Sabtu, 31 Agustus 2013

Akselerasi Koperasi dan UMKM

Akselerasi Koperasi dan UMKM
Sujarwanto Dwiatmoko;  Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah
SUARA MERDEKA, 30 Agustus 2013


“Pemasyarakatan koperasi menjadi langkah awal mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Jateng”

SALAH satu masalah ekonomi yang masih kita hadapi adalah ketergantungan tinggi terhadap barang impor. Untuk mewujudkan kemandirian atau berdikari dalam bidang ekonomi, kita dapat memilih langkah pemberdayaan koperasi. Seperti dikatakan Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, koperasi mengajarkan semangat kepercayaan diri (self help) bagi anggota.

Berbagai masalah klasik dalam berusaha akan menjadi problem bersama. Ketika seseorang menjadi anggota koperasi maka persoalan kekurangan modal, kesulitan bahan baku, rendahnya efisiensi dan efektivitas produksi, hingga kesulitan pemasaran, yang semula harus dihadapi sendiri, akan dipecahkan bersama-sama.

Rasa kebersamaan dan gotong royong yang menjadi semangat berkoperasi akan memupuk kepercayaan diri dan keberanian tiap anggota untuk mengembangkan usaha secara optimal. Hal ini berujung pada peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat sekaligus menekan derasnya arus barang impor di pasar dalam negeri.

Kebijakan pemberdayaan periode 2008-2013 diarahkan pada perwujudan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mandiri, tangguh, berdaya saing, dan berperan utama dalam perekonomian rakyat Jateng. Hal itu bisa dicapai melalui peningkatan kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM.

Termasuk penciptaan iklim usaha yang kondusif, pengembangan produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal, pengembangan jaringan distribusi dan ekonomi, serta lembaga keuangan mikro (KSP/USP) hingga tingkat pedesaan, termasuk upaya menumbuhkan  wirausaha baru dan memperluas kesempatan kerja.

Hingga semester I/2013, upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM di provinsi ini menunjukkan hasil cukup menggembirakan. Hal itu dapat kita lihat dari berbagai penghargaan nasional dan internasional yang diperoleh Provinsi Jateng, antara lain sebagai Provinsi Penggerak Koperasi Tahun 2010 , Satya Lencana Pembangunan Bidang Koperasi dan Kepala Daerah Terbaik dalam Pengembangan Kewirausahaan bagi Gubernur Jateng 2011.

Kemudian, Juara II untuk Produk OVOP Knalpot Kabupaten Purbalingga dan Juara III untuk Produk OVOP Carica Kabupaten Wonosobo dari Korea Trade Investment Promotion Agency.
Meskipun upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM di Jateng telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak, realitasnya ada beberapa permasalahan di lapangan, antara lain masyarakat belum sepenuhnya memahami manfaat dan keunggulan koperasi sebagai sarana perekonomian, serta belum terjaganya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk karena keterbatasan sarana produksi, rendahnya pemanfaatan teknologi, dan keterbatasan  permodalan.

Dalam rangka menyambut kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, serta menghadapi ASEAN-China Free Trade Area, perlu upaya secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas SDM koperasi dan UMKM, terlebih menghadapi perkembangan iptek serta teknologi informatika.

Potensi Lokal

Langkah strategis pemberdayaan pada periode 2013-2018 dapat dilakukan melalui perwujudan koperasi yang berkualitas dan sehat serta mengembangkan produk unggulan daerah yang berdaya saing. Selain itu, menumbuhkan wirausaha baru dan perluasan kesempatan kerja, serta mewujudkan SDM pengelola yang kompeten. Empat langkah strategis itu untuk mewujudkan visi Dinas Koperasi dan UMKM Jateng 2013-2018: ’’Sejahtera Bersama Koperasi dan UMKM’’.

Langkah strategis pemberdayaan koperasi dan UMKM 2013-2018 di Jateng itu sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Inpres Nomor 6 Tahun 2007 tentang Percepatan Sektor Riil dan Pembangunan UMKM. Regulasi itu mengamanatkan pengembangan sentra melalui pendekatan one village one product (OVOP), yang didukung Instruksi Gubernur Nomor 518/23546 tentang Pengembangan Produk Unggulan Daerah Pedesaan melalui Pendekatan OVOP Berbasis Koperasi.

Pemilihan pemberdayaan melalui pendekatan OVOP mendasarkan pada tingginya keanekaragaman potensi lokal. Jateng memiliki banyak sentra UMKM tersebar merata dan mampu menghasilkan produk dengan kualitas baik dan berciri khas, semisal sentra batik di Pekalongan dan Solo, sentra ukir di Jepara, sentra knalpot di Purbalingga dan sebagainya.

Lewat pendekatan OVOP, pengembangan sentra lebih menitikberatkan peningkatan ciri khas masing-masing sehingga memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan global. Koperasi dipilih sebagai wadah pengembangan sentra karena bisa meningkatkan nilai tawar anggota ketika berhubungan dengan pihak ketiga.

Selain itu, koperasi mampu memenuhi berbagai kebutuhan anggota berkait bahan baku, permodalam, hingga akses pemasaran. Landasan semangat gotong royong yang menjadi jiwa koperasi menjadikannya sebagai wahana tepat bagi UMKM untuk mengembangkan usaha mengingat karakter masyarakat Jateng yang guyub rukun.

Pemasyarakatan koperasi menjadi langkah awal mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Jateng. Dengan dorongan kerja keras semua pihak dan pemangku kebijakan yang terkait maka cita-cita berdikari dalam bidang ekonomi sebagaimana diamanatkan Bapak Bangsa Soekarno-Hatta bisa cepat terwujud. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar