Energi
Kreatif Kebangkitan Bangsa
Sandiaga
S Uno ; Presiden
Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk,
Ketua Yayasan
Indonesia Forum
|
JAWA
POS, 21 Mei 2014
Bagi
Bangsa Indonesia, Mei merupakan bulan yang penuh momen berharga. Tanggal 1
Mei diperingati sebagai Hari Buruh, 2 Mei Hari Pendidikan Nasional, dan 20
Mei Hari Kebangkitan Nasional.
Hanya
saja, kalaupun seabad lebih usia kesadaran berbangsa telah diletakkan,
Indonesia baru berada di peringkat ke-121 dari sisi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) secara global. Tentu saja, hal tersebut harus menjadi agenda
mendesak bagi presidenwakil presiden terpilih beserta seluruh jajarannya
untuk menjadikan Indonesia sebagai negara di level tinggi dalam membangun
manusianya. Sayangnya, soal pembangunan manusia belum mendapatkan perhatian
utama dari para calon presiden-wakil presiden yang kini sedang bertarung
meraih dukungan politik.
Hal ini
terbukti dengan rendahnya wacana tentang hal tersebut daripada soal isu
mencari mitra koalisi. Padahal human capital dan pendidikan adalah tonggak
kebangkitan yang harus dijaga dan dipastikan mendapat perhatian utama
kebijakan pembangunan. Pendidikan adalah wahana anak muda Indonesia untuk
dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan agar siap berwirausaha ataupun
memasuki dunia kerja. Pendidikan merupakan energi penggerak utama kebangkitan
manusia Indonesia yang bermoral, rasional, percaya diri, kreatif, dan
berkualitas.
Antitesis
dari apa yang disebutkan wartawan senior Mochtar Lubis tentang manusia
Indonesia yang hipokrit, tidak bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya
takhayul, dan berkarakter lemah. Tentu saja, walaupun telah lama, apa yang
disampaikan Mochtar Lubis itu masih relevan sebagai kritik ke dalam agar
bangsa ini menyadari kekurangan dan bergegas bangkit meraih kemajuan.
Anak
Muda Kreatif
Beberapa
waktu lalu, saya mendapat kesempatan bertemu dengan Nurana Indah Paramitha
bersama mitra bisnisnya dari GIST Amerika Serikat. Nurana salah satu contoh
anak muda yang memiliki energi kreatif luar biasa, tak pernah kehabisan ide
bisnis. Sangat membanggakan, dalam berbagai kesempatan berkunjung ke
daerah-daerah di Indonesia dan negara lain, bertemu dengan banyak sekali anak
muda yang hebat dan penuh inovasi. Merekalah kekuatan utama Indonesia di masa
depan dengan segenap energi kreatif yang dimiliki.
Di era
ekonomi kreatif, human capital menjadi kunci keunggulan suatu bangsa. Sebuah
kesempatan maha penting untuk menyebar “virus berinovasi tiada henti” kepada
generasi muda. Kepada mereka harapan itu ditanamkan. Sejarah memberikan
bukti, perubahan di negeri ini selalu dimulai kaum muda. Dapat diakui, anak
muda Indonesia memiliki keunggulan dari sisi inovasi.
Dalam
GlobalCompetitive Index tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke-38.
Menariknya, inovasi menempati posisi tinggi di mana investasi perusahaan
untuk inovasi berada di peringkat ke-23. Anak muda kreatif dicirikan dengan
komunitasnya yang mengglobal, secara online, jaringannya mendunia dan
memiliki pasar yang mendunia. Anak muda yang seperti inilah, yang mengglobal,
menjadi kekuatan untuk percepatan transformasi Indonesia. Bayangkan bila
kualitas pendidikan sangat baik, akan ada jutaan anak muda Indonesia yang kreatif
sebagai aktor utama kemajuan bangsa.
Pemimpin
Transformatif-Inovatif
Kini
energi bangsa harus difokuskan pada upaya memilih pemimpin bangsa yang
mendorong peningkatan pembangunan manusia Indonesia. Waktu yang tepat,
harapan harus tetap dipelihara dan upaya bersama membangun bangsa harus
dikomandoi oleh manusia Indonesia terbaik. Dalam upaya mendorong percepatan
kemajuan bangsa, perpaduan pemimpin transformatif-inovatif dengan anak muda
yang kreatif akan menjadi kekuatan dahsyat.
Pemimpin
yang tidak hanya di levelnasional, tetapijugalokal. Mereka yang berhasil
mencairkan kebekuan dan kerumitan birokrasi. Melayani tiada henti dan
sejumlah terobosan yang cerdas untuk menyejahterakan rakyatnya. Indikatornya
sangat sederhana: pembangunan pendidikan, sosial-budaya, kesehatan, pelayanan
perizinan, dan kepentingan publik lainnya sangat mudah, murah, dan cepat.
Selain itu, lapangan kerja tersedia, fasilitas publik dan infrastruktur
tercukupi dengan baik.
Mereka
berhasil mentransformasikan birokrasinya menjadi pelayan dan rakyatnya
semakin sejahtera. Energi kreatif kebangkitan bangsa ada pada anak muda dan
pemimpinnya. Presiden baru diharapkan untuk fokus pada penguatan pendidikan,
kewirausahaan, dan penyebaran nilai kepedulian yang menjadi fondasi dasar,
rantai penguat bagi upaya membangun Indonesia yang berdaulat dalam jangka panjang.
Memang telah cukup banyak anak muda kreatif, tetapi harus terus ditingkatkan.
Kini
tinggal menunggu pemimpin nasional dan lokal, simbol bangsa, dan teladan yang
memberikan inspirasi. Kita telah memiliki Tri RismaharinidiSurabaya,
RidwanKamildi Bandung, Bima Arya di Bogor, Nurdin Abdullah di Bantaeng,
Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Mohammad
Ramdhan Pomanto di Makassar, dan Hendrar Prihadi (Hendi) di Semarang. Mereka
telah dan tengah berkarya di daerah masingmasing, juga berkontribusi pada
sebagian persoalan bangsa.
Kita
berharap akan semakin banyak pemimpin daerah yang inspiratif dan
transformatif. Optimisme dan kepercayaan diri harus tetap dijaga karena itu
modal utama untuk mengakselerasi capaian kesejahteraan. Kerja keras, cerdas,
tuntas, dan ikhlas dalam kegotongroyongan seluruh elemen bangsa sangat
diperlukan untuk merealisasi cita-cita Indonesia agar setara antara potensi
dan realisasinya. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar