Selasa, 02 Juni 2015

Dari Sukma untuk Indonesia

Dari Sukma untuk Indonesia

Ahmad Baedowi  ;  Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
MEDIA INDONESIA, 01 Juni 2015


                                                                                                                                                           
                                                
PROFICIAT! Sekolah Sukma Bangsa (SSB) di Aceh meluncurkan tujuh buku penting yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam perhelatan wisuda keenam di Pidie pada 27 Mei 2015 lalu dan dihadiri langsung oleh Mendikbud Anies R Baswedan, kebanggaan terasa mengalir ke seluruh sivitas akademika SSB karena di usia sekolah yang kesembilan, para guru yang terlibat di dalamnya telah mampu menuliskan pengalaman mereka dalam mengelola sekolah dan menggawangi proses belajar-mengajar putra-putri Aceh.

Proses penulisan buku tersebut sesungguhnya bukanlah hal yang mudah, terutama ketika lebih kurang 20 guru yang terlibat di dalamnya mengumpulkan bahan berupa catatan, ingatan, foto, dan semua dokumen pengajaran yang selama ini dilakukan. Dari semua dokumen perjalanan sekolah yang tersedia, pengalaman berbagi dengan sekolah lain di luar Aceh merupakan modal yang sangat berharga dalam menyelesaikan penulisan buku-buku tersebut. Mengapa? 

Biasanya sekolah swasta selalu dianggap sebagai entitas yang berbeda dengan sekolah negeri sehingga apa yang bisa dan mungkin dilakukan sekolah swasta selalu dianggap teman-teman di sekolah negeri sebagai sesuatu yang mustahil.
Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan pengalaman SSB ketika menuliskan best practice mereka ke dalam sebuah buku karena apa yang ditulis setidaknya menunjukkan banyak hal yang semestinya juga bisa dilakukan sekolah Negeri. 

Setidaknya tujuh sekolah dari enam provinsi yang ikut menghadiri perhelatan wisuda dan peluncuran buku tersebut. SMKN I Mempawah Kalimantan Barat, SMP 6 Banjarmasin, SMA 7 Mataram NTB, SDN I Tamanan Kediri Jatim, SMPN 3 Rangkasbitung Lebak Banten, dan SMP/SMA Budi Mulia 2 Yogyakarta, serta SMP 2 dan 5 Muhammadiyah Yogyakarta memberikan testimoni betapa best practice yang ada di dalam buku-buku tersebut sangat mudah ditiru sekolah negeri.

Cerita SSB tak pernah berakhir karena sukma dalam maknanya yang paling asasi memang tak akan pernah mati. Tidak seperti jasad yang akan habis berbaur kembali dengan tanah ketika dikubur, sukma tetap akan hidup karena ‘nyawa, semangat, dan jiwa’ adalah milik Tuhan. Sekolah Sukma Bangsa pun harus tetap hidup, di hati para pe ngelolanya, orang-orang yang peduli terhadapnya, serta di hati para guru, siswa, dan orangtua serta masyarakat Aceh.

Dalam rangka menjaga semangat dan spirit keabadian sukma itulah kami menuliskan pengalaman mengelola sekolah kepada masyarakat Indonesia. Dari Aceh untuk Indonesia, dari Sukma untuk Indonesia, tim SSB merangkai pengalaman tersebut ke dalam bingkai empat pilar pengelolaan sekolah, yaitu manajemen sekolah efektif, pengembangan kapasitas guru, manajemen konflik berbasis sekolah, serta pemanfaatan IT dalam konteks sistem informasi sekolah terpadu online (SISTO).

Selain itu, ada dua buku tambahan yang juga tak kalah menarik, yaitu kumpulan kolom Calak Edu yang saya tulis sejak 2008 hingga hari ini di Media Indonesia, juga kumpulan artikel pendidikan yang pernah dimuat Media Indonesia dan ditulis orang-orang yang pernah terlibat secara emosional dengan keberadaan Sekolah Sukma Bangsa.

Dalam buku Manajemen Sekolah Efektif, hal paling mendasar yang diuraikan ialah prinsip-prinsip pembentukan visi dan misi sekolah secara jelas dan terukur, serta manajemen pengelolaan keuangan sekolah yang transparan dan terbuka dengan menggunakan strategi keranjang. Menurut pengalaman SSB, kedua isu manajemen sekolah ini merupakan jantung dari semua persoalan sekolah di Indonesia. Jika sebuah sekolah mengelola manajemen keuangannya berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan bertanggung jawab, pembentukan budaya sekolah akan jauh lebih mudah karena ada keterbukaan di dalamnya.

Dengan demikian, penyusunan rancangan anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS), jika dilaku kan dengan menggunakan strategi keranjang, pasti akan lebih mudah dalam proses penyiapan dan pelaksanaannya karena baik guru, kepala sekolah, siswa, orangtua, maupun pengawas sekolah secara bersamasama menyepakati program yang akan dilakukan.

Buku kedua Manajemen Konflik Berbasis Sekolah (MKBS), juga merupakan pengalaman praktis SSB dalam menerapkan pengelolaan konflik di sekolah berdasarkan kesepakatan para pihak yang ada di lingkungan sekolah. Sebagai sebuah saluran emosi yang harus dikelola secara cerdas dan menjunjung tinggi penghormatan kepada setiap guru, siswa, kepala sekolah, dan orangtua, MKBS sangat efektif dalam menurunkan angka perundungan siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, ataupun guru dengan kepala sekolah. 

Buku MKBS layak dijadikan acuan seluruh sekolah di Tanah Air yang selalu memiliki masalah dengan kekerasan di kalangan siswa dan lingkungan sekolah.
Buku ketiga Pengembangan Kapasitas Guru, menceritakan ragam dan jenis program pengembangan kapasitas guru yang dilakukan dalam sembilan tahun terakhir oleh SSB. Sebagai pemaknaan secara luas dari prinsip-prinsip professional development plan yang tertulis dalam statuta SSB, buku ini dimaksudkan dapat memberikan inspirasi bagi setiap sekolah dalam meningkatkan kemampuan pedagogis guru-guru mereka secara kreatif. 

Pengalaman SSB dalam merancang dan melaksanakan program pertukaran guru, misalnya, memberi dampak positif luar biasa bagi guru-guru SSB dan sekolah sahabat sukma lainnya, bahkan diakui lebih bermanfaat dan berfaedah ketimbang program sertifi kasi guru yang dilakukan pemerintah.

Dalam buku keempat, Sistem Informasi Sekolah, pengalaman SSB sejak 2006 menggunakan SISTO dirasakan banyak sekali manfaatnya bagi peningkatan kemampuan guru dalam mengevaluasi siswa secara komprehensif.

Penggunaan SISTO menjadi model tersendiri bagi SSB karena pola evaluasi yang deskriptif sejak awal berdiri dirasakan sangat membantu untuk melihat siswa bukan hanya dari kemampuan akademisnya, melainkan juga dari aspek perilaku dan perkembangan psikomotoriknya. Selain itu, pada tahun ketujuh penggunaannya, SISTO digunakan untuk mengevaluasi performansi guru berdasarkan kemampuan profesional, sosial, kepribadian, dan pedagogis guru.

Selamat kepada Sekolah Sukma Bangsa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar