalam pengelolaan keuangan daerah (APBD). Prestasi-prestasi itu perlu dipertahankan dan dikembangkan sehingga dapat memberikan makna baik bagi kehidupan masyarakat Jatim menjadi lebih baik. Kendati demikian, pasangan KarSa mengakui masih terdapat banyak persoalan yang belum tuntas diselesaikan selama  lima tahun kepemimpinanya terutama terkait dengan kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, kedepannya nanti mereka akan melakukan upaya-upaya keras untuk memerangi kemiskinan dan pengangguran. Mereka berjanji akan memerangi kemiskinan dan pengangguran dengan menciptakan masyarakat Jatim yang terampil dalam segala bidang pekerjaan.

Pasangan Eggi-Sihat memiliki visi menjadikan masyarakat Jatim yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Eggi-Sihat mengusung visi ini bukan tanpa dasar. Mereka memiliki dasar teologis serta historis yang kuat dan bermakna positif bagi masa depan masyarakat Jatim seutuhnya. Menurutnya, taqwa adalah syarat utama untuk menjadi masyarakat makmur dan sejahtera. Allah SWT tidak akan memakmurkan suatu umat manakala umat itu tidak bertaqwa kepadaNya, sebaliknya apabila tingkat ketaqwaan masyarakat kepada Allah SWT tinggi maka secara langsung Allah SWT menurunkan rezki yang tidak disangka-sangka kepada hambanya yang bertaqwa itu. Inilah alasan teologis Eggi-Sihat mengusung visi Taqwa itu. Selain alasan teologis ini, Eggi-Sihat memiliki alasan historis dalam mengusung visinya itu yaitu Propinsi Jawa Timur dikenal sebagai pusatnya para alim ulama, para Kiai, dan para santri, bahkan sejarah provinsi Jatim pernah didiami para wali. Menurutnya akhir-akhir ini provinsi Jatim jauh dari ketaqwaan sehingga problematika kehidupan mewarnai provinsi di bagian timur pulau Jatim ini. 

Pasangan Bambang DH-Said mengusung visi menjadi masyarakat Jatim yang cerdas, sehat, dan sejahtera. Pasangan jempol ini menjadikan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai sektor yang harus diperhatikan dan diutamakan. Selain itu, pembangunan masyarakat desa tidak luput dari sorotan si Jempol yang diusung PDIP ini. Penulis melihat, visi yang diusung pasangan Bambang-Said ini terinspirasi dari pengalaman pak Bambang ketika memimpin Kota Surabaya. Program-program yang pernah ia lakukan di Kota Surabaya dinilai sangat sukses dan dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan dan surveinya, kebutuhan masyarakat Jatim seutuhnya tidak berbeda jauh dari kebutuhan masyarakat Kota Surabaya. Karena itu, mereka mengusung visi yang serupa ketika memimpin Kota Surabaya dan tentunya dengan desain yang lebih komprehensif sehingga menjangkau semua kepentingan masyarakat Jatim seutuhnya. 

Pasangan Khofifah-Herman (Berkah) mengusung visi menjadikan Provinsi Jawa Timur yang Berkah dalam segala bidang terutama bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pendidikan. Keberkahan dalam bidang pembangunan secara langsung memberikan makna positif bagi kehidupan masyarakat Jatim. Menurutnya, berkah hanya dapat diraih jika pemimpinnya menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, berdasarkan koridor hukum, dan berkeadilan. Pemimpin harus mampu mendatangkan keberkahan untuk masyarakatnya. Karena itu, pemimpin yang baik adalah syarat dari keberkahan itu. Mereka berkomitmen, jika memimpin Provinsi Jatim akan menjadi pemimpin yang baik sehingga membawa keberkahan bagi kehidupan masyarakat Jatim seutuhnya. 
  
Mencermati visi yang diusung seperti yang dijelaskan di atas mengarahkan pandangan dan pikiran kita semua untuk menyimpulkan bahwa keempat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang maju pada laga Pilgub adalah orang-orang yang memiliki mental, komitmen, gagasan, dan jiwa besar yang nantinya akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jatim. Karena itu, siapapun keempat pasangan calon tersebut yang memenangkan Pilgub secara langsung akan menjadikan masyarakat Jatim yang makmur dan sejahtera.  Persoalannya adalah visi yang diusung masih sebatas kata-kata yang setiap orang dapat saja melakukannya. Visi sangat mudah untuk diungkapkan tetapi sulit untuk mewujudkannya dalam tindakan nyata. 

Dalam politik praktis, seringkali politisi menjadikan visi sebagai lipservices (buah bibir) tanpa makna baik bagi perubahan kehidupan masyarakat. Visi hanya dijadikan sebagai senjata sesaat untuk meraih simpati  rakyat.     Seringkali visi yang diusung hanya disusun begitu saja tanpa kajian mendalam, pertimbangan rasional, dan tidak berdasarkan data-data riil yang terkait dengan kehidupan masyarakat dan pembangunan. Visi disusun sepihak oleh para politisi, gagasan dan idenya belum tentu searah dengan kebutuhan masyarakat sebagai sasaran dari visi itu. 
  
Harapannya di Pilgub Jatim tidak terdapat politisi yang menjadikan visi sebagai alat untuk meraih simpati belaka namun benar-benar menjadikan visi sebagai bagian dari ideologis yang melekat dalam diri, pikiran, dan hati sehingga nantinya dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Mewujudkan visi dalam tindakan nyata dibutuhkan karakter visioner dari pemilik visi itu. Karakter visioner yang dimaksud adalah karakter yang bertanggungjawab terhadap visi yang dimiliki. Karekter ini akan mendorong seseorang untuk berusaha sekuat tenaga menjadikan visi dalam tindakan nyata, menggerakan seluruh komponen organisasi untuk berperan aktif dalam menjalankan program pembangunan, dan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas. Semoga karakter visioner ini dimiliki keempat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim (KarSa, Enggi-Sihat, Bambang DH-Said, Berkah,) sehingga pesta demokrasi tidak sekadar pertarungan politik lima tahunan semata namun memberi arti baik untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Timur seutuhnya. Semoga!!! ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar