|
Awal dekade
2010 Beijing menambah dana militernya 17,8 persen atau menjadi
US$ 79,27 miliar. Dana pertahanan satu dekade melonjak 19 kali.
Tiongkok
menegaskan kekuatanpertahanannya demi menjaga kedaulatan nasional dan
kesatuan teritorialnya. Dana 460,69 miliar yuan- setara US$
70,27 miliar, naik 17,8 persen sejak 2007 atau bertambah US$ 11,4 miliar.
Bahkan,
tahun 2011, Beijing menjadikannya 601 miliar yuan setara US$ 90 miliar, bertambah
US$ 20 miliar-12,5 persen. Biaya pertahanan setara untuk keamanan negeri
berpenduduk 1,328 miliar, PDB-nya US$ 12,8 triliun dan pendapatan per kapitanya
US$ 9.280.
APBN
dan dana pertahanan ditetapkan Kongres Rakyat Nasional, Maret 2011 era Presiden
Wen Jiabao. Analisis SIPRI 2012 menyatakan penambahan empat kali dana
pertahanan 10 tahun (2000-2010) dari US$ 30 miliar menjadi US$ 120 miliar.
Jubir Kongres
Rakyat (DPR) Li Zhaoxing, Maret 2009, menegaskan, “Tambahan
anggaran demi memperkuat kedaulatan dan integritas wilayah!” AS adidaya
penyeimbang Asia-Pasifik, aliansinya Jepang dan Taiwanterkejut. Pada
2011 Li Zhaoxing menepis kegalauan rival-rivalnya, bahwa
kenaikan semata-mata untuk gaji dan kesejahteraan 2,3 juta personel Tentara
Pembebasan Rakyat.
Kenaikannya menyamai
Jepang, Rusia dan Inggris, meskipun 10 kali lebih rendah dari US$ 515
miliar dana militer AS. Li Zhaoxing menjamin penambahan takkan mengancam
negara manapun, karena dipakai untuk gaji dan kesejahteraan 2,3 juta
personel militernya.
Angka 480,68
miliar yuan-setara US$ 79,27 miliar (naik 17,7 persen tahun 2007 dan 2008) spektakuler,
karena belanja militer Tiongkok melonjak 20 kali selama satu
dekade. Meskipun naik 6,3 persen dari APBN 2009, sedikit menurun dari
2008.
APBN
Tiongkok 2011, US$ 1,308 triliun, cadangan devisanya: US$ 1,28
triliun dana militernya 601 miliar yuan- setara US$ 90 miliar. Kenaikan ini
mencemaskan AS, yang satuan kapal induknya pernah terlibat
insiden Pulau Hainan dengan destroyer Tiongkok. AS penjamin
stabilitas dan kekuatan tunggal Asia Pasifik, tentu penasaran.
Jepang,
Korsel, Taiwan sekutu Washington pun cemas. Namun, Rusia
pemasok persenjataan diam. Jepang pemilik teknologi nuklir bertujuan
damai, mestinya tenang. Di Nigata Pantai Honshu tujuh reaktor nuklir
dikelola TEPCO-Tokyo Electric Power
Company.
Dana
militer Tiongkok menyamai Jepang, Rusia dan Inggris, meskipun 10 kali
lebih rendah dari AS, US$ 515 miliar. Li Zhaoxing menegaskan penambahan
takkan mengancam siapa pun, karena untuk gaji dan kesejahteraan
2,3 juta personel militer Tiongkok.
Jumlah
480,68 miliar yuan-setara US$ 79,27 miliar (naik 17,7 persen tahun 2007- 2008)
signifikan melonjak 19 kali-satu dekade. Lonjakan dana pertahanan
meraup 6,3 persen APBN 2009, sedikit menurun dari tahun 2008. APBN Tiongkok US$
1,308 triliun, dengan cadangan devisa US$ 1,28 triliun.
Kenaikan signifikan mencemaskan
AS yang Maret 2009 satuan kapal induknya terlibat insiden dekat Pulau
Hainan dengan divisi perusak Tiongkok. AS penasaran sebagai penjamin
stabilitas dan kekuatan tunggal di Asia Pasifik.
Direktur
Intelijen AS Dennis Blair, Februari 2009, menilai kenaikan dua digit dana militer
Tiongkok mengancam Taiwan. Hubungan Beijing-Taipei atau hubungan
antar-Selat Taiwan membaik, sejak tokoh Koumintang Presiden Ma Ying Yeou menjabat
Mei 2008. Normalisasi hubungan Beijing-Taipei ditandai saling kunjung. Meskipun
Beijing tetap mengancam menggunakan kekuatan militer bila Taiwan sebagai provinsi
pemberontak,menyatakan kemerdekaan.
Penulis
You Ji menegaskan sejak dekade 1990, Beijing memodernisasi militernya. Kualitas Tentara
Pembebasan Rakyat (TPR) rendah maka Beijing membuat transformasi spektakuler.
Intinya memosisikan TPR siapperang abad ke-21-Positioning the PLA for A
21st Century War.
Strategi
Berteknologi Tinggi
Modernisasi
TPR mengacu doktrin perang berteknologi tinggi, mencakup
restrukturisasi pengerahan semua unit tentara profesional yang mampu
berperang di abad baru.
Doktrin
baru ungkapan para jenderal: Strategi Pertahanan Nasional Berteknologi
Tinggi”-Gaojishu Guofang Zhanlie. Strategi rumusan para Panglima TPR
untuk merespons teknologi militer mutakhir. Jatuhnya Uni Soviet,
ketegangan dengan Barat dan Perang Teluk 1991, mendorong Beijing mereposisi
unit-unit militernya menghadapi era baru pasca-Perang Teluk.
Reposisi pasca-invasi
AS ke Afganistan 6 Oktober 2001 dan invasi Irak 20 Maret 2003. Dua panglima perumus penerapan
teknologi mutakhir, Laksamana Liu Huaqing dan Jenderal Zhang Zhen menegaskan:
“Pentingnya perang modern menggunakan teknologi tinggi.” Jenderal Zhang
mendesak TPR mencapai lima syarat, yakni berpikir militer, menguasai latihan,
taktik, riset dan pengembangan, serta strukturisasi kekuatan.
Dephan
AS dalam laporan tahunannya kepada Kongres 3 Maret 2008 menyatakan anggaran
militer Tiongkok kurang transparan. Beijing mengejar posisi adidaya dengan
mengutamakan “penguasaan persenjataan mutakhir, investasi pertahanan serta
penguasaan iptek.”
Tujuan
Dana Militer
Beijing
menegaskan dana militernya penyempurna teknologi peluru kendali, serta
transformasi. Pentagon menjelaskan alih teknologi persenjataan
Tiongkok dari AS, Eropa Barat dan Rusia. Kontak TPR-Pentagon
mencairkan ketegangan akibat biasnya informasi.
Dialog
militer Tiongkok-AS terhenti, akibat bantuan militer pemerintahan Bush
kepada Taiwan Oktober 2008 senilai US$ 6,5 miliar, termasuk rudal dan
helikopter serbu. Usul pelanjutan dialog pasca-kunjungan Menlu
Hillary Clinton ke Beijing, Indonesia dan Asia, Februari 2009.
Dialog
militer di Beijing 27-28 Februari 2009 bertema: Kebijakan Pertahanan.
Menurut jubir Dephan Hu Changming dialognya informal. Jubir
Kedubes AS di Beijing Susan Stevenson menolak merinci karena belumdiagendakan Pentagon
maupun Deplu AS. Ketegangan awal akibat persinggungan pesawat intai AS EP-3
dengan pesawat China tahun 2001.
Intelijen
Obama mengatakan bantuan persenjataan AS kepada Taipei, bertujuan
menyeimbangkan kekuatan di Selat Taiwan, istilah resmi Barat-AS tentang
hubungan Beijing-Taiwan. Direktur Intelijen AS Dennis Blair menegaskan, naiknya belanja
militer China 17,6 persen-atau US$ 61 miliar pada 2009 “mengancam
keamanan” Selat Taiwan.
AS
melukiskan China Cyber-Terorism dan suksesnya pengorbitan satelit komunikasi
Tiongkok Mei 1997 dan Mei 1998. Satelit-satelit Dongfanghong-3 memiliki 24
transponder, empat kali melampaui Satelit Dongfanghong-2. Sejak 1990-an Beijing
membangun GPS-Global Positioning System
penyempurna kapasitas komunikasi strategisnya.
Pengembangan
program antariksanya dibantu Prancis melalui Chinese Academy of Aerospace Technology. Awal
2000 China mengorbitkan pesawat antariksa 20 ton, menyusul 2007
pesawat berawak mengorbit bumi.
Tersedia 13
miliar yuan bagi pertahanan antariksa. Tahun 1994 Laksamana Liu Huaqing
meresmikan
Pusat Teknologi Antariksa penguji semua sistem dan melatih para
kosmonotnya. Tersedia jet-jet tempur termodern, 70-80 persen
dana tank, fregat, termasuk lima kapal selam berkelas Kilo.
Awal
2000, MiG-19/J-6 dihapus, personelnya dikurangi, biaya pemeliharaan,
biaya pembuatan dan impor pesawat tempur termodern dinaikkan.
TPR
membangun pusat AU terbesar Asia, dan kedua terbesar dunia, dengan 1.000
pesawat. Tahun 2000, tersedia 50 heli Mi-17, 52 Sukhoi, 100 rudal AA-8 dan
144 rudal AA-10 untuk Sukhoi-SU-27, serta 100 rudal SA-10 SAM, dan 100 jet buru
sergap. AU juga punya 10 pesawat Ilyushin 76 dan satu pengebom Il-28.
Menurut
Pentagon, Beijing mengabaikan keamanan Aspas, mengembangkan kemampuan-ambisi
militer strategis. Analis Andrew Moravcik mengatakan modernisasi
militer Tiongkok karena ketinggalan puluhan tahun. TPR kini realistis mengikuti situasi
geopolitik. Dana dasar US$ 58,8 miliar hanya sepersembilan
anggaran militer AS - US$ 534 miliar tahun 2010. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar