Kepemimpinan
Baru di China
A Syaifuddin Zuhri ; Mahasiswa Program Beasiswa Master Hubungan Internasional di
Universitas Nanchang China
|
SUARA
MERDEKA, 16 November 2012
SEJAK Deng Xiaoping memperkenalkan ekonomi dan politik pada
sekitar 30 tahun lalu, kini China menikmati hasil yang luar biasa dalam
berbagai bidang, terutama ekonomi. Negeri Tirai Bambu itu bahkan punya
pengaruh besar dalam dunia politik internasional karena saat ini menjadi
kekuatan kedua terbesar ekonomi dunia, setelah Amerika Serikat.
Terlebih ketika dunia menghadapi krisis, perkembangan ekonomi China bisa dikatakan menjadi pendorong utama pergerakan ekonomi global. Bahkan, apa pun yang terjadi di dalam negeri itu, terutama terkait dengan politik, menjadi bahan utama sorotan dunia internasional. Minggu-minggu ini contohnya, Kongres Nasional Ke-18 Partai Komunis China menyedot perhatian dunia internasional. Mereka mencermati transisi kepemimpinan di partai itu, yang sangat berpengaruh terhadap proses pergantian kepemimpinan nasional tahun 2013. Kongres penanda pergantian pucuk pimpinan, dari Hu Jintao ke Xi Jinping. Salah satu agenda utama kongres adalah memilih anggota Komite Tetap Polit Biro Pusat, dan terpenting mempersiapkan calon presiden. Dalam hierarki Partai Komunis, kongres adalah forum tertinggi, dan secara struktural partai terdiri atas Komite Pengawas Disiplin Partai dan Komite Pusat Partai. Komite Pusat Partai terdiri atas sekretaris jenderal, Komite Tetap Polit Biro Pusat, Komite Polit Biro, Sekretaris, dan Komisi Militer Pusat. Kongres yang dihadiri 2.307 peserta itu berhasil memilih 205 anggota Komite Pusat, dengan 171 anggota alternatif. Partai Komunis merupakan partai yang berkuasa di pemerintahan walaupun ada 8 partai lain tapi hanya bisa bergerak di luar pemerintahan, dan bisa dikatakan tak punya pengaruh. Partai Komunis China beranggotakan sekitar 80 juta orang, terbesar di dunia, dan meneguhkan konsep sosialisme berkarakteristik China, sebagaimana diintroduksi Deng sekitar 30 tahun lalu. Paham itu lebih dikenal dengan Teori Sosialisme Pembangunan. Konsep itu mengombinasikan sosialisme dengan pasar atau market sosialism (Joshua S Goldstein,2005). Mereka berkeyakinan model inilah yang terbaik, dan menjadi fondasi utama reformasi pembangunan hingga pertumbuhannya yang luar biasa bisa dinikmati rakyat. Mereka menolak model politik Barat yang saat ini banyak menjadi anutan dunia. Kongres juga menelurkan tiga pesan akhir, yakni pertama; meningkatkan pendapatan penduduk perkotaan dan pedesaan, meningkatkan sistem jaminan sosial, mempersempit kesenjangan antara perkotaan-pedesaan dan regional. Kedua; pemprioritasan memerangi korupsi karena ini menyangkut hidup mati partai dan negara. Guna mencapai tujuan itu, mereka akan memperkuat kelembagaan guna melawan korupsi, serta meningkatkan integritas pejabat dan pemerintahan yang bersih. Ketiga; partai adalah penanggung jawab terbesar masa depan maka upaya-upaya khusus mengonsolidasikan kepemimpinan partai, meningkatkan demokrasi, mengoptimalkan sistem dan penegakan hukum, mutlak dilakukan. Setelah pemilihan Komite Pusat, kongres secara resmi ditutup, tetapi ada sesi khusus di luar kongres yang menjadi fokus utama, yaitu sidang pleno pemilihan Komite Tetap Anggota Polit Biro oleh Komite Pusat. Komite Pusat pada 15 November 2012 berhasil memilih 7 anggota Komite Tetap Polit Biro, yang memegang kunci kepemimpinan Partai Komunis 10 tahun mendatang, dan sangat berpengaruh dalam suksesi kepemimpinan. Komite Tetap Polit Biro beranggotakan Xi Jinping, Li Keqiang, Zhang Dejiang, Yu Zhengsheng, Liu Yunshan, Wang Qishan, dan Zhang Gaoli. Mereka menyepakati Xi Jinping sebagai sekjen, jabatan tertinggi di partai, menggantikan Hu Jintao. Pascaera keterbukaan yang dimotori Deng, sekjen Partai Komunis diproyeksikan menjadi capres. Kongres juga memproyeksikan Li Keqiang sebagai perdana menteri, menggantikan Wen Jiabao. Penekanan Ekonomi Walaupun berdasarkan konstitusi pemilihan pemimpin pemerintahan diputuskan lewat Kongres Rakyat Nasional pada Maret 2013, realitasnya yang paling menentukan siapa pemimpin China berikutnya adalah forum Kongres Nasional Partai Komunis. Xi Jinping, sebagai pemimpin masa depan diprediksikan meneruskan kebijakan pendahulunya yang dianggap sukses kendati ke depan negara itu menghadapi tantangan besar dalam persoalan lingkungan dan hubungannya dengan negara lain. Di dalam negeri, China menghadapi banyak kesenjangan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ,terutama di bagian barat dan timur. Adapun kebijakan politik luar negeri, diprediksi tetap berpegang pada paham yang dikenal dengan Lima Prinsip, yaitu saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, tidak saling serang, menghindari campur tangan urusan internal masing-masing negara, mengedepankan kesetaraan dan saling menguntungkan, dan hidup berdampingan secara damai. Sejatinya modal kepesatan kemajuan China adalah prinsip pijakan pembangunan yang damai dalam harmoni lingkungan internasional , serta perkembangan ekonomi dan politik yang berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia. Itulah sebabnya mengapa China selama 30 puluh tahun terakhir menjadikan ekonomi sebagai panglima karena mereka berpandangan dari ekonomi bisa tercipta stabilitas, baik di dalam negeri maupun dalam berhubungan dengan negara lain. Kemajuan ekonomi mereka juga terbukti memerankan posisi kunci dalam percaturan global. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar